- Advertisement -
(RIAUPOS.CO) — Di saat imbauan pemerintah untuk tidak melakukan aktivitas di luar rumah karena wabah Covid-19, sejumlah pedagang kaki lima sekitar simpang Teluk Rhu, Limapuluh cemas. Bukan karena tidak boleh keluar rumah atau sepi pembeli. Tapi, hari itu sedang ada aksi bentrok antar kelompok pemuda sambil bawa-bawa senjata tajam.
Ajo, penjual tebu yang berada di lokasi kejadian cemas bukan kepalang. Saat ditanya seorang pembeli, sebut saja Ovi, Ajo pun meluahkan kecemasannya.
- Advertisement -
“Mereka ribut gara-gara cat tiang listrik. Awalnya warna oranye terus berubah warna biru. Lalu mereka kelahi,” cerita Ajo menggebu-gebu.
“Alamaak! Gara-gara cat berang pula. Macam mana pula kisahnya tu, Da (Uda, panggilan abang orang Minang),” sambar Ovi.
‘’Berawal dari cat mengecat itulah pokoknya,” kata Ajo lagi, ‘’yang satu ngecat pakai warna lain, yang satu ganti pakai warna lain. Jadi berkelahi lah mereka’’.
- Advertisement -
“Ngeri juga ya, Da,” kata Ovi sambil bergumam, “ kenapa lah awak datang telat. Kalau cepat, kan bisa lihat keseruan tadi.” Alamaaak!(s)
(RIAUPOS.CO) — Di saat imbauan pemerintah untuk tidak melakukan aktivitas di luar rumah karena wabah Covid-19, sejumlah pedagang kaki lima sekitar simpang Teluk Rhu, Limapuluh cemas. Bukan karena tidak boleh keluar rumah atau sepi pembeli. Tapi, hari itu sedang ada aksi bentrok antar kelompok pemuda sambil bawa-bawa senjata tajam.
Ajo, penjual tebu yang berada di lokasi kejadian cemas bukan kepalang. Saat ditanya seorang pembeli, sebut saja Ovi, Ajo pun meluahkan kecemasannya.
- Advertisement -
“Mereka ribut gara-gara cat tiang listrik. Awalnya warna oranye terus berubah warna biru. Lalu mereka kelahi,” cerita Ajo menggebu-gebu.
“Alamaak! Gara-gara cat berang pula. Macam mana pula kisahnya tu, Da (Uda, panggilan abang orang Minang),” sambar Ovi.
- Advertisement -
‘’Berawal dari cat mengecat itulah pokoknya,” kata Ajo lagi, ‘’yang satu ngecat pakai warna lain, yang satu ganti pakai warna lain. Jadi berkelahi lah mereka’’.
“Ngeri juga ya, Da,” kata Ovi sambil bergumam, “ kenapa lah awak datang telat. Kalau cepat, kan bisa lihat keseruan tadi.” Alamaaak!(s)