JAKARTA (RIAUPOS.CO)– Akar bajakah asal Palangka Raya, Kalimantan Tengah mendadak viral setelah 3 siswa SMA menemukan manfaatnya sebagai obat kanker payudara. Sebelum akar bajakah viral, sebetulnya pengobatan alternatif untuk pasien kanker dengan resep herbal adalah hal yang umum. Namun, hanya digunakan sebagai pelengkap (komplementer).
Internis, Konsultan Hematologi dan Onkologi RS Kanker Dharmais Jakarta dr. Ronald A. Hukom menjelaskan pengobatan alternatif mengacu pada perawatan yang digunakan untuk menggantikan terapi standar. Pengobatan alternatif telah digunakan di seluruh dunia selama berabad-abad. Tetapi karena sifatnya pengobatan komplementer, mereka belum melalui tahap uji yang ketat.
“Banyak dari terapi alternatif ini berakar pada sistem medis alternatif. Sistem ini memiliki cara berbeda dalam memahami tubuh manusia, penyakit, dan penyembuhan. Akibatnya, mereka (obat alternatif) berbeda kadang-kadang secara makna dari kedokteran Barat,” jelasnya kepada JawaPos.com baru-baru ini.
Pengobatan Medis Alternatif
1. Pengobatan Tradisional Tiongkok
Umumnya menggunakan akupunktur, tai chi, qigong, herbal, dan pijat untuk membuka blokir jalur energi internal yang diyakini mengalir melalui tubuh.
2. Pengobatan Ayurvedic
Cara pengobatan kuno dari India, yang berusaha untuk menyelaraskan pikiran, tubuh, dan roh melalui makanan, meditasi, dan pijatan.
3. Naturopati dan Homeopati
Pengobatan ini menggunakan herbal, tumbuhan, dan produk alami lainnya untuk membantu tubuh menyembuhkan dirinya sendiri.
4. Metode Penyembuhan Pribumi
Pengobatan ini berasal dari kebiasaan turun temurun penduduk asli Amerika, Hawaii, atau Amerika Selatan. “Mungkin pengobatan akar bajakah dari suku Dayak di Kalimantan ini termasuk metode penyembuhan pribumi,” jelas dr. Ronald
Efektivitas Obat Herbal Untuk Pasien Kanker
Tak jarang obat herbal dipilih untuk membantu mengatasi kanker karena mengandung antioksidan, vitamin C dan E hingga co-enzim Q10. Namun, penelitian itu belum menunjukkan bahwa mereka bermanfaat.
Menurut dr. Ronald, saat ini memang ada tawaran untuk memakai vitamin, mineral, atau suplemen herbal, untuk pengobatan kanker, terutama dalam dosis tinggi. Termasuk juga penggunaan kapsul bawang putih, ginseng, ginkgo, kedelai, dan valerian. Tapi ini bisa memengaruhi pengobatan kanker.
“Harus diketahui bahwa beberapa suplemen ini dapat mempengaruhi pengobatan kanker,” jelasnya.
Misalnya, St. John’s wort, yang digunakan untuk depresi, bahkan dapat memblokir cara kerja obat kanker tertentu. Lalu, vitamin C dosis tinggi, antioksidan, dapat mengubah cara dan hasil kemoterapi dan radiasi.
“Jadi kesimpulannya, harus tetap berhati-hati menggunakan semua pengobatan komplementer atau pengobatan alternatif ini,” tukasnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwir