AGAM (RIAPOS.CO) – Bencana banjir dan longsor melanda sejumlah wilayah di Nagari Salarehaia, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam. Puluhan rumah terendam dan satu unit jembatan dilaporkan ambruk dihantam air bah.
Wali Nagari Salarehaia, Iron Maria Edi menyebut, serangkaian bencana alam itu terjadi sejak Selasa (14/12) sore yang dipicu cuaca ekstrem. Hujan deras disertai angin kencang mengakibatkan sejumlah sungai yang mengalir di nagari itu meluap.
"Ada tiga wilayah yang terdampak bencana. Banjir merendam wilayah jorong Tapiankandih dan Tompek. Sedangkan titik longsor terpantau di Jorong Ngungun,” katanya, Rabu (15/12).
Di Tapiankandih, lanjutnya, banjir merendam 46 rumah akibat meluapnya sungai Batang Sapan. Ketinggian air berkisar antara 50 hingga 100 sentimeter juga menghanyutkan 3 unit motor. Satu unit motor, katanya, sudah sudah ditemukan. Sisanya masih dicari. Selain Batang Sapan, aliran Batang Nanggang juga meluap dan menjebak sebanyak 20 warga di ladang.
"Dibantu petugas gabungan, para warga yang terjebak sudah berhasil dievakuasi tadi malam,” papar Nyiak Wali.
Sedangkan di Jorong Tompek imbuh dia, air bah sungai Batang Tompek menghantam jembatan gantung penghubung Kampung Padangtaban dan Kampung Padangbinjai. Alhasil, jembatan ambruk dan membuat ratusan kepala keluarga yang bermukim di dua wilayah itu mengalami kesulitan akses saat ini.
"Dua kampung itu dihuni sekitar 150 KK. Mereka saat ini terpaksa mengitari jalan setapak yang hanya bisa dilalui kendaraan roda dua," ujar dia.
Selain banjir, tanah longsor juga terpantau di Jorong Ngungun. Bahu jalan Provinsi Padang-Kotogadang menuju Matur tepatnya di Labuah Sampik amblas sepanjang 20 meter dengan kedalaman 20 meter.
"Saat ini kami bersama unsur BPBD, TNI/POLRI, pihak kecamatan dan tim gabungan penanganan bencana lainnya masih di lokasi bencana. Melakukan pendataan dan menguatkan warga," bebernya.
Sementara, Kalaksa BPBD Agam Mhd Luthfi mengatakan, pihaknya telah melakukan upaya penanganan bencana tersebut dengan menurunkan anggota Satgas. Selain itu, juga melakukan koordinasi dengan pemerintah jorong, nagari dan kecamatan.
"Laporan bencana itu kita terima dari Wali Nagari Salarehaia dan terjadi sekitar pukul 17.00. Akibat wilayah sekitar diguyur hujan lebat sejak siangnya. Penanganan darurat sudah dilakukan, warga yang terisolasi sudah dievakuasi dan malamnya banjir baru surut," ujar dia.
Pascabanjir, warga yang terdampak sudah mulai membersihkan rumah-rumah mereka. Tim Reaksi Cepat (TRC), lanjutnya, juga sudah diturunkan ke lapangan membantu sekaligus melakukan kajian terkait penanganan jembatan yang rusak. Menurutnya, jembatan sepanjang 15 meter itu merupakan akses utama masyarakat Kampung Padangtaban dan Kampung Padangbinjai.
"Akses masyarakat terganggu karena ini jalur utama. Ada jalur lain, tapi masyarakat memutar cukup jauh untuk ke luar dari kampung," ujarnya.
Atas sederet bencana itu, ia mengimbau masyarakat yang tinggal di wilayah rawan, termasuk pengguna jalan saat berada di jalur yang berbukit supaya tetap waspada. Pasalnya, kontur wilayah Agam sangat rentan dengan bencana alam.
"Akhir-akhir ini curah hujan di Agam memang cukup tinggi, sehingga masyarakat diminta tetap waspada dan siaga. Apalagi daerah ini rentan bencana seperti banjir dan longsor plus pohon tumbang," tutupnya.(ptr/rpg)