Jabatan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pekanbaru Firdaus-Ayat Cahyadi akan berakhir pada 22 Mei mendatang. Memimpin Kota Pekanbaru selama dua periode (10 tahun), kinerja pasangan ini pun dinilai.
(RIAUPOS.CO) – Pasangan Firdaus MT dan Ayat Cahyadi SSi mulai memimpin Kota Pekanbaru pada 2012-2017. Berlanjut 2017-2022. Total 10 tahun.
Plus minus kepemimpinan mereka dirasakan. Apresiasi pun diberikan kepada pasangan tersebut dari Wakil Ketua DPRD Pekanbaru Ir Nofrizal MM. Dia mengaku, mengikuti dan mendampingi Walikota dan Wakil Wali Kota Pekanbaru selama 10 tahun tersebut, dan sangat banyak kesan dan kenangan yang sudah dibukukan untuk kota ini.
‘’Terlepas masih adanya kekurangan dan PR, namun pengabdian mereka patut diapresiasi. Saya mendampingi beliau 10 tahun juga. Karenanya saya tahu betul bagaimana prestasi mereka, apa yang diperbuat untuk Kota Pekanbaru, tentu sangat banyak,’’ kata Nofrizal, kepada wartawan, beberapa waktu lalu.
Atas nama DPRD Kota Pekanbaru, Nofrizal katakan pihaknya tentu mengpresiasi. “Kami atas nama lembaga DPRD Pekanbaru menyampaikan, terima kasih yang setulus-tulusnya, atas pengabdian tulus Pak Firdaus-Ayat. Semoga menjadi ibadah,” tambahnya.
Politisi senior PAN ini tidak mau memberikan penilaian negatif atas pengabdian Firdaus-Ayat. ‘’Terlepas adanya PR (pekerjaan rumah, red) atau pun kekurangan yang berkaitan dengan pembangunan, tentu akan dilanjutkan dengan Pj Wali Kota Pekanbaru nantinya,’’ ungkapnya lagi.
Yang pasti, dia bersama anggota DPRD Pekanbaru lainnya berjanji, akan mengawalnya terus pembangunan tersebut.
’’Tentunya sampai program yang menyentuh masyarakat ini bisa direalisasikan atau terwujud,’’ papar Nofrizal.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Pekanbaru Ayat Cahyadi SSi sangat berterima kasih kepada lembaga DPRD Pekanbaru. Kepada masyarakat Kota Pekanbaru, atas nama Wali Kota Pekanbaru dan Wakil Wali Kota Pekanbaru yang sudah memimpin selama 10 tahun, Ayat Cahyadi mengakui, mungkin masih ada yang belum selesai dikerjakan.
“Alhamdulillah, Kota Pekanbaru sudah menjadi kota besar, mari sama-sama kita bangun. Semoga masyarakatnya jadi masyarakat relegius, sesuai dengan visi misi Kota Pekanbaru Metropolitan Madani,” katanya.
Diakui Ayat Cahyadi, mengenai pembangunan yang masih menjadi PR, sesuai RPJMD tentu sudah selesai. Memang tidak ada yang sempurna.
”Mungkin yang dirasakan kalau hujan lebat, banjir. Ini sebetulnya kita sudah punya masterplan sejak 2020. Tapi karena pandemi Covid-19, dan kondisi keuangan, sehingga dari ratusan titik banjir, baru sebagian yang bisa dikerjakan,” terangnya.
Meski demikian, untuk progres ke depan, dalam Musrenbang beberapa waktu laku yang dipimpinnya, pada tahun 2023 nanti, dari jumlah titik genangan banjir yang ada, harus selesai sekitar 25 persen.
Untuk PR lainnya, masih kata Ayat Cahyadi, mengenai kebersihan sampah dan kawasan industri tenayan (KIT). Program KIT memang belum selesai, karena Pemko Pekanbaru terkendali pembangunan jalan lingkar dan jembatan Siak V.
Ini PR yang masih ada. Termasuk halnya program water front city sejak 2002, belum selesai juga. Ini kami harapkan bisa dilanjutkan Pj Wali Kota Pekanbaru nanti. Karena masa jabatan Pj Wali Kota waktunya lama, lebih dari 2,5 tahun. Mari sama-sama kita sukseskan,” katanya mengajak.
Menanggapi soal masih adanya PR yang belum bisa diselesaikan, karena memang dinilai anggota Komisi IV DPRD Kota Pekanbaru Robin Eduar banyak faktor penyebab. Dan yang paling dahsyat itu ialah faktor anggaran, dampak Covid-19, dan juga recofusing anggaran.
’’Banyak faktor penyebabnya, harapan kita tentu ada banyak yang harus dijadikan prioritas jelang purna tugas ini, yakni masalah tunda bayar, ini harus di bayar lunas seluruhnya,’’ papar Robin.
Dan menyoal 10 tahun menjabat, politisi PDIP ini juga memberikan apresiasi tinggi. ’’Semoga saja Pj Wako nanti dapat menyelesaikan pekerjaan yang tertinggal dari pemerintahan saat ini, karena merupakan impian bersama, baik masalah banjir, sampah, infrastrukur,’’ terang Robin(***)
Laporan AGUSTIAR, Pekanbaru