JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD mengajak masyarakat agar tidak perlu saling membenci karena berbeda agama. Menurutnya semua agama pasti mengajarkan kebaikan.
Hal ini disampaikannya dalam forum Silaturrahim Menkopolhukam dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat di Makodam V Brawijaya Surabaya. Pada kesempatan tersebut, Mahfud juga menegaskan dalam dalam konsepsi negara Pancasila, agama diakui dan dilindungi oleh negara.
"Kita tidak perlu membenci orang lain karena perbedaan agama. Yang harus kita lawan adalah ketidakadilan. Agama apa pun setuju melawan ketidakadilan. Yang harus kita lawan adalah perilaku korupsi. Orang Islam, Kristen, Konghucu, Budha, Hindu benci pasti sama orang-orang korupsi. Bahkan orang korupsi sama orang korupsi lainnya juga benci kok," katanya, Rabu (17/3/2021).
Mahfud juga menegaskan Islam bukanlah agama teror. Menurutnya jika ada teroris yang kebetulan beragama Islam karena memang agama mayoritas.
"Islam bukan agama teror. Indonesia 87 persen beragama Islam, tapi kalau ada teroris yang kebetulan beragama Islam itu hanya beberapa gelintir orang. Islam adalah agama kedamaian," tuturnya.
Dia juga menuturkan bahwa Nabi Muhammad pernah mendirikan sebuah negara yakni Madinah al-Munawwarah. Di mana negara tersebut adalah negara berperadaban, menghargai perbedaan.
"Ketika orang-orang takut saat Nabi Muhammad mendakwahkan Islam, Nabi Muhammad mengatakan 'Innama Bu'istu liddini al-hanifiyah al-samhah; saya diutus bukan untuk mengislamkan orang Yahudi, bukan untuk mengislamkan orang Nasrani, bukan untuk mengislamkan orang Majusi, tapi saya diutus ke muka bumi ini untuk membawa agaman yang lurus tetapi toleran, tidak memaksa, tidak menyalah-nyalahkan orang lain karena berbeda'," ujarnya.
Mahfud mengajak semua elemen masyarakat untuk membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia secara bersama-sama. Dia mengajak tidak perlu saling membenci antara satu dengan yang lain.
"Konsep kebersamaan dalam negara kebangsaan yang kita beri nama Indonesia, yang menurut ormas-ormas besar seperti Muhammadiyah, NU dan lain-lain disebut dengan konsep Islam Wasathiah. Mari bersama bangun bangsa dan negara ini berdasarkan sikap toleran terhadap perbedaan. Kita merdeka karena bersatu di dalam perbedaan dan akan maju karena bersatu," katanya.
Sumber: JPNN/News/JPG
Editor: Hary B Koriun