Kamis, 19 September 2024

Postingan Rasis tentang Kamala Harris Dihapus Facebook

SAN FRANCISCO (RIAUPOS.CO) – Facebook menghapus postingan rasis tentang Kamala Harris dari grup “penyebaran kebencian”. Ini dilakukan setelah perusahaan pertemanan raksasa itu diberitahu BBC tentang konten kebencian itu. BBC menyatakan jika konten itu disebarkan oleh sekelompok grupnamun Facebook menolak mengambil tindakan. Nama grup itu tidak disebutkan.

Facebook pun menghapusnya karena dianggap melanggar kebijakan. Unggahan itu termasuk klaim seperti Harris bukan warga negara resmi karena warisan Jamaika-India-nya. Posting lain mengatakan dia “tidak cukup hitam” untuk Demokrat. Postingan lain mengatakan dia akan dideportasi kembali ke India.

Harris bukanlah satu-satunya target grup tersebut. Facebook juga menghapus ratusan kiriman seksual eksplisit tentang orang lain.

Insiden ini sempat menimbulkan pertanyaan tentang seberapa besar kekuatan yang dimiliki perusahaan atas sensor dan apa yang seharusnya boleh atau tidak oleh diizinkan secara online.

- Advertisement -
Baca Juga:  Konser Penutup Tahun, Slank Targetkan 35 Ribu Slankers Hadir

Lembaga think tank media pun mengatakan jaringan sosial tidak cukup untuk mengawasi konten berbahaya itu. Media Matters America mengatakan seharusnya Facebook tidak perlu diperingatkan pihak lain tentang konten rasis, yang disebut sebagai “buah yang digantung rendah”.

“Penghapusan konten ini oleh Facebook hanya setelah ditandai oleh media kepada mereka mengonfirmasi bahwa aturan dan pedoman yang mereka buat kosong karena mereka sedikit atau tidak berusaha dalam mendeteksi dan penegakan. Kami berbicara tentang buah yang paling rendah tergantung dari perspektif deteksi. Namun, ini luput dari perhatian Facebook sampai ditandai oleh pihak ketiga,” kata Presiden Grup, Angelo Carusone, dikutip Daily Mail.

- Advertisement -

Seperti diketahui, Harris (56), adalah wanita kulit hitam pertama yang pernah terpilih sebagai Wakil Presiden AS. Penghapusan konten tersebut sebagai akibat dari pelanggaran kebijakan Facebook. Dia lahir di California dari ibu India dan ayah Jamaika.

Baca Juga:  DPRD Minta Pemkab Perhatikan Pengelolaan Sawit

Selama pemilihan, perusahaan tersebut menyensor banyak postingan Presiden Donald Trump, mengklaim postingan tersebut tidak akurat atau menyesatkan. 

Sumber: Daily Mail/News/AP
Editor: Hary B Koriun

SAN FRANCISCO (RIAUPOS.CO) – Facebook menghapus postingan rasis tentang Kamala Harris dari grup “penyebaran kebencian”. Ini dilakukan setelah perusahaan pertemanan raksasa itu diberitahu BBC tentang konten kebencian itu. BBC menyatakan jika konten itu disebarkan oleh sekelompok grupnamun Facebook menolak mengambil tindakan. Nama grup itu tidak disebutkan.

Facebook pun menghapusnya karena dianggap melanggar kebijakan. Unggahan itu termasuk klaim seperti Harris bukan warga negara resmi karena warisan Jamaika-India-nya. Posting lain mengatakan dia “tidak cukup hitam” untuk Demokrat. Postingan lain mengatakan dia akan dideportasi kembali ke India.

Harris bukanlah satu-satunya target grup tersebut. Facebook juga menghapus ratusan kiriman seksual eksplisit tentang orang lain.

Insiden ini sempat menimbulkan pertanyaan tentang seberapa besar kekuatan yang dimiliki perusahaan atas sensor dan apa yang seharusnya boleh atau tidak oleh diizinkan secara online.

Baca Juga:  Sri Mulyani Curhat soal Naikkan Cukai Rokok

Lembaga think tank media pun mengatakan jaringan sosial tidak cukup untuk mengawasi konten berbahaya itu. Media Matters America mengatakan seharusnya Facebook tidak perlu diperingatkan pihak lain tentang konten rasis, yang disebut sebagai “buah yang digantung rendah”.

“Penghapusan konten ini oleh Facebook hanya setelah ditandai oleh media kepada mereka mengonfirmasi bahwa aturan dan pedoman yang mereka buat kosong karena mereka sedikit atau tidak berusaha dalam mendeteksi dan penegakan. Kami berbicara tentang buah yang paling rendah tergantung dari perspektif deteksi. Namun, ini luput dari perhatian Facebook sampai ditandai oleh pihak ketiga,” kata Presiden Grup, Angelo Carusone, dikutip Daily Mail.

Seperti diketahui, Harris (56), adalah wanita kulit hitam pertama yang pernah terpilih sebagai Wakil Presiden AS. Penghapusan konten tersebut sebagai akibat dari pelanggaran kebijakan Facebook. Dia lahir di California dari ibu India dan ayah Jamaika.

Baca Juga:  DPRD Minta Pemkab Perhatikan Pengelolaan Sawit

Selama pemilihan, perusahaan tersebut menyensor banyak postingan Presiden Donald Trump, mengklaim postingan tersebut tidak akurat atau menyesatkan. 

Sumber: Daily Mail/News/AP
Editor: Hary B Koriun

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari