Jumat, 22 November 2024

Belum Pikiran Lockdown, Pemerintah Siapkan Skenario Skrining Massal Virus Corona

- Advertisement -

JAKARTA(RIAUPOS.CO)– Jumlah kasus virus korona COVID-19 di Indonesia terus bertambah seiring  pelacakan kontak yang dilakukan dari pasien positif sebelumnya. Kondisi ini membuat pemerintah menyiapkan skenario. Presiden Joko Widodo sebelumnya memastikan belum memikirkan kebijakan lockdown. Kini justru ada pilihan untuk melakukan pemeriksaan atau skrining massal.

Juru Bicara Pemerintah Untuk COVID-19 Achmad Yurianto menjelaskan, pemerintah akan melakukan skrining massal. Saat ini skenario atau metodenya sedang dipersiapkan.

“Sedang kami persiapkan (skrining massal). Metode pemeriksaan ada beberapa macam. Tentunya kalau lihat dari sensivitasnya adalah dengan pemeriksaan dengan menggunakan metode PCR. Tapi menggunakan pemeriksaan imun sebagai skrining awal adalah sebuah keputusan yang baik. Kami akan melaksanakannya,” katanya dalam konferensi pers, Kamis (19/3).

- Advertisement -

Tujuannya, kata dia, agar secepat mungkin diketahui berbagai kasus positif di masyarakat. Sejauh ini, pemerintah merencanakan rapid test.

Baca Juga:  Bukan Sekadar Menabuh Kompang

Menurut Yurianto, saat rapid test massal (secara cepat) dapat menemukan kasus positif.  Akan juga ditemukan kasus positif dengan gejala sedang hingga ringan. Tetapi tetap harus dikonfirmasi dengan tes PCR.

“Pemeriksaan rapid dalam rangka meyakinkan masyarakat apakah dirinya tertular atau tidak. Tapi (positif) pun enggak seluruhnya dimaknai masuk RS. Kasus positif tanpa gejala atau gejala ringan akan disosialisasikan self isolation (di rumah) dengan monitoring puskesmas dan petugas kesehatan,” katanya.

- Advertisement -

“Tapi juga akan diikuti dengan penambahan sarana rawat inap apabila pasien itu pada kondisi sakit sedang atau berat. ini langkah yg harus kami lakukan terus menerus dan jadi upaya kami dalam pengendalian penyakit,” sambungnya.

Baca Juga:  Roadshow Pertama, Direktur Riau Pos Bertemu Bupati Inhil

Selama ini pemeriksaan spesimen virus Korona yang digunakan adalah dengan metode pengujian Polymerase Chain Reaction (PCR) dan Genome Sequencing. PCR bisa diketahui hasilnya positif atau negatif dalam waktu 24 jam dan Genome Sequencing dalam waktu 3 hari. Terkadang untuk meyakinkan, pemerintah melakukan kedua tes tersebut pada pasien sebelum akhirnya dinyatakan positif.

Yurianto melanjutkan peemeriksaan massal harus diikuti sosialisasi dan edukasi tentang bagaimana melaksanakan isolasi diri dan ditambah sarana untuk monitoring. Dan skrining juga akan melibatkan aplikasi digital.

“Akan bekerjasama dengan aplikasi digital. Dan aplikasi lainnya,” katanya.

Pemerintah juga sudah membuat kebijakan jarak sosial atau social distancing. Sehingga semua orang hatus mengurangi pertemuan di tengah keramaian.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Deslina

JAKARTA(RIAUPOS.CO)– Jumlah kasus virus korona COVID-19 di Indonesia terus bertambah seiring  pelacakan kontak yang dilakukan dari pasien positif sebelumnya. Kondisi ini membuat pemerintah menyiapkan skenario. Presiden Joko Widodo sebelumnya memastikan belum memikirkan kebijakan lockdown. Kini justru ada pilihan untuk melakukan pemeriksaan atau skrining massal.

Juru Bicara Pemerintah Untuk COVID-19 Achmad Yurianto menjelaskan, pemerintah akan melakukan skrining massal. Saat ini skenario atau metodenya sedang dipersiapkan.

“Sedang kami persiapkan (skrining massal). Metode pemeriksaan ada beberapa macam. Tentunya kalau lihat dari sensivitasnya adalah dengan pemeriksaan dengan menggunakan metode PCR. Tapi menggunakan pemeriksaan imun sebagai skrining awal adalah sebuah keputusan yang baik. Kami akan melaksanakannya,” katanya dalam konferensi pers, Kamis (19/3).

- Advertisement -

Tujuannya, kata dia, agar secepat mungkin diketahui berbagai kasus positif di masyarakat. Sejauh ini, pemerintah merencanakan rapid test.

Baca Juga:  Dukung Sikomandan, Wujudkan Swasembada Daging

Menurut Yurianto, saat rapid test massal (secara cepat) dapat menemukan kasus positif.  Akan juga ditemukan kasus positif dengan gejala sedang hingga ringan. Tetapi tetap harus dikonfirmasi dengan tes PCR.

- Advertisement -

“Pemeriksaan rapid dalam rangka meyakinkan masyarakat apakah dirinya tertular atau tidak. Tapi (positif) pun enggak seluruhnya dimaknai masuk RS. Kasus positif tanpa gejala atau gejala ringan akan disosialisasikan self isolation (di rumah) dengan monitoring puskesmas dan petugas kesehatan,” katanya.

“Tapi juga akan diikuti dengan penambahan sarana rawat inap apabila pasien itu pada kondisi sakit sedang atau berat. ini langkah yg harus kami lakukan terus menerus dan jadi upaya kami dalam pengendalian penyakit,” sambungnya.

Baca Juga:  DPR Dukung Penuh Uji Klinis Tahap III Vaksin Nusantara

Selama ini pemeriksaan spesimen virus Korona yang digunakan adalah dengan metode pengujian Polymerase Chain Reaction (PCR) dan Genome Sequencing. PCR bisa diketahui hasilnya positif atau negatif dalam waktu 24 jam dan Genome Sequencing dalam waktu 3 hari. Terkadang untuk meyakinkan, pemerintah melakukan kedua tes tersebut pada pasien sebelum akhirnya dinyatakan positif.

Yurianto melanjutkan peemeriksaan massal harus diikuti sosialisasi dan edukasi tentang bagaimana melaksanakan isolasi diri dan ditambah sarana untuk monitoring. Dan skrining juga akan melibatkan aplikasi digital.

“Akan bekerjasama dengan aplikasi digital. Dan aplikasi lainnya,” katanya.

Pemerintah juga sudah membuat kebijakan jarak sosial atau social distancing. Sehingga semua orang hatus mengurangi pertemuan di tengah keramaian.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Deslina

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari