JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Kasus terkonfirmasi positif Covid-19 pada Kamis, 15 Juli 2021 lalu menembus angka 56.757. Jumlah ini terbilang meningkat jika dibandingkan dengan sehari sebelumnya, yaitu sebanyak 54.517 kasus. Sementara itu, jumlah kasus positif pada Jumat (16/7/2021) mencapai 54 ribu kasus.
Menurut Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan RI dr Siti Nadia Tarmizi, mayoritas penularan terjadi di Pulau Jawa.
“Kalau kita lihat dari 34 provinsi, kenaikan kasus terjadi di 13 provinsi. Memang yang 11 provinsi itu menurun, yang lain cenderung angkanya lebih sama dengan satu hari sebelumnya,” ujarnya.
Menurutnya, kenaikan angka kasus ini merupakan salah satu dampak dari usaha pemerintah menaikkan angka testing harian.
“Jika dibandingkan dengan sehari sebelumnya, positivity rate menurun dan ini sejalan dengan jumlah tes yang dilakukan. Jumlah orang yang dilakukan tes sudah sampai 182.000 orang. Di sisi lain tentunya dilihat kasus sembuh sebanyak 19.000. Ini juga naik dibandingkan sehari sebelumnya,” katanya.
Nadia juga menjelaskan, jika dilihat jumlah kasus yang ditemukan, hampir tiga hingga empat kali lipat dibandingkan puncak kasus yang ditemukan pada Desember 2020 dan Januari 2021 lalu.
Artinya, saat ini jumlah testing memang ditingkatkan dan pada Desember 2020 dan Januari 2021 memang masih terbatas penggunaan seperti rapid antigen untuk diagnosis atau mendeteksi orang yang sakit.
“Saat ini dengan kombinasi pemeriksaan menggunakan PCR dan rapid antigen, kita bertujuan agar dapat segera menemukan orang sakit supaya kemudian bisa dipisahkan dari orang yang sehat, sehingga tidak ada penularan lagi pada orang di sekitarnya,” ucapnya.
Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat (IAKMI) dr Hermawan Saputra menilai wajar terjadi peningkatan angka positif seiring dengan dilakukannya peningkatan testing dan kapasitas tes memang harus terus ditingkatkan.
“Jadi sekarang kasus aktif kita berdasarkan data ada 480 ribu lebih dan kasus suspect-nya lebih dari 200 ribu. Jadi kurang lebih ada 680 ribu yang jumlahnya probable to case sebenarnya. Oleh karena itu, memang target kita untuk testing ini harus terus ditingkatkan dan bahkan sebenarnya idealnya 900 ribu-1 juta tes per hari. Namun demikian, memang setuju upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini sudah luar biasa. Ada perkembangan dan progress dari hari ke hari,” tuturnya.
Peningkatan angka testing ini, menurut dr Hermawan, akan menyebabkan temuan banyak kasus positif Covid-19, tetapi hal itu penting dan harus dilakukan.
“Jangan khawatir jika didapatkan angka kenaikan yang tiap hari memecahkan rekor. Kenaikan kasus akibat dari angka tes tinggi ini sebenarnya bagus untuk mitigasi risiko agar kita bisa memiliki perencanaan yang lebih baik untuk mempercepat penanganan dan menghindari kematian yang lebih besar. Itu yang paling penting,” katanya.
Menurutnya, selama ini pola pemeriksaan testing rendah karena sifatnya yang masif-pasif. Tes dilakukan kepada orang yang sudah di rumah sakit, atau orang sudah ada di faskes lain seperti klinik, puskesmas, atau balai pengobatan.
Padahal, lanjutnya, yang diperlukan sebenarnya dalam perspektif epidemiologi itu yang disebut active case finding.
“Yaitu upaya dengan cepat di hulu harus terus meningkatkan pada populasi-populasi yang memang beresiko sekali karena adanya angka-angka yang sudah terjadi indikasi massive transmission atau local transmission di lapangan,” ujar dr Hermawan.
Sumber: JPNN/News/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun