BOGOR (RIAUPOS.CO) — Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid menegaskan Indonesia sesungguhnya membutuhkan inovasi-inovasi terutama inovasi teknologi yang digagas perguruan tinggi seperti Institut Pertanian Bogor (IPB). Kekayaan sumber daya alam Indonesia bisa dimaksimalkan dengan memanfaatkan inovasi teknologi. Perguruan tinggi menjadi lembaga terdepan untuk melaksanakan riset dan pengembangan.
“Untuk itu kita mendorong perguruan tinggi untuk melakukan inovasi-inovasi teknologi. Seperti di IPB ini, kita mendukung inovasi teknologi dari IPB di bidang agro maritim,” kata Jazilul Fawaid dalam kunjungan kerja di IPB, Bogor, Jumat (17/7/2020).
Dalam kunjungan kerja ke IPB, Jazilul Fawaid didampingi Fathan (Wakil Ketua Komisi XI DPR), Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz S (anggota Komisi V DPR), dan Ela Siti Nuryamah (anggota Komisi XI DPR). Mereka diterima Rektor IPB Prof Dr Arif Satria, dan Wakil Rektor Bidang Inovasi, Bisnis dan Kewirausahaan Prof Dr Erica Budiarti Laconi, Direktur Pengembangan Bisnis dan Kewirausahaan Jaenal Effendi.
Gus Jazil, sapaan akrab Jazilul Fawaid, mengungkapkan dunia global menghadapi tantangan akibat pandemi Covid-19. Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan akan minus 6 persen. Sedangkan pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya bisa bertahan agar tidak turun menjadi minus 0,5 persen.
“Awalnya pandemi Covid-19 mengakibatkan krisis kesehatan, tetapi saya percaya ujungnya adalah krisis pangan,” katanya.
Karena itu Gus Jazil menyampaikan apresiasi kepada IPB yang telah melakukan inovasi teknologi agro maritim di era industri 4.0.
“Kekayaan sumber daya Indonesia bisa dimaksimalkan dengan inovasi teknologi. Ini harus menjadi landasan bagi pemerintah karena fokus pemerintah saat ini adalah pengembangan dan keunggulan sumber daya manusia,” terangnya.
“Kita akan menghadapi krisis pangan. Dan, tumpuan Indonesia adalah pada agro maritim. Di era ini kita bisa mengejar bangsa lain dengan menggunakan teknologi dengan baik. Itu bisa tercapai jika perguruan tinggi melakukan riset dan pengembangan,” sambungnya.
Ia memberi contoh inovasi teknologi dari IPB seperti penggunaan robot untuk panen sawit dengan mendeteksi buah sawit yang sudah matang. Begitu pula inovasi teknologi di pertanian. Dengan inovasi teknologi, satu hektar lahan sawah bisa menghasilkan 11 ton padi.
“Ini luar biasa di tengah lahan sawah kita yang kurang. IPB sudah menemukan teknologinya,” tuturnya.
Politisi PKB itu menambahkan, riset dan biaya riset di IPB dan perguruan tinggi lainnya perlu mendapat support. Bila perlu dana riset di beberapa kementerian dan BUMN dikolaborasi dengan perguruan tinggi.
“Bukan sekadar omong kosong atau hanya ada MoU-nya saja. Kemitraan BUMN atau kementerian dengan perguruan tinggi harus ada wujud dan realisasinya,” imbuhnya.
Dia juga menyoroti masalah birokrasi dalam pendanaan riset dan pengembangan di perguruan tinggi. Birokrasi selama ini berbelit-belit dan panjang karena harus memenuhi banyak persyaratan.
“Seharusnya birokrasinya dipermudah, mulai dari pajak, pelaporan, dan lainnya. Karena prioritas pemerintah saat ini adalah peningkatan sumber daya manusia,” katanya.
Lebih lanjut, ia juga mengatakan pihaknya akan mendukung usulan adanya asuransi untuk inovasi.
“Apa susahnya pemerintah menyiapkan anggaran untuk asuransi inovasi sehingga perguruan tinggi berani melakukan inovasi. Bila perlu perguruan tinggi menginisiasi rancangan undang-undang tentang inovasi ,” ucapnya.
Dalam kunjungan kerja itu Gus Jazil dan rombongan mendapat penjelasan dari Rektor IPB, Prof Arif Satria tentang inovasi teknologi agro maritim 4.0 serta menyaksikan secara langsung galeri inovasi teknologi IPB dan mengunjungi Agribusiness and Technology Park IPB.
Laporan: Yusnir (Jakarta)
Editor: Hary B Koriun