Rabu, 18 September 2024

Ide AK PWI Muncul dari Temu Redaktur Kebudayaan di Siak

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Anugerah Kebudayaan PWI Pusat (AK-PWI), untuk bupati/wali kota, ternyata idenya dari Temu Redaktur Kebudayaan (TRK) se-Indonesia pada 2014, di Siak, Riau. Acara tahunan yang digelar oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Kebudayaan, saat itu mengangkat tema "Pers, Politik Kebudayaan dan Kebudayaan Politik".

"Ide Anugerah Kebudayaan ini, saya dapatkan setelah menggelar Temu Redaktur Kebudayaan di Siak, Riau, tahun 2014. Pada saat itu Bupati Siak, Pak Syamsuar, yang kini menjabat Gubernur Riau," papar Ketua Pelaksana AK-PWI Yusuf Susilo Hartono, Kamis, (16/9/2021), dalam acara Sosialisasi AK-PWI pada HPN 2022 di Kendari, Sulawesi Tenggara.

​Hadir dalam sosialisasi secara daring tersebut Ketua Umum PWI Pusat Atal S Depari selaku Penangungjawab HPN, Ketua Panitia HPN Auri Jaya, dan Hj Nur Endang Abbas Sekda Provinsi Sulawesi Tenggara. Juga para Ketua PWI provinsi/kabupaten/kota dan para kepala dinas dari berbagai kabupaten/kota di Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, NTT, NTB, hingga Maluku Utara.

Baca Juga:  Demi Selingkuhan, Koptu Muslimin Bayar Eksekutor Rp120 Juta untuk Habisi Istri

Menurut Yusuf, pada saat menggelar TRK di Siak itu, kapasitasnya sebagai Ketua Departemen Wartawan Film, Kebudayaan dan Pariwisata. Setelah mencermati berbagai wacana yang berkembang dalam TRK, dia menyadari banyak hal penting terkait realitas pers, politik kebudayaan dan kebudayaan politik.

- Advertisement -

"Di antaranya era otonomi daerah yang desentralistik- pasca runtuhnya Orde Baru yang sentralistik memunculkan bupati/wali kota hasil dari iklim politik transaksional. Maka untuk memajukan kebudayaan nasional, perlu memperkuat kapasitas dan kapabilitas bupati/wali kota," ujarnya.

Pers sebagai pilar keempat demokrasi, harus turut ambil bagian dalam hal ini. Selain melalui pemberitaan dan kontrol sosial, pers dapat mengapresisasi melalui sebuah ajang penghargaan. ​Pada saat ide itu diajukan kepada Ketua Umum PWI Pusat, saat itu H Margiono, langsung setuju. Setahun kemudian AK-PWI pertama digelar, hasilnya diumumkan pada puncak peringatan HPN 2016 di Lombok, NTB.

- Advertisement -
Baca Juga:  DPR Minta Pemerintah Berikan Pelayanan Haji Maksimal

"Penghargaan diserahkan di depan Presiden oleh Menko PMK Puan Maharani, kepada tujuh kepala daerah di antaranya Bupati Banyuwangi Azwar Anas, Bupati Purwakarta Dedy Mulyadi, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, dan Bupati Wakatobi Hugua," paparnya.

Selanjutnya AK-PWI 2021 di gelar di HPN Jakarta. Sedangkan AK-PWI 2022 di Kendari-Sulawesi Tenggara. Mengambil tema "Memenangkan Kesehatan, Kemanusiaan, dan Mewujudkan Perilaku Baru, Berbasis Informasi dan Kebudayaan".

Laporan: Soleh Saputra (Pekanbaru)
Editor: RInaldi

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Anugerah Kebudayaan PWI Pusat (AK-PWI), untuk bupati/wali kota, ternyata idenya dari Temu Redaktur Kebudayaan (TRK) se-Indonesia pada 2014, di Siak, Riau. Acara tahunan yang digelar oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Kebudayaan, saat itu mengangkat tema "Pers, Politik Kebudayaan dan Kebudayaan Politik".

"Ide Anugerah Kebudayaan ini, saya dapatkan setelah menggelar Temu Redaktur Kebudayaan di Siak, Riau, tahun 2014. Pada saat itu Bupati Siak, Pak Syamsuar, yang kini menjabat Gubernur Riau," papar Ketua Pelaksana AK-PWI Yusuf Susilo Hartono, Kamis, (16/9/2021), dalam acara Sosialisasi AK-PWI pada HPN 2022 di Kendari, Sulawesi Tenggara.

​Hadir dalam sosialisasi secara daring tersebut Ketua Umum PWI Pusat Atal S Depari selaku Penangungjawab HPN, Ketua Panitia HPN Auri Jaya, dan Hj Nur Endang Abbas Sekda Provinsi Sulawesi Tenggara. Juga para Ketua PWI provinsi/kabupaten/kota dan para kepala dinas dari berbagai kabupaten/kota di Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, NTT, NTB, hingga Maluku Utara.

Baca Juga:  Bupati: Sering Dikejar, Nelayan Natuna Tidak Takut Berlayar

Menurut Yusuf, pada saat menggelar TRK di Siak itu, kapasitasnya sebagai Ketua Departemen Wartawan Film, Kebudayaan dan Pariwisata. Setelah mencermati berbagai wacana yang berkembang dalam TRK, dia menyadari banyak hal penting terkait realitas pers, politik kebudayaan dan kebudayaan politik.

"Di antaranya era otonomi daerah yang desentralistik- pasca runtuhnya Orde Baru yang sentralistik memunculkan bupati/wali kota hasil dari iklim politik transaksional. Maka untuk memajukan kebudayaan nasional, perlu memperkuat kapasitas dan kapabilitas bupati/wali kota," ujarnya.

Pers sebagai pilar keempat demokrasi, harus turut ambil bagian dalam hal ini. Selain melalui pemberitaan dan kontrol sosial, pers dapat mengapresisasi melalui sebuah ajang penghargaan. ​Pada saat ide itu diajukan kepada Ketua Umum PWI Pusat, saat itu H Margiono, langsung setuju. Setahun kemudian AK-PWI pertama digelar, hasilnya diumumkan pada puncak peringatan HPN 2016 di Lombok, NTB.

Baca Juga:  Gubri Irup Prosesi Pedang Pora Pernikahan Putra Sekdako Dumai

"Penghargaan diserahkan di depan Presiden oleh Menko PMK Puan Maharani, kepada tujuh kepala daerah di antaranya Bupati Banyuwangi Azwar Anas, Bupati Purwakarta Dedy Mulyadi, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, dan Bupati Wakatobi Hugua," paparnya.

Selanjutnya AK-PWI 2021 di gelar di HPN Jakarta. Sedangkan AK-PWI 2022 di Kendari-Sulawesi Tenggara. Mengambil tema "Memenangkan Kesehatan, Kemanusiaan, dan Mewujudkan Perilaku Baru, Berbasis Informasi dan Kebudayaan".

Laporan: Soleh Saputra (Pekanbaru)
Editor: RInaldi

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari