Minggu, 7 Juli 2024

AS Dilanda Gelombang Keempat Penularan Covid-19

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — WHO menentang booster vaksin. Namun, pemerintah Amerika Serikat berpendapat lain. Mereka justru merekomendasikan vaksin dosis ketiga untuk menambah kekebalan tubuh. Bukan tanpa alasan Negeri Paman Sam membuat kebijakan tersebut. Itu karena mereka kini dilanda penularan gelombang keempat.

Otoritas kesehatan AS menyarankan agar penduduk mendapatkan booster vaksin 8 bulan setelah mereka mendapatkan dosis kedua. Rencananya pemberian vaksin tambahan itu dilakukan mulai pertengahan atau akhir September nanti.

- Advertisement -

Itu artinya, program vaksinasi besar-besaran di AS akan terus berlangsung. Hingga 16 Agustus lalu, sebanyak 168 juta penduduk AS sudah divaksin penuh. Itu setara dengan 63 persen populasi orang dewasa di negara yang dipimpin Presiden Joe Biden tersebut.

Varian Delta menjadi alasan utama penularan masif itu. Pusat Pencegahan dan Kontrol Penyakit (CDC) seperti dilansir USA Today mengungkapkan, saat ini 98,8 persen kasus Covid-19 di AS disebabkan oleh varian Delta. Virus SARS-CoV-2 itu menular dengan cepat di kalangan komunitas yang belum divaksin, terutama di Negara Bagian Florida, Alabama, Mississippi, Louisiana dan Texas. Gubernur Texas Greg Abbott Selasa (17/8) juga dinyatakan positif Covid-19.

Baca Juga:  Ronny Bugis Divonis 1,5 Tahun Penjara

Berdasar data Johns Hopkins University, total kasus Covid-19 di AS sudah mencapai 27 juta. Agustus menjadi bulan terburuk ketiga sepanjang tahun ini. Penularan masif sebelumnya terjadi pada Januari dan Februari. Tingginya angka penularan membuat sistem kesehatan di AS kewalahan. Saat ini per hari ada lebih dari 11 ribu orang dirawat di rumah sakit dengan gejala tertular Covid-19.

- Advertisement -

Sebanyak 46 dari 50 negara bagian mengalami kenaikan angka pasien rawat inap mencapai dua digit. "Ini tentu saja karena varian Delta dan mereka yang belum divaksin," tegas pakar penyakit menular di University of North Carolina David Wohl kepada The Washington Post.

Angka pasien dengan gejala parah juga naik. Menurut Wohl, jika saja semua orang sudah divaksin, situasinya tak separah saat ini. Meski booster vaksin mulai disarankan, banyak pihak meminta pemerintah tidak lupa untuk mengampanyekan dosis pertama, bagi mereka yang hingga kini belum divaksin.

Baca Juga:  Natuna Tempat Terbaik Isolasi WNI dari Wuhan

Sama seperti negara lain, di AS pun ada kelompok antivaksin. Lalu, ada golongan yang terlalu malas karena merasa sudah aman.

Di Harris County, Texas, pemerintah menawarkan kartu senilai 100 dolar AS (Rp1,4 juta) agar mereka mau divaksin. Kartu itu bisa dibelanjakan di toko tertentu. Di New York, semua pekerja kesehatan wajib divaksin. CDC juga mengeluarkan kebijakan untuk kembali memakai masker meski di dalam ruangan untuk area yang masih tinggi angka penularannya.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — WHO menentang booster vaksin. Namun, pemerintah Amerika Serikat berpendapat lain. Mereka justru merekomendasikan vaksin dosis ketiga untuk menambah kekebalan tubuh. Bukan tanpa alasan Negeri Paman Sam membuat kebijakan tersebut. Itu karena mereka kini dilanda penularan gelombang keempat.

Otoritas kesehatan AS menyarankan agar penduduk mendapatkan booster vaksin 8 bulan setelah mereka mendapatkan dosis kedua. Rencananya pemberian vaksin tambahan itu dilakukan mulai pertengahan atau akhir September nanti.

Itu artinya, program vaksinasi besar-besaran di AS akan terus berlangsung. Hingga 16 Agustus lalu, sebanyak 168 juta penduduk AS sudah divaksin penuh. Itu setara dengan 63 persen populasi orang dewasa di negara yang dipimpin Presiden Joe Biden tersebut.

Varian Delta menjadi alasan utama penularan masif itu. Pusat Pencegahan dan Kontrol Penyakit (CDC) seperti dilansir USA Today mengungkapkan, saat ini 98,8 persen kasus Covid-19 di AS disebabkan oleh varian Delta. Virus SARS-CoV-2 itu menular dengan cepat di kalangan komunitas yang belum divaksin, terutama di Negara Bagian Florida, Alabama, Mississippi, Louisiana dan Texas. Gubernur Texas Greg Abbott Selasa (17/8) juga dinyatakan positif Covid-19.

Baca Juga:  313 Ahmadiyah

Berdasar data Johns Hopkins University, total kasus Covid-19 di AS sudah mencapai 27 juta. Agustus menjadi bulan terburuk ketiga sepanjang tahun ini. Penularan masif sebelumnya terjadi pada Januari dan Februari. Tingginya angka penularan membuat sistem kesehatan di AS kewalahan. Saat ini per hari ada lebih dari 11 ribu orang dirawat di rumah sakit dengan gejala tertular Covid-19.

Sebanyak 46 dari 50 negara bagian mengalami kenaikan angka pasien rawat inap mencapai dua digit. "Ini tentu saja karena varian Delta dan mereka yang belum divaksin," tegas pakar penyakit menular di University of North Carolina David Wohl kepada The Washington Post.

Angka pasien dengan gejala parah juga naik. Menurut Wohl, jika saja semua orang sudah divaksin, situasinya tak separah saat ini. Meski booster vaksin mulai disarankan, banyak pihak meminta pemerintah tidak lupa untuk mengampanyekan dosis pertama, bagi mereka yang hingga kini belum divaksin.

Baca Juga:  Anak Hakim PN Medan Kaget, Tega Ibu Tiri Bunuh Ayahnya

Sama seperti negara lain, di AS pun ada kelompok antivaksin. Lalu, ada golongan yang terlalu malas karena merasa sudah aman.

Di Harris County, Texas, pemerintah menawarkan kartu senilai 100 dolar AS (Rp1,4 juta) agar mereka mau divaksin. Kartu itu bisa dibelanjakan di toko tertentu. Di New York, semua pekerja kesehatan wajib divaksin. CDC juga mengeluarkan kebijakan untuk kembali memakai masker meski di dalam ruangan untuk area yang masih tinggi angka penularannya.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari