Sabtu, 9 November 2024

Waduh…46 Dokter RSUP Semarang Positif Covid-19

- Advertisement -

SEMARANG (RIAUPOS.CO) – Sebanyak 46 tenaga medis RSUP dr Kariadi (RSDK) Semarang dinyatakan positif Covid-19. Empat di antaranya merupakan dokter spesialis.

Sebagaimana dilaporkan Jawa Pos Radar Semarang, 46 orang tersebut terdiri atas 4 dokter spesialis, 6 dokter residen interna, 5 dokter residen obgyn, dan 15 dokter residen bedah. Kemudian, 13 orang dokter residen THT (telinga, hidung, dan tenggorokan), 1 dokter residen mata, serta sejumlah dokter residen kulit.

- Advertisement -

”Mohon doanya, kami berjumlah 46 dokter dari RSUP dr Kariadi Semarang dinyatakan swab positif Covid-19 (OTG/orang tanpa gejala),” tutur dokter spesialis bedah saraf RSUP Prof dr Zainal Muttaqin SpBS melalui pesan grup Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Undip.

”Ada empat spesialis, termasuk saya, saat ini menjalani isolasi mandiri di fasilitas pemprov di Hotel Kesambi Hijau, Candi Baru, Semarang, sampai nanti swab-nya negatif,” tambahnya.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengonfirmasi 46 tenaga medis yang tengah menjalani isolasi mandiri tersebut. Hotel milik Pemprov Jateng di Semarang tersebut diubah menjadi tempat isolasi tenaga medis yang terpapar Covid-19. ”Mereka semua sudah menjalani isolasi di tempat itu. Kami akan dukung penuh para pejuang kemanusiaan ini untuk bisa kembali sehat dan dapat melaksanakan tugasnya,” kata Ganjar kemarin (16/4).

- Advertisement -
Baca Juga:  20 JPT Pratama Pemkab Rohul Dievaluasi

Bagi Ganjar, kabar tenaga kesehatan tertular Covid-19 sangat memilukan. Bagaimana tidak, para tenaga medis yang sedang berjuang melawan persebaran virus SARS-CoV-2 justru menjadi korban. ”Mereka sudah berjuang luar biasa dan saat dilakukan tes, mereka dinyatakan positif. Kami akan terus support penuh selama masa isolasi,” tegasnya.

Ganjar mengaku sempat mendapat kiriman video yang menggambarkan kondisi para tenaga medis dalam menjalani masa karantina. Mereka tetap semangat. ”Mereka dokter, pasti tahu kondisi masing-masing secara medis. Semoga cepat sehat,” imbuhnya.

Di sisi lain, Ganjar berpesan kepada seluruh rumah sakit di Jawa Tengah untuk mendisiplinkan pengelolaan protokol kesehatannya. Pihaknya juga akan terus mendukung pemenuhan sarana dan prasana para tenaga medis dalam menghadapi Covid-19.

Baca Juga:  Garap Istri Tetangga, Penghulu Dipergoki Warga saat Mesum  

Sementara itu, Wakil Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Tengah dr Sarwoko Utomo MMR mengatakan, berdasar informasi yang diterima, dokter dan tenaga medis tersebut terpapar Covid-19 gara-gara ada pasien yang tidak terbuka saat menjalani pemeriksaan. Diketahui, pasien tersebut terpapar korona setelah melakukan perjalanan dari Jakarta. ”Sehingga yang kena adalah dokter dan tenaga medis yang memberikan pelayanan,” jelas dia kepada Jawa Pos Radar Semarang melalui sambungan telepon tadi malam. ”Infonya karena ketidakterbukaan pasien sehingga membuat tenaga medis kena imbasnya,” lanjut Sarwoko.

Ketidakjujuran pasien menjadi kendala dalam memutus rantai penularan Covid-19. Bagaimanapun, dokter mendiagnosis penyakit sesuai dengan yang disampaikan pasien. ”Kalau tidak jujur, bisa salah diagnosis dan bisa menularkan pada orang lain,” ujarnya.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

SEMARANG (RIAUPOS.CO) – Sebanyak 46 tenaga medis RSUP dr Kariadi (RSDK) Semarang dinyatakan positif Covid-19. Empat di antaranya merupakan dokter spesialis.

Sebagaimana dilaporkan Jawa Pos Radar Semarang, 46 orang tersebut terdiri atas 4 dokter spesialis, 6 dokter residen interna, 5 dokter residen obgyn, dan 15 dokter residen bedah. Kemudian, 13 orang dokter residen THT (telinga, hidung, dan tenggorokan), 1 dokter residen mata, serta sejumlah dokter residen kulit.

”Mohon doanya, kami berjumlah 46 dokter dari RSUP dr Kariadi Semarang dinyatakan swab positif Covid-19 (OTG/orang tanpa gejala),” tutur dokter spesialis bedah saraf RSUP Prof dr Zainal Muttaqin SpBS melalui pesan grup Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Undip.

- Advertisement -

”Ada empat spesialis, termasuk saya, saat ini menjalani isolasi mandiri di fasilitas pemprov di Hotel Kesambi Hijau, Candi Baru, Semarang, sampai nanti swab-nya negatif,” tambahnya.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengonfirmasi 46 tenaga medis yang tengah menjalani isolasi mandiri tersebut. Hotel milik Pemprov Jateng di Semarang tersebut diubah menjadi tempat isolasi tenaga medis yang terpapar Covid-19. ”Mereka semua sudah menjalani isolasi di tempat itu. Kami akan dukung penuh para pejuang kemanusiaan ini untuk bisa kembali sehat dan dapat melaksanakan tugasnya,” kata Ganjar kemarin (16/4).

Baca Juga:  WADA Cabut Sanksi untuk Indonesia

Bagi Ganjar, kabar tenaga kesehatan tertular Covid-19 sangat memilukan. Bagaimana tidak, para tenaga medis yang sedang berjuang melawan persebaran virus SARS-CoV-2 justru menjadi korban. ”Mereka sudah berjuang luar biasa dan saat dilakukan tes, mereka dinyatakan positif. Kami akan terus support penuh selama masa isolasi,” tegasnya.

Ganjar mengaku sempat mendapat kiriman video yang menggambarkan kondisi para tenaga medis dalam menjalani masa karantina. Mereka tetap semangat. ”Mereka dokter, pasti tahu kondisi masing-masing secara medis. Semoga cepat sehat,” imbuhnya.

Di sisi lain, Ganjar berpesan kepada seluruh rumah sakit di Jawa Tengah untuk mendisiplinkan pengelolaan protokol kesehatannya. Pihaknya juga akan terus mendukung pemenuhan sarana dan prasana para tenaga medis dalam menghadapi Covid-19.

Baca Juga:  Dosen Unri Lakukan Pemberdayaan Masyarakat di Desa Koto Benai

Sementara itu, Wakil Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Tengah dr Sarwoko Utomo MMR mengatakan, berdasar informasi yang diterima, dokter dan tenaga medis tersebut terpapar Covid-19 gara-gara ada pasien yang tidak terbuka saat menjalani pemeriksaan. Diketahui, pasien tersebut terpapar korona setelah melakukan perjalanan dari Jakarta. ”Sehingga yang kena adalah dokter dan tenaga medis yang memberikan pelayanan,” jelas dia kepada Jawa Pos Radar Semarang melalui sambungan telepon tadi malam. ”Infonya karena ketidakterbukaan pasien sehingga membuat tenaga medis kena imbasnya,” lanjut Sarwoko.

Ketidakjujuran pasien menjadi kendala dalam memutus rantai penularan Covid-19. Bagaimanapun, dokter mendiagnosis penyakit sesuai dengan yang disampaikan pasien. ”Kalau tidak jujur, bisa salah diagnosis dan bisa menularkan pada orang lain,” ujarnya.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari