Kamis, 10 April 2025

Jokowi Ingin Tekan Biaya Logistik agar Lebih Murah

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin rapat terbatas melalui telekonferensi tentang ekosistem logistik di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (18/3). Ekosistem logistik nasional dinilai masih belum memadai. Sehingga menjadi salah satu hambatan dalam peningkatan daya saing Indonesia.

"Data yang saya miliki memperlihatkan bahwa logistic performance index negara kita di tahun 2018 berada di peringkat ke-46," katanya.

Kondisi itu merupakan cermin dari ketertinggalan Indonesia dibanding negara-negara tetangga. Dia menyampaikan negara tetangga seperti Singapura, Cina, Thailand, Vietnam, Malaysia, dan India posisinya berada di atas Indonesia.

Kondisi serupa juga tergambar dalam Indeks Trading Across Border yang mencatat waktu serta biaya terkait tiga rangkaian prosedur. Yakni soal kepatuhan perbatasan, pemenuhan dokumen, dan transportasi dmestik. Dalam indeks ini, Indonesia berada di peringkat ke-116.

"Masalahnya di mana? Saya melihat masalah ada di ekosistem logistik nasional kita yang belum efisien dari sisi waktu maupun dari sisi biaya," jelasnya.

Baca Juga:  Belanda Budiman

Biaya logistik di Indonesia masih tergolong tinggi dibandingkan lima negara ASEAN lainnya. Menurut Jokowi salah satu penyebabnya adanya proses birokrasi berbelit.

Jokowi mencatat masih banyak yang ruwet dari sisi birokrasi. Overbirokrasi. Kemudian juga masih banyak pengulangan-pengulangan, repetisi, masih banyak duplikasi, dan kuatnya ego sektoral.

"Kementerian atau lembaga berjalan sendiri-sendiri. Belum ada platform logistic dari hulu sampai ke hilir," katanya.

Upaya mengatasinya tidak hanya memangkas birokrasi yang berbelit. Tetapi juga pemerintah butuh adanya platform logistic yang terpadu mulai dari hulu sampai hilir. Dengan adanya platform tersebut, ruang logistic ke depan diharapkan lebih efisien.

Dengan adanya platform yang terpadu itu, bisa terkait dengan kedatangan kapal sampai barang itu masuk Gudang. Baik untuk kebutuhan ekspor maupun impor.

Baca Juga:  Sekali Menyeberang Bayar Rp5 Ribu

"Pangkas birokrasi yang berbelit-belit, hapus repetisi, sederhanakan proses, dan lakukan standarisasi layanan dan standar-standar teknis yang lainnya," ucapnya.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menambahkan, roadmap National Logistic Ecosystem (NLE) akan dilakukan dalam waktu empat bulan ke depan. Airlangga juga ingin agar nantinya ekosistem tersebut dapat terintegrasi dengan kementerian/lembaga lainnya. Sehingga, bisnis proses bisa dipersingkat dan dampaknya akan menurunkan biaya logistik.

"Saat ini biaya logistik Indonesia kurang bersaing, yakni 24 persen atau sekitar Rp 3.500 triliun. Diharapkan biaya logistik bisa diturunkan menjadi 17 persen," ujar Airlangga.

Nantinya, pembentukan sistem tersebut akan diserahkan melalui Ditjen Bea Cukai Kemenkeu. Ke depan, Presiden akan menerbitkan Inpres terkait kebijakan itu.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin rapat terbatas melalui telekonferensi tentang ekosistem logistik di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (18/3). Ekosistem logistik nasional dinilai masih belum memadai. Sehingga menjadi salah satu hambatan dalam peningkatan daya saing Indonesia.

"Data yang saya miliki memperlihatkan bahwa logistic performance index negara kita di tahun 2018 berada di peringkat ke-46," katanya.

Kondisi itu merupakan cermin dari ketertinggalan Indonesia dibanding negara-negara tetangga. Dia menyampaikan negara tetangga seperti Singapura, Cina, Thailand, Vietnam, Malaysia, dan India posisinya berada di atas Indonesia.

Kondisi serupa juga tergambar dalam Indeks Trading Across Border yang mencatat waktu serta biaya terkait tiga rangkaian prosedur. Yakni soal kepatuhan perbatasan, pemenuhan dokumen, dan transportasi dmestik. Dalam indeks ini, Indonesia berada di peringkat ke-116.

"Masalahnya di mana? Saya melihat masalah ada di ekosistem logistik nasional kita yang belum efisien dari sisi waktu maupun dari sisi biaya," jelasnya.

Baca Juga:  Kucing Terjebak

Biaya logistik di Indonesia masih tergolong tinggi dibandingkan lima negara ASEAN lainnya. Menurut Jokowi salah satu penyebabnya adanya proses birokrasi berbelit.

Jokowi mencatat masih banyak yang ruwet dari sisi birokrasi. Overbirokrasi. Kemudian juga masih banyak pengulangan-pengulangan, repetisi, masih banyak duplikasi, dan kuatnya ego sektoral.

"Kementerian atau lembaga berjalan sendiri-sendiri. Belum ada platform logistic dari hulu sampai ke hilir," katanya.

Upaya mengatasinya tidak hanya memangkas birokrasi yang berbelit. Tetapi juga pemerintah butuh adanya platform logistic yang terpadu mulai dari hulu sampai hilir. Dengan adanya platform tersebut, ruang logistic ke depan diharapkan lebih efisien.

Dengan adanya platform yang terpadu itu, bisa terkait dengan kedatangan kapal sampai barang itu masuk Gudang. Baik untuk kebutuhan ekspor maupun impor.

Baca Juga:  Menteri LHK Lepas Liarkan 14 Ekor Curik Bali di Taman Nasional Bali Barat

"Pangkas birokrasi yang berbelit-belit, hapus repetisi, sederhanakan proses, dan lakukan standarisasi layanan dan standar-standar teknis yang lainnya," ucapnya.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menambahkan, roadmap National Logistic Ecosystem (NLE) akan dilakukan dalam waktu empat bulan ke depan. Airlangga juga ingin agar nantinya ekosistem tersebut dapat terintegrasi dengan kementerian/lembaga lainnya. Sehingga, bisnis proses bisa dipersingkat dan dampaknya akan menurunkan biaya logistik.

"Saat ini biaya logistik Indonesia kurang bersaing, yakni 24 persen atau sekitar Rp 3.500 triliun. Diharapkan biaya logistik bisa diturunkan menjadi 17 persen," ujar Airlangga.

Nantinya, pembentukan sistem tersebut akan diserahkan melalui Ditjen Bea Cukai Kemenkeu. Ke depan, Presiden akan menerbitkan Inpres terkait kebijakan itu.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

Jokowi Ingin Tekan Biaya Logistik agar Lebih Murah

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin rapat terbatas melalui telekonferensi tentang ekosistem logistik di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (18/3). Ekosistem logistik nasional dinilai masih belum memadai. Sehingga menjadi salah satu hambatan dalam peningkatan daya saing Indonesia.

"Data yang saya miliki memperlihatkan bahwa logistic performance index negara kita di tahun 2018 berada di peringkat ke-46," katanya.

Kondisi itu merupakan cermin dari ketertinggalan Indonesia dibanding negara-negara tetangga. Dia menyampaikan negara tetangga seperti Singapura, Cina, Thailand, Vietnam, Malaysia, dan India posisinya berada di atas Indonesia.

Kondisi serupa juga tergambar dalam Indeks Trading Across Border yang mencatat waktu serta biaya terkait tiga rangkaian prosedur. Yakni soal kepatuhan perbatasan, pemenuhan dokumen, dan transportasi dmestik. Dalam indeks ini, Indonesia berada di peringkat ke-116.

"Masalahnya di mana? Saya melihat masalah ada di ekosistem logistik nasional kita yang belum efisien dari sisi waktu maupun dari sisi biaya," jelasnya.

Baca Juga:  Tol Bangkinang-XIII Koto Kampar dan IPAL Diresmikan Jokowi

Biaya logistik di Indonesia masih tergolong tinggi dibandingkan lima negara ASEAN lainnya. Menurut Jokowi salah satu penyebabnya adanya proses birokrasi berbelit.

Jokowi mencatat masih banyak yang ruwet dari sisi birokrasi. Overbirokrasi. Kemudian juga masih banyak pengulangan-pengulangan, repetisi, masih banyak duplikasi, dan kuatnya ego sektoral.

"Kementerian atau lembaga berjalan sendiri-sendiri. Belum ada platform logistic dari hulu sampai ke hilir," katanya.

Upaya mengatasinya tidak hanya memangkas birokrasi yang berbelit. Tetapi juga pemerintah butuh adanya platform logistic yang terpadu mulai dari hulu sampai hilir. Dengan adanya platform tersebut, ruang logistic ke depan diharapkan lebih efisien.

Dengan adanya platform yang terpadu itu, bisa terkait dengan kedatangan kapal sampai barang itu masuk Gudang. Baik untuk kebutuhan ekspor maupun impor.

Baca Juga:  Sekali Menyeberang Bayar Rp5 Ribu

"Pangkas birokrasi yang berbelit-belit, hapus repetisi, sederhanakan proses, dan lakukan standarisasi layanan dan standar-standar teknis yang lainnya," ucapnya.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menambahkan, roadmap National Logistic Ecosystem (NLE) akan dilakukan dalam waktu empat bulan ke depan. Airlangga juga ingin agar nantinya ekosistem tersebut dapat terintegrasi dengan kementerian/lembaga lainnya. Sehingga, bisnis proses bisa dipersingkat dan dampaknya akan menurunkan biaya logistik.

"Saat ini biaya logistik Indonesia kurang bersaing, yakni 24 persen atau sekitar Rp 3.500 triliun. Diharapkan biaya logistik bisa diturunkan menjadi 17 persen," ujar Airlangga.

Nantinya, pembentukan sistem tersebut akan diserahkan melalui Ditjen Bea Cukai Kemenkeu. Ke depan, Presiden akan menerbitkan Inpres terkait kebijakan itu.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin rapat terbatas melalui telekonferensi tentang ekosistem logistik di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (18/3). Ekosistem logistik nasional dinilai masih belum memadai. Sehingga menjadi salah satu hambatan dalam peningkatan daya saing Indonesia.

"Data yang saya miliki memperlihatkan bahwa logistic performance index negara kita di tahun 2018 berada di peringkat ke-46," katanya.

Kondisi itu merupakan cermin dari ketertinggalan Indonesia dibanding negara-negara tetangga. Dia menyampaikan negara tetangga seperti Singapura, Cina, Thailand, Vietnam, Malaysia, dan India posisinya berada di atas Indonesia.

Kondisi serupa juga tergambar dalam Indeks Trading Across Border yang mencatat waktu serta biaya terkait tiga rangkaian prosedur. Yakni soal kepatuhan perbatasan, pemenuhan dokumen, dan transportasi dmestik. Dalam indeks ini, Indonesia berada di peringkat ke-116.

"Masalahnya di mana? Saya melihat masalah ada di ekosistem logistik nasional kita yang belum efisien dari sisi waktu maupun dari sisi biaya," jelasnya.

Baca Juga:  Aurel Jualan Disinfektan dan Handsanitizer

Biaya logistik di Indonesia masih tergolong tinggi dibandingkan lima negara ASEAN lainnya. Menurut Jokowi salah satu penyebabnya adanya proses birokrasi berbelit.

Jokowi mencatat masih banyak yang ruwet dari sisi birokrasi. Overbirokrasi. Kemudian juga masih banyak pengulangan-pengulangan, repetisi, masih banyak duplikasi, dan kuatnya ego sektoral.

"Kementerian atau lembaga berjalan sendiri-sendiri. Belum ada platform logistic dari hulu sampai ke hilir," katanya.

Upaya mengatasinya tidak hanya memangkas birokrasi yang berbelit. Tetapi juga pemerintah butuh adanya platform logistic yang terpadu mulai dari hulu sampai hilir. Dengan adanya platform tersebut, ruang logistic ke depan diharapkan lebih efisien.

Dengan adanya platform yang terpadu itu, bisa terkait dengan kedatangan kapal sampai barang itu masuk Gudang. Baik untuk kebutuhan ekspor maupun impor.

Baca Juga:  Wamendes PDTT Apresiasi Komitmen Gubri Membangun Desa

"Pangkas birokrasi yang berbelit-belit, hapus repetisi, sederhanakan proses, dan lakukan standarisasi layanan dan standar-standar teknis yang lainnya," ucapnya.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menambahkan, roadmap National Logistic Ecosystem (NLE) akan dilakukan dalam waktu empat bulan ke depan. Airlangga juga ingin agar nantinya ekosistem tersebut dapat terintegrasi dengan kementerian/lembaga lainnya. Sehingga, bisnis proses bisa dipersingkat dan dampaknya akan menurunkan biaya logistik.

"Saat ini biaya logistik Indonesia kurang bersaing, yakni 24 persen atau sekitar Rp 3.500 triliun. Diharapkan biaya logistik bisa diturunkan menjadi 17 persen," ujar Airlangga.

Nantinya, pembentukan sistem tersebut akan diserahkan melalui Ditjen Bea Cukai Kemenkeu. Ke depan, Presiden akan menerbitkan Inpres terkait kebijakan itu.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari