TEHERAN (RIAUPOS.CO) – Saat Malam Lailatul Qadar, Pemerintah Iran membuka kembali masjid selama dua jam mulai tengah malam untuk iktikaf di tengah pandemi virus corona (Covid-19).
Seperti ditulis AFP, Menteri Kesehatan Saeed Namaki mengumumkan pembukaan kembali masjid dengan waktu terbatas pada tiga malam ganjil di 10 hari terakhir bulan Ramadan.
Saeed mengakui keputusannya tersebut sulit dan berisiko. Ia tak memungkiri jika keputusan untuk mengizinkan masjid dibuka dengan waktu terbatas menuai kritik dari sejumlah pihak.
Kendati demikian, Saeed memastikan tetap memberlakukan protokol kesehatan bagi jemaah yang menghabiskan waktu untuk beriktikaf pada malam Lailatul Qadar di masjid.
Masjid Al-Hussein di Teheran merupakan salah satu rumah ibadah yang kembali menerima kedatangan jemaah. Selain harus mengenakan masker ketika memasuki masjid, jemaah juga diminta untuk tetap menjaga jarak ketika duduk beribadah.
Terlepas dari kekhawatiran tertular virus, keputusan ini mendapat reaksi dari warga yang mengaku senang bisa menghabiskan waktu untuk bermuhasabah.
"Kami telah membawa masker dan sarung tangan sesuai dengan protokol kesehatan. Saya rasa jika kita mengikuti protokol keamanan dan kesehatan, maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan dan kita bisa tetap menghabiskan malam Lailatul Qadar," ujar Masoumeh, seorang ibu rumah tangga.
Senada, jemaah lain Mahmoudi mengaku senang dan tidak mau melewatkan kesempatan untuk bisa menghabiskan waktu di masjid kendati ada pembatasan waktu.
"Tentu saja semua orang khawatir dengan penyakit ini, termasuk keluarga saya. Saya memutuskan untuk datang ke masjid setelah memastikan menghormati jaga jarak dan protokol kesehatan," ujar Mahmoudi.
Iran menutup masjid-masjid dan tempat ibadah mulai Maret sebagai upaya menekan penularan virus corona.
Sejak melaporkan kasus pertama di Qom pada 19 Februari lalu, saat ini Iran mencatat 124.603 kasus virus corona. Sekitar 97.173 pasien dinyatakan sembuh dan angka kematian mencapai 7.119 jiwa.
Sumber: AFP/CNN/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun