Rabu, 9 April 2025
spot_img

WHO Tegaskan Tak Ada yang Kebal dari Covid-19

JAKARTA, (RIAUPOS.CO) –  Isu Herd Immunity atau kekebalan kawanan kembali diperbincangkan. Dalam konsep itu, semakin banyaknya lonjakan kasus harian, akan bisa membuat masyarakat kebal. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak merekomendasikan negara-negara mengeluarkan apa yang disebut sertifikat kekebalan untuk virus corona. Sebab para ilmuwan masih tidak yakin apakah antibodi Covid-19 mengurangi risiko infeksi ulang.

Artinya tak ada satupun orang bisa kebal dari Covid-19. Dan tidak ada jaminan pula orang yang sudah terinfeksi, tak terinfeksi lagi. Mereka bisa kembali terinfeksi Covid-19 dan sudah terjadi di beberapa negara.

"Kami tidak memiliki informasi itu. Oleh karena itu, bisa saja seseorang kemudian mengalami infeksi baru karena kekebalan hanya dapat bertahan beberapa bulan. Kami tidak merekomendasikan itu (sertifikat kebal Covid-19)," kata Asisten Direktur Organisasi Kesehatan Pan Amerika WHO, Dr Jarbas Barbosa seperti dilansir dari CNBC, Kamis (17/9).

Baca Juga:  Rekrut PSK dari Medsos, Tarif Sekali Kencan Rp2 Juta

Antibodi umumnya diproduksi sebagai respons terhadap partikel asing atau antigen yang menyerang tubuh dan membantu sistem kekebalan tubuh melawan infeksi. Ahli kesehatan mengatakan belum ada cukup data untuk menunjukkan bahwa antibodi virus corona memastikan kekebalan terhadap virus.

Sebuah studi kecil yang diterbitkan di Nature Medicine pada Juni menunjukkan, antibodi virus corona hanya dapat bertahan dua hingga tiga bulan setelah seseorang terinfeksi virus. Para peneliti di Distrik Wanzhou, Cina membandingkan respons antibodi dari 37 orang tanpa gejala dengan pasien yang bergejala.

Mereka menemukan bahwa orang tanpa gejala memiliki respons antibodi yang lebih lemah daripada mereka yang memiliki gejala.

Pada  Juni, Pakar Penyakit Menular AS Dr Anthony Fauci, mengatakan jika Covid-19 bertindak seperti virus corona lainnya, kemungkinan durasi kekebalannya tidak akan lama.(jpg)

Baca Juga:  Perkiraan Jokowi Ibu Kota Baru Pakai APBN tak Lebih Rp100 Triliun

 

JAKARTA, (RIAUPOS.CO) –  Isu Herd Immunity atau kekebalan kawanan kembali diperbincangkan. Dalam konsep itu, semakin banyaknya lonjakan kasus harian, akan bisa membuat masyarakat kebal. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak merekomendasikan negara-negara mengeluarkan apa yang disebut sertifikat kekebalan untuk virus corona. Sebab para ilmuwan masih tidak yakin apakah antibodi Covid-19 mengurangi risiko infeksi ulang.

Artinya tak ada satupun orang bisa kebal dari Covid-19. Dan tidak ada jaminan pula orang yang sudah terinfeksi, tak terinfeksi lagi. Mereka bisa kembali terinfeksi Covid-19 dan sudah terjadi di beberapa negara.

"Kami tidak memiliki informasi itu. Oleh karena itu, bisa saja seseorang kemudian mengalami infeksi baru karena kekebalan hanya dapat bertahan beberapa bulan. Kami tidak merekomendasikan itu (sertifikat kebal Covid-19)," kata Asisten Direktur Organisasi Kesehatan Pan Amerika WHO, Dr Jarbas Barbosa seperti dilansir dari CNBC, Kamis (17/9).

Baca Juga:  Lakukan Vaksinasi Pelajar dan Door to Door

Antibodi umumnya diproduksi sebagai respons terhadap partikel asing atau antigen yang menyerang tubuh dan membantu sistem kekebalan tubuh melawan infeksi. Ahli kesehatan mengatakan belum ada cukup data untuk menunjukkan bahwa antibodi virus corona memastikan kekebalan terhadap virus.

Sebuah studi kecil yang diterbitkan di Nature Medicine pada Juni menunjukkan, antibodi virus corona hanya dapat bertahan dua hingga tiga bulan setelah seseorang terinfeksi virus. Para peneliti di Distrik Wanzhou, Cina membandingkan respons antibodi dari 37 orang tanpa gejala dengan pasien yang bergejala.

Mereka menemukan bahwa orang tanpa gejala memiliki respons antibodi yang lebih lemah daripada mereka yang memiliki gejala.

Pada  Juni, Pakar Penyakit Menular AS Dr Anthony Fauci, mengatakan jika Covid-19 bertindak seperti virus corona lainnya, kemungkinan durasi kekebalannya tidak akan lama.(jpg)

Baca Juga:  Gelombang Capai Dua Meter KSOP Keluarkan Imbauan

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos
spot_img

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

WHO Tegaskan Tak Ada yang Kebal dari Covid-19

JAKARTA, (RIAUPOS.CO) –  Isu Herd Immunity atau kekebalan kawanan kembali diperbincangkan. Dalam konsep itu, semakin banyaknya lonjakan kasus harian, akan bisa membuat masyarakat kebal. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak merekomendasikan negara-negara mengeluarkan apa yang disebut sertifikat kekebalan untuk virus corona. Sebab para ilmuwan masih tidak yakin apakah antibodi Covid-19 mengurangi risiko infeksi ulang.

Artinya tak ada satupun orang bisa kebal dari Covid-19. Dan tidak ada jaminan pula orang yang sudah terinfeksi, tak terinfeksi lagi. Mereka bisa kembali terinfeksi Covid-19 dan sudah terjadi di beberapa negara.

"Kami tidak memiliki informasi itu. Oleh karena itu, bisa saja seseorang kemudian mengalami infeksi baru karena kekebalan hanya dapat bertahan beberapa bulan. Kami tidak merekomendasikan itu (sertifikat kebal Covid-19)," kata Asisten Direktur Organisasi Kesehatan Pan Amerika WHO, Dr Jarbas Barbosa seperti dilansir dari CNBC, Kamis (17/9).

Baca Juga:  Perkiraan Jokowi Ibu Kota Baru Pakai APBN tak Lebih Rp100 Triliun

Antibodi umumnya diproduksi sebagai respons terhadap partikel asing atau antigen yang menyerang tubuh dan membantu sistem kekebalan tubuh melawan infeksi. Ahli kesehatan mengatakan belum ada cukup data untuk menunjukkan bahwa antibodi virus corona memastikan kekebalan terhadap virus.

Sebuah studi kecil yang diterbitkan di Nature Medicine pada Juni menunjukkan, antibodi virus corona hanya dapat bertahan dua hingga tiga bulan setelah seseorang terinfeksi virus. Para peneliti di Distrik Wanzhou, Cina membandingkan respons antibodi dari 37 orang tanpa gejala dengan pasien yang bergejala.

Mereka menemukan bahwa orang tanpa gejala memiliki respons antibodi yang lebih lemah daripada mereka yang memiliki gejala.

Pada  Juni, Pakar Penyakit Menular AS Dr Anthony Fauci, mengatakan jika Covid-19 bertindak seperti virus corona lainnya, kemungkinan durasi kekebalannya tidak akan lama.(jpg)

Baca Juga:  Kuasa Hukum Terdakwa Kasus Asabri Yakin Ada Penerapan Hukum yang Keliru

 

JAKARTA, (RIAUPOS.CO) –  Isu Herd Immunity atau kekebalan kawanan kembali diperbincangkan. Dalam konsep itu, semakin banyaknya lonjakan kasus harian, akan bisa membuat masyarakat kebal. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak merekomendasikan negara-negara mengeluarkan apa yang disebut sertifikat kekebalan untuk virus corona. Sebab para ilmuwan masih tidak yakin apakah antibodi Covid-19 mengurangi risiko infeksi ulang.

Artinya tak ada satupun orang bisa kebal dari Covid-19. Dan tidak ada jaminan pula orang yang sudah terinfeksi, tak terinfeksi lagi. Mereka bisa kembali terinfeksi Covid-19 dan sudah terjadi di beberapa negara.

"Kami tidak memiliki informasi itu. Oleh karena itu, bisa saja seseorang kemudian mengalami infeksi baru karena kekebalan hanya dapat bertahan beberapa bulan. Kami tidak merekomendasikan itu (sertifikat kebal Covid-19)," kata Asisten Direktur Organisasi Kesehatan Pan Amerika WHO, Dr Jarbas Barbosa seperti dilansir dari CNBC, Kamis (17/9).

Baca Juga:  Gelombang Capai Dua Meter KSOP Keluarkan Imbauan

Antibodi umumnya diproduksi sebagai respons terhadap partikel asing atau antigen yang menyerang tubuh dan membantu sistem kekebalan tubuh melawan infeksi. Ahli kesehatan mengatakan belum ada cukup data untuk menunjukkan bahwa antibodi virus corona memastikan kekebalan terhadap virus.

Sebuah studi kecil yang diterbitkan di Nature Medicine pada Juni menunjukkan, antibodi virus corona hanya dapat bertahan dua hingga tiga bulan setelah seseorang terinfeksi virus. Para peneliti di Distrik Wanzhou, Cina membandingkan respons antibodi dari 37 orang tanpa gejala dengan pasien yang bergejala.

Mereka menemukan bahwa orang tanpa gejala memiliki respons antibodi yang lebih lemah daripada mereka yang memiliki gejala.

Pada  Juni, Pakar Penyakit Menular AS Dr Anthony Fauci, mengatakan jika Covid-19 bertindak seperti virus corona lainnya, kemungkinan durasi kekebalannya tidak akan lama.(jpg)

Baca Juga:  Kuasa Hukum Terdakwa Kasus Asabri Yakin Ada Penerapan Hukum yang Keliru

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari