Rabu, 9 April 2025
spot_img

Wisman Cina Anjlok, Singapura Andalkan Wisman Indonesia

SINGAPURA (RIAUPOS.CO) —  Kebijakan pemerintah Singapura terkait dengan wabah corona bakal berdampak pada sektor pariwisata. Larangan masuk bagi turis Cina akan mengurangi kunjungan wisatawan internasional ke Singapura. Sebab, Cina menyumbangkan sekitar 20 persen dari kunjungan total wisatawan asing ke Negeri Singa itu.

"Sektor pariwisata Singapura menghadapi tantangan terbesarnya setelah wabah SARS pada 2002," ujar Chief Executive Singapore Tourism Board (STB) Keith Tan Selasa (18/2). Namun, tidak seperti saat SARS dulu, kali ini Singapura lebih tangguh.

Sektor pariwisata Singapura, menurut Tan, juga lebih siap menghadapi wabah penyakit seperti korona kali ini. "Destinasi wisata kami atraktif, punya pipeline produk pariwisata yang kuat, dan memiliki portofolio yang beragam," katanya.

Baca Juga:  Kesra Jadwalkan Agenda Safari Ramadan Keliling di Rohul

Merebaknya Covid-19 membuat STB merumuskan langkah-langkah efektif yang perlu ditempuh untuk menjaga keamanan dan kenyamanan para wisatawan. Apalagi, virus yang kali pertama terdeteksi di Wuhan, Cina, itu masih berpotensi meluas.

“Dengan dukungan industri dan joint taskforce yang kami bentuk, kami akan terus meningkatkan kapabilitas untuk bangkit dari Covid-19 ini,” tuturnya.

Singapura optimistis mampu mempertahankan kinerja industri pariwisatanya. Apalagi, kunjungan wisatawan asing selain dari Cina masih tinggi. Khususnya dari Indonesia. Kini Indonesia merupakan penyumbang wisatawan terbesar kedua bagi Singapura. Tahun lalu kunjungannya mencapai 3,11 juta wisatawan.

"Singapura masih menjadi destinasi wisata yang menarik bagi Indonesia. Angka pertumbuhannya terus naik," ungkap Indriati Permanasari, manajer STB Indonesia.

Baca Juga:  Film Nasional Bebas Membidik Pasar Luar Negeri

Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal

SINGAPURA (RIAUPOS.CO) —  Kebijakan pemerintah Singapura terkait dengan wabah corona bakal berdampak pada sektor pariwisata. Larangan masuk bagi turis Cina akan mengurangi kunjungan wisatawan internasional ke Singapura. Sebab, Cina menyumbangkan sekitar 20 persen dari kunjungan total wisatawan asing ke Negeri Singa itu.

"Sektor pariwisata Singapura menghadapi tantangan terbesarnya setelah wabah SARS pada 2002," ujar Chief Executive Singapore Tourism Board (STB) Keith Tan Selasa (18/2). Namun, tidak seperti saat SARS dulu, kali ini Singapura lebih tangguh.

Sektor pariwisata Singapura, menurut Tan, juga lebih siap menghadapi wabah penyakit seperti korona kali ini. "Destinasi wisata kami atraktif, punya pipeline produk pariwisata yang kuat, dan memiliki portofolio yang beragam," katanya.

Baca Juga:  Sepekan BJ Habibie Dirawat, Kondisi Belum Stabil

Merebaknya Covid-19 membuat STB merumuskan langkah-langkah efektif yang perlu ditempuh untuk menjaga keamanan dan kenyamanan para wisatawan. Apalagi, virus yang kali pertama terdeteksi di Wuhan, Cina, itu masih berpotensi meluas.

“Dengan dukungan industri dan joint taskforce yang kami bentuk, kami akan terus meningkatkan kapabilitas untuk bangkit dari Covid-19 ini,” tuturnya.

Singapura optimistis mampu mempertahankan kinerja industri pariwisatanya. Apalagi, kunjungan wisatawan asing selain dari Cina masih tinggi. Khususnya dari Indonesia. Kini Indonesia merupakan penyumbang wisatawan terbesar kedua bagi Singapura. Tahun lalu kunjungannya mencapai 3,11 juta wisatawan.

"Singapura masih menjadi destinasi wisata yang menarik bagi Indonesia. Angka pertumbuhannya terus naik," ungkap Indriati Permanasari, manajer STB Indonesia.

Baca Juga:  Sakau, Pecandu Narkoba Cekik Bapak Sendiri

Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos
spot_img

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

Wisman Cina Anjlok, Singapura Andalkan Wisman Indonesia

SINGAPURA (RIAUPOS.CO) —  Kebijakan pemerintah Singapura terkait dengan wabah corona bakal berdampak pada sektor pariwisata. Larangan masuk bagi turis Cina akan mengurangi kunjungan wisatawan internasional ke Singapura. Sebab, Cina menyumbangkan sekitar 20 persen dari kunjungan total wisatawan asing ke Negeri Singa itu.

"Sektor pariwisata Singapura menghadapi tantangan terbesarnya setelah wabah SARS pada 2002," ujar Chief Executive Singapore Tourism Board (STB) Keith Tan Selasa (18/2). Namun, tidak seperti saat SARS dulu, kali ini Singapura lebih tangguh.

Sektor pariwisata Singapura, menurut Tan, juga lebih siap menghadapi wabah penyakit seperti korona kali ini. "Destinasi wisata kami atraktif, punya pipeline produk pariwisata yang kuat, dan memiliki portofolio yang beragam," katanya.

Baca Juga:  Film Nasional Bebas Membidik Pasar Luar Negeri

Merebaknya Covid-19 membuat STB merumuskan langkah-langkah efektif yang perlu ditempuh untuk menjaga keamanan dan kenyamanan para wisatawan. Apalagi, virus yang kali pertama terdeteksi di Wuhan, Cina, itu masih berpotensi meluas.

“Dengan dukungan industri dan joint taskforce yang kami bentuk, kami akan terus meningkatkan kapabilitas untuk bangkit dari Covid-19 ini,” tuturnya.

Singapura optimistis mampu mempertahankan kinerja industri pariwisatanya. Apalagi, kunjungan wisatawan asing selain dari Cina masih tinggi. Khususnya dari Indonesia. Kini Indonesia merupakan penyumbang wisatawan terbesar kedua bagi Singapura. Tahun lalu kunjungannya mencapai 3,11 juta wisatawan.

"Singapura masih menjadi destinasi wisata yang menarik bagi Indonesia. Angka pertumbuhannya terus naik," ungkap Indriati Permanasari, manajer STB Indonesia.

Baca Juga:  Polres Rohil Musnahkan Barang Bukti Ekstasi

Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal

SINGAPURA (RIAUPOS.CO) —  Kebijakan pemerintah Singapura terkait dengan wabah corona bakal berdampak pada sektor pariwisata. Larangan masuk bagi turis Cina akan mengurangi kunjungan wisatawan internasional ke Singapura. Sebab, Cina menyumbangkan sekitar 20 persen dari kunjungan total wisatawan asing ke Negeri Singa itu.

"Sektor pariwisata Singapura menghadapi tantangan terbesarnya setelah wabah SARS pada 2002," ujar Chief Executive Singapore Tourism Board (STB) Keith Tan Selasa (18/2). Namun, tidak seperti saat SARS dulu, kali ini Singapura lebih tangguh.

Sektor pariwisata Singapura, menurut Tan, juga lebih siap menghadapi wabah penyakit seperti korona kali ini. "Destinasi wisata kami atraktif, punya pipeline produk pariwisata yang kuat, dan memiliki portofolio yang beragam," katanya.

Baca Juga:  Sepekan BJ Habibie Dirawat, Kondisi Belum Stabil

Merebaknya Covid-19 membuat STB merumuskan langkah-langkah efektif yang perlu ditempuh untuk menjaga keamanan dan kenyamanan para wisatawan. Apalagi, virus yang kali pertama terdeteksi di Wuhan, Cina, itu masih berpotensi meluas.

“Dengan dukungan industri dan joint taskforce yang kami bentuk, kami akan terus meningkatkan kapabilitas untuk bangkit dari Covid-19 ini,” tuturnya.

Singapura optimistis mampu mempertahankan kinerja industri pariwisatanya. Apalagi, kunjungan wisatawan asing selain dari Cina masih tinggi. Khususnya dari Indonesia. Kini Indonesia merupakan penyumbang wisatawan terbesar kedua bagi Singapura. Tahun lalu kunjungannya mencapai 3,11 juta wisatawan.

"Singapura masih menjadi destinasi wisata yang menarik bagi Indonesia. Angka pertumbuhannya terus naik," ungkap Indriati Permanasari, manajer STB Indonesia.

Baca Juga:  Jumat Barokah dengan Gotong Royong dan Bersedekah

Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari