Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Sapi Bebas PMK Terus Masuk

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Mendekati pelaksanaan Iduladha, stok hewan kurban di kota-kota besar terus ditingkatkan. Sebanyak 450 ekor sapi dari Sidrap, tiba di Jakarta kemarin (19/6) sore.

Sapi milik PT Berdikari United Livestock (BULS) Sidrap itu dipastikan aman atau terbebas dari virus penyakit kuku dan mulut (PMK).

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyambut langsung kedatangan ratusan ekor sapi tersebut. Dia menjelaskan sapi tersebut untuk pemenuhan Iduladha di wilayah Jabodetabek dan Bandung Raya.  "Pemerintah akan terus memasukkan sapi dari luar Pulau Jawa atau zona hijau (penyakit PMK), untuk memenuhi keperluan konsumen," tuturnya.

Arief mengatakan sebelumnya sudah tiba dua gelombang sapi dari berbagai Indonesia. Contohnya pada gelombang pertama berlabuh sebanyak 260 ekor sapi. Kemudian pada gelombang kedua tiba 2.300 ekor sapi. Untuk hari ini, Senin (20/6) dijadwalkan akan datang lagi 530 ekor sapi dari Bima.

"Jadi terus menerus kita masukkan sapi. Karena pada saat ini beberapa lokasi ada yang belum terbebas PMK," tuturnya. Seperti diketahui untuk daerah dengan kasus PMK yang tinggi, tidak boleh ada lalu lintas pengiriman sapi. Sehingga untuk menutup potensi permintaan yang tinggi, didatangkan sapi-sapi dari luar Jawa, khususnya daerah yang hijau kasus PMK.

Baca Juga:  Pelaku Bom Bunuh Diri Dimata Tetangga Rajin Beribadah, Baik dan Ramah

Arief menegaskan sapi-sapi yang masuk Jakarta itu sudah dipastikan sehat dan aman dikonsumsi. "Khususnya terbebas dari PMK," tuturnya. Dia juga menyampaikan harga daging sapi menjelang Idul Adha tidak mengalami lonjakan. Sebab masyarakat sudah memiliki banyak pilihan. Seperti daging sapi atau kerbau beku dan sapi hidup dari Australia.

"Kalau kita lihat kemarin jelang Idulfitri, ada beberapa pengamat yang menyampaikan harga (daging sapi) akan jadi Rp200 ribu/kg. Ternyata tidak," tuturnya. Dia mengatakan harga rata-rata daging sapi di Jabodetabek dan Bandung Raya masih di bawah Rp160 ribu/kg.

Dokter hewan sekaligus Kepala Lembaga Pemberdayaan Peternak Mustahik (LPPM) Baznas Ajat Sudrajat menyampaikan sejumlah upaya pencegahan penularan PMK untuk hewan ternak seperti sapi atau kambing. Dia mengakui bahwa penularan virus PMK tersebut cukup cepat. "Salah satunya melalui airdrop," tuturnya.

Baca Juga:  Batuk dan Pilek Berat Bisa Jadi Gejala Omicron BA.2

Dia mengatakan salah satu upaya mencegah penularan virus PMK adalah membatasi akses orang masuk ke kandang. Karena ada potensi penularan virus PMK dibawa oleh orang yang masuk ke kandang. Kemudian layaknya pada kasus Covid-19, diperlukan proses karantina hewan. Hewan yang baru didatangkan oleh peternak, sebaiknya dipisah dahulu. "Jangan langsung dicampur ke hewan ternak yang sudah ada di kandang," tuturnya.

Sementara itu jajaran Kementerian Pertanian (Kementan) terus meningkatkan proses vaksinasi PMK di sejumlah daerah. Rencananya mulai pekan ini, proses vaksinasi bisa dipantau secara online. Mentan Syahrul Yasin Limpo berharap dengan program vaksinasi itu, bisa menjadi upaya pengendalian virus PMK.

"Selain dengan vaksinasi, pengendalian PMK dilakukan dengan berbagai upaya. Seperti pengetatan lalu lintas hewan," katanya.(wan/jpg)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Mendekati pelaksanaan Iduladha, stok hewan kurban di kota-kota besar terus ditingkatkan. Sebanyak 450 ekor sapi dari Sidrap, tiba di Jakarta kemarin (19/6) sore.

Sapi milik PT Berdikari United Livestock (BULS) Sidrap itu dipastikan aman atau terbebas dari virus penyakit kuku dan mulut (PMK).

- Advertisement -

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyambut langsung kedatangan ratusan ekor sapi tersebut. Dia menjelaskan sapi tersebut untuk pemenuhan Iduladha di wilayah Jabodetabek dan Bandung Raya.  "Pemerintah akan terus memasukkan sapi dari luar Pulau Jawa atau zona hijau (penyakit PMK), untuk memenuhi keperluan konsumen," tuturnya.

Arief mengatakan sebelumnya sudah tiba dua gelombang sapi dari berbagai Indonesia. Contohnya pada gelombang pertama berlabuh sebanyak 260 ekor sapi. Kemudian pada gelombang kedua tiba 2.300 ekor sapi. Untuk hari ini, Senin (20/6) dijadwalkan akan datang lagi 530 ekor sapi dari Bima.

- Advertisement -

"Jadi terus menerus kita masukkan sapi. Karena pada saat ini beberapa lokasi ada yang belum terbebas PMK," tuturnya. Seperti diketahui untuk daerah dengan kasus PMK yang tinggi, tidak boleh ada lalu lintas pengiriman sapi. Sehingga untuk menutup potensi permintaan yang tinggi, didatangkan sapi-sapi dari luar Jawa, khususnya daerah yang hijau kasus PMK.

Baca Juga:  Mitra Pengemudi Ojol Tegas Tolak Tapera

Arief menegaskan sapi-sapi yang masuk Jakarta itu sudah dipastikan sehat dan aman dikonsumsi. "Khususnya terbebas dari PMK," tuturnya. Dia juga menyampaikan harga daging sapi menjelang Idul Adha tidak mengalami lonjakan. Sebab masyarakat sudah memiliki banyak pilihan. Seperti daging sapi atau kerbau beku dan sapi hidup dari Australia.

"Kalau kita lihat kemarin jelang Idulfitri, ada beberapa pengamat yang menyampaikan harga (daging sapi) akan jadi Rp200 ribu/kg. Ternyata tidak," tuturnya. Dia mengatakan harga rata-rata daging sapi di Jabodetabek dan Bandung Raya masih di bawah Rp160 ribu/kg.

Dokter hewan sekaligus Kepala Lembaga Pemberdayaan Peternak Mustahik (LPPM) Baznas Ajat Sudrajat menyampaikan sejumlah upaya pencegahan penularan PMK untuk hewan ternak seperti sapi atau kambing. Dia mengakui bahwa penularan virus PMK tersebut cukup cepat. "Salah satunya melalui airdrop," tuturnya.

Baca Juga:  Lebaran Tahun Ini, Ferry Ardiansyah dan Istri Dibuat Repot, Ada Apa?

Dia mengatakan salah satu upaya mencegah penularan virus PMK adalah membatasi akses orang masuk ke kandang. Karena ada potensi penularan virus PMK dibawa oleh orang yang masuk ke kandang. Kemudian layaknya pada kasus Covid-19, diperlukan proses karantina hewan. Hewan yang baru didatangkan oleh peternak, sebaiknya dipisah dahulu. "Jangan langsung dicampur ke hewan ternak yang sudah ada di kandang," tuturnya.

Sementara itu jajaran Kementerian Pertanian (Kementan) terus meningkatkan proses vaksinasi PMK di sejumlah daerah. Rencananya mulai pekan ini, proses vaksinasi bisa dipantau secara online. Mentan Syahrul Yasin Limpo berharap dengan program vaksinasi itu, bisa menjadi upaya pengendalian virus PMK.

"Selain dengan vaksinasi, pengendalian PMK dilakukan dengan berbagai upaya. Seperti pengetatan lalu lintas hewan," katanya.(wan/jpg)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari