Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Kedubes AS di Irak Kembali Dihantam Roket

BAGDAD  (RIAUPOS.CO) – Lokasi di sekitar Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Bagdad, Irak, diterjang roket pada Selasa (19/5/2020) waktu setempat. Namun belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Ledakan itu terdengar hingga ke seluruh kota dan memicu sirene keamanan di Kompleks Kedutaan Besar AS berbunyi. Meski demikian dilaporkan tidak ada korban dalam insiden tersebut. Juga belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu.

Sumber keamanan mengatakan kepada AFP,  seperti dilansir Moirror dan CNN, serangan roket di zona keamanan tinggi ini merupakan yang pertama dalam beberapa pekan.

Hantaman roket itu menambah daftar panjang serangan yang menyasar kepentingan AS di Irak sejak Oktober tahun lalu. Akan tetapi tidak ada satupun pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Baca Juga:  Tingkat Kemiskinan di Riau Terus Menurun

AS menuduh kelompok Hashsha al-Shaabi berada di balik serangkaian serangan roket ke kedutaan besar AS di Baghdad dan pangkalan yang menampung pasukan mereka.

Hashsha al-Shaabi merupakan kelompok yang didukung Iran, yakni jaringan militer yang secara resmi dimasukkan ke dalam pasukan keamanan negara Irak.

Serangan roket yang turut menewaskan personel bersenjata AS, Inggris dan Irak itu berdampak buruk pada hubungan antara Baghdad dan Washington.

Ketegangan kian memanas pada Januari lalu ketika AS membunuh jenderal Iran, Qasem Soleimani, dan komandan Irak Abu Mahdi al-Muhandis dalam serangan pesawat tak berawak.

Namun baik AS maupun Irak berharap dapat memperbaiki hubungan sejak Perdana Menteri Mustafa al-Kadhemi mengambil-alih kepemimpinan awal bulan ini. Rencananya mereka akan melakukan pembicaraan bilateral pada Juni mendatang.

Baca Juga:  Jokowi: PPh 21 Wartawan Masuk Daftar Pajak Ditanggung Pemerintah

Negosiasi diharapkan dapat menghasilkan kerangka kerja untuk kehadiran pasukan AS, yang telah dikerahkan ke Irak pada 2014 untuk memimpin koalisi melawan kelompok ISIS.

Akan tetapi kehadiran pasukan AS ditentang oleh Iran dan sekutunya. Mereka bersikeras agar pasukan AS segera meninggalkan negara itu.

Pada hari Ahad, Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan bahwa AS akan diusir dari Irak dan Suriah. Khamenei meyakini AS tidak akan tinggal lama di Irak atau Suriah.

Koalisi pimpinan AS telah menarik pasukan berkekuatan 7.500 orang di Irak tahun ini, setelah menganggap ancaman yang menurun dari ISIS dan kesulitan melatih pasukan Irak karena penyebaran virus corona. 

Sumber: AFP/CNN/Mirror/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun
 

BAGDAD  (RIAUPOS.CO) – Lokasi di sekitar Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Bagdad, Irak, diterjang roket pada Selasa (19/5/2020) waktu setempat. Namun belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Ledakan itu terdengar hingga ke seluruh kota dan memicu sirene keamanan di Kompleks Kedutaan Besar AS berbunyi. Meski demikian dilaporkan tidak ada korban dalam insiden tersebut. Juga belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu.

- Advertisement -

Sumber keamanan mengatakan kepada AFP,  seperti dilansir Moirror dan CNN, serangan roket di zona keamanan tinggi ini merupakan yang pertama dalam beberapa pekan.

Hantaman roket itu menambah daftar panjang serangan yang menyasar kepentingan AS di Irak sejak Oktober tahun lalu. Akan tetapi tidak ada satupun pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.

- Advertisement -
Baca Juga:  Akhirnya... India Bisa Terbang ke Bulan

AS menuduh kelompok Hashsha al-Shaabi berada di balik serangkaian serangan roket ke kedutaan besar AS di Baghdad dan pangkalan yang menampung pasukan mereka.

Hashsha al-Shaabi merupakan kelompok yang didukung Iran, yakni jaringan militer yang secara resmi dimasukkan ke dalam pasukan keamanan negara Irak.

Serangan roket yang turut menewaskan personel bersenjata AS, Inggris dan Irak itu berdampak buruk pada hubungan antara Baghdad dan Washington.

Ketegangan kian memanas pada Januari lalu ketika AS membunuh jenderal Iran, Qasem Soleimani, dan komandan Irak Abu Mahdi al-Muhandis dalam serangan pesawat tak berawak.

Namun baik AS maupun Irak berharap dapat memperbaiki hubungan sejak Perdana Menteri Mustafa al-Kadhemi mengambil-alih kepemimpinan awal bulan ini. Rencananya mereka akan melakukan pembicaraan bilateral pada Juni mendatang.

Baca Juga:  Tingkat Kemiskinan di Riau Terus Menurun

Negosiasi diharapkan dapat menghasilkan kerangka kerja untuk kehadiran pasukan AS, yang telah dikerahkan ke Irak pada 2014 untuk memimpin koalisi melawan kelompok ISIS.

Akan tetapi kehadiran pasukan AS ditentang oleh Iran dan sekutunya. Mereka bersikeras agar pasukan AS segera meninggalkan negara itu.

Pada hari Ahad, Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan bahwa AS akan diusir dari Irak dan Suriah. Khamenei meyakini AS tidak akan tinggal lama di Irak atau Suriah.

Koalisi pimpinan AS telah menarik pasukan berkekuatan 7.500 orang di Irak tahun ini, setelah menganggap ancaman yang menurun dari ISIS dan kesulitan melatih pasukan Irak karena penyebaran virus corona. 

Sumber: AFP/CNN/Mirror/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun
 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari