Menyukai banyak konsep desain interior sekaligus, bisa terjadi pada banyak orang. Namun tak semua orang mampu untuk memadukan beberapa jenis konsep desain interior yang berbeda menjadi satu kesatuan. Seperti halnya yang dilakukan oleh Rosa Puspasari. Kesukaannya pada beberapa jenis konsep dekor mengantarkannya pada rumah yang tampak old sekaligus new secara bersamaan.
Diakuinya, bukan hal yang mudah untuk mewujudkan konsep tersebut. Ada proses panjang hingga akhirnya ia bisa memadupadankan beberapa konsep menjadi satu kesatuan yang sesuai menurut seleranya.
Dijelaskan pemilik akun Instagram @rumah.rosa ini, awalnya, rumah miliknya sudah mengalami tiga kali renovasi. Dengan tiga gaya interior yang berbeda-beda. Mulai dari minimalis, lalu colorful dan barulah direnovasi yang ke-3, tahun lalu. Saat itulah ia baru benar-benar menemukan style interior yang pas di hatinya.
"Dari dulu, saya suka sekali melihat desain eksterior dan interior rumah-rumah pedesaan di luar negeri. Lebih spesifik lagi Swedish Farmhouse. Tapi, saya juga menyukai gaya bohemian. Karena gaya bohemian menonjolkan gaya campuran antara gaya etnik, hippies dan juga vintage yang menurut saya bisa ngeblend banget sama style vintage dan rustic-nya pedesaan. Nah, interior saya sendiri terinspirasi dari kedua style tersebut. Saya suka sekali memadukan antara old dan new look," terang Beauty Entrepreneur ini pada Riau Pos.
Konsep itu ia pilih karena dinilai banyak menonjolkan sisi natural. Seperti kayu dan warna-warna bumi (hitam putih, abu-abu, coklat, cream, beige, dan terracotta). "Sejak renovasi terakhir, saya berusaha untuk tidak ke luar jalur dari warna-warna tersebut. Kalau pun harus menampilkan warna yang lebih bold saya biasanya memilih warna turunannya seperti oranye atau maron atau warna hijau dari tanaman. Konsep rumah dengan sentuhan vintage atau farmhouse menurut saya terasa warm, homey, menyatu dengan alam ke dalam ruangan rumah, walau pun kita tinggalnya di perkotaan," sambung cat lover ini.
Hal yang cukup menantang baginya dalam mendekor ialah saat harus memilih material dan pernak pernik yang kebanyakan harus custom atau dipesan khusus. "Interior yang didominasi dengan kayu juga cenderung harganya lebih tinggi dan kita juga harus punya referensi khusus tempat atau orang yang bisa membuat furnitur dengan finishing rustic yang menyerupai gaya farmhouse di luar negeri," terang wanita berhijab ini.
Ke depan, Rosa berharap, huniannya bisa selalu beradaptasi dengan tren perkembangan interior. Sebab, menurutnya, ia adalah orang cepat bosan. Jadi, secara regular, ia mencoba mix and match dekorasi di rumah. "Interior styling itu sangat dinamis namun bukan berati harus selalu membeli yang baru, dengan barang-barang yang ada kita selalu bisa membuat penyegaran," tuturnya.***
Laporan: SITI AZURA
Foto: KOLEKSI PRIBADI