Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Praktisi Kesehatan Dorong Vaksinasi HPV Segera Digelar

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Vaksinasi Human Papiloma Virus (HPV) untuk mencegah kanker serviks telah direncanakan untuk berkembang menjadi program nasional. Namun hingga saat ini pelaksanaan vaksinasi tersebut belum diketahui kepastiannya. Para praktisi kesehatan mendorong agar vaksinasi segera dilaksanakan.

"Vaksinasi HPV anak sekolah harusnya dilakukan November. Tapi hingga pertengahan Desember, belum juga ada tanda akan segera dilaksanakan," kata Pendiri Koalisi Indonesia Cegah Kanker Serviks (KICKS), Prof Andrijono SpOG, Senin (16/12).

Ketua Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI) ini menambahkan, sekitar 120 ribu anak perempuan terancam tidak mendapat vaksinasi HPV lanjutan Program vaksinasi HPV (Human Papilloma Virus). Padahal program ini dimulai dengan percontohan di Jakarta pada 2016. Selanjutnya, program serupa mulai dilakukan di beberapa daerah lain, dan pada 2018 telah dilakukan pula di Jogjakarta (Kabupaten Bantul dan Kulon Progo), Surabaya, Makassar, dan Manado.

Andrijono mengungkapkan, dalam waktu dekat akan dilakukan kajian ilmiah terkait hal ini, serta upaya yang bisa dilakukan agar program vaksinasi HPV bisa kembali berjalan. Tak bisa dipungkiri, ada kekhawatiran yang muncul bila dosis kedua terlambat diberikan.

Sementara itu, Ketua Umum CISC (Cancer Information and Support Group) dan juga anggota KICKS Aryanthi Baramuli, mengatakan program percontohan vaksinasi HPV berjalan lancar sejak 2016 dengan cakupan mencapai lebih dari 90 persen. Baru kali ini terlambat, karena ada masalah dalam hal ketersediaan vaksin HPV.

Baca Juga:  Covid-19 Meningkat Signifikan, Dumai Naik ke PPKM Level 3

"Hingga saat ini, vaksinnya masih belum tersedia untuk program. Pemerintah harus lebih mementingkan masa depan putri bangsa dengan segera menyediakan vaksin HPV untuk murid SD, supaya program bagus ini bisa segera dilanjutkan," tuturnya.

Padahal, dasar hukum pengadaan vaksin HPV sudah ada, yakni Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah No. 11/2018. Vaksin HPV diindikasikan untuk perempuan dan laki-laki usia 9-45 tahun. Pada usia 9-13 tahun, vaksin hanya diberikan dalam dua dosis; lebih sedikit ketimbang pada usia 14 tahun ke atas, yang diberikan dalam tiga dosis. Program vaksinasi HPV di Indonesia menyasar siswi kelas 5 SD atau sederajat (dosis pertama), dan dosis kedua diberikan setahun kemudian, saat mereka duduk di kelas 6 SD atau sederajat.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), vaksinasi HPV (2 dosis) untuk anak perempuan usia 9 – 13 tahun merupakan salah satu intervensi yang kategori intervensi best buys yang cost effective. Jarak antara vaksinasi HPV pada usia 9-13 tahun yakni 6-12 bulan. Jarak dosis vaksin kedua maksimal diberikan satu tahun setelah dosis pertama. Belum bisa dipastikan apa dampaknya bila dosis kedua diberikan setelah lewat satu tahun dari dosis pertama.

Baca Juga:  Serangan AS Tewaskan Petinggi Militer Iran

"Saya khawatir bila anak kelas 5 SD yang tahun lalu sudah mendapat suntikan dosis pertama tapi hingga saat ini belum mendapat dosis kedua, proteksi vaksin jadi kurang efektif," ungkap Aryanthi.

Berdasarkan data Globocan 2018, sebanyak 2 perempuan meninggal setiap 1 jam karena kanker serviks di Indonesia. Vaksin HPV adalah pencegahan primer untuk kanker yang juga dikenal dengan nama kanker leher rahim, kanker pembunuh perempuan nomor dua di Indonesia. Vaksinasi HPV di usia dini tak hanya lebih ekonomis, tapi juga memberi proteksi yang lebih baik karena antibodi yang terbentuk lebih optimal, dibandingkan bila vaksin diberikan pada usia yang lebih dewasa.

Berbagai studi menemukan, program vaksinasi pada gadis remaja efektif menekan angka kanker serviks. Vaksin HPV yang digunakan dalam program dapat melindungi dari empat tipe HPV (tipe 6, 11, 16, dan 18). Vaksin ini terbukti aman dan efektif, serta telah mendapat sertifikat halal dari IFANCA (Islamic Food and Nutrition Council of America). Sertifikat Halal yang dikeluarkan oleh IFANCA telah diakui oleh LPPOM MUI (Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia). Melanjutkan vaksinasi HPV hingga menjadi program nasional adalah cara paling jitu untuk menurunkan angka kanker serviks.

Sumber : Jawapos.com
Editor : Rinaldi

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Vaksinasi Human Papiloma Virus (HPV) untuk mencegah kanker serviks telah direncanakan untuk berkembang menjadi program nasional. Namun hingga saat ini pelaksanaan vaksinasi tersebut belum diketahui kepastiannya. Para praktisi kesehatan mendorong agar vaksinasi segera dilaksanakan.

"Vaksinasi HPV anak sekolah harusnya dilakukan November. Tapi hingga pertengahan Desember, belum juga ada tanda akan segera dilaksanakan," kata Pendiri Koalisi Indonesia Cegah Kanker Serviks (KICKS), Prof Andrijono SpOG, Senin (16/12).

- Advertisement -

Ketua Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI) ini menambahkan, sekitar 120 ribu anak perempuan terancam tidak mendapat vaksinasi HPV lanjutan Program vaksinasi HPV (Human Papilloma Virus). Padahal program ini dimulai dengan percontohan di Jakarta pada 2016. Selanjutnya, program serupa mulai dilakukan di beberapa daerah lain, dan pada 2018 telah dilakukan pula di Jogjakarta (Kabupaten Bantul dan Kulon Progo), Surabaya, Makassar, dan Manado.

Andrijono mengungkapkan, dalam waktu dekat akan dilakukan kajian ilmiah terkait hal ini, serta upaya yang bisa dilakukan agar program vaksinasi HPV bisa kembali berjalan. Tak bisa dipungkiri, ada kekhawatiran yang muncul bila dosis kedua terlambat diberikan.

- Advertisement -

Sementara itu, Ketua Umum CISC (Cancer Information and Support Group) dan juga anggota KICKS Aryanthi Baramuli, mengatakan program percontohan vaksinasi HPV berjalan lancar sejak 2016 dengan cakupan mencapai lebih dari 90 persen. Baru kali ini terlambat, karena ada masalah dalam hal ketersediaan vaksin HPV.

Baca Juga:  Empat Tersangka ACT Terima Gaji sampai Rp450 Juta per Bulan

"Hingga saat ini, vaksinnya masih belum tersedia untuk program. Pemerintah harus lebih mementingkan masa depan putri bangsa dengan segera menyediakan vaksin HPV untuk murid SD, supaya program bagus ini bisa segera dilanjutkan," tuturnya.

Padahal, dasar hukum pengadaan vaksin HPV sudah ada, yakni Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah No. 11/2018. Vaksin HPV diindikasikan untuk perempuan dan laki-laki usia 9-45 tahun. Pada usia 9-13 tahun, vaksin hanya diberikan dalam dua dosis; lebih sedikit ketimbang pada usia 14 tahun ke atas, yang diberikan dalam tiga dosis. Program vaksinasi HPV di Indonesia menyasar siswi kelas 5 SD atau sederajat (dosis pertama), dan dosis kedua diberikan setahun kemudian, saat mereka duduk di kelas 6 SD atau sederajat.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), vaksinasi HPV (2 dosis) untuk anak perempuan usia 9 – 13 tahun merupakan salah satu intervensi yang kategori intervensi best buys yang cost effective. Jarak antara vaksinasi HPV pada usia 9-13 tahun yakni 6-12 bulan. Jarak dosis vaksin kedua maksimal diberikan satu tahun setelah dosis pertama. Belum bisa dipastikan apa dampaknya bila dosis kedua diberikan setelah lewat satu tahun dari dosis pertama.

Baca Juga:  Kabur dari Lapas Bengkalis, Napi Asal Duri Ditangkap di Berastagi

"Saya khawatir bila anak kelas 5 SD yang tahun lalu sudah mendapat suntikan dosis pertama tapi hingga saat ini belum mendapat dosis kedua, proteksi vaksin jadi kurang efektif," ungkap Aryanthi.

Berdasarkan data Globocan 2018, sebanyak 2 perempuan meninggal setiap 1 jam karena kanker serviks di Indonesia. Vaksin HPV adalah pencegahan primer untuk kanker yang juga dikenal dengan nama kanker leher rahim, kanker pembunuh perempuan nomor dua di Indonesia. Vaksinasi HPV di usia dini tak hanya lebih ekonomis, tapi juga memberi proteksi yang lebih baik karena antibodi yang terbentuk lebih optimal, dibandingkan bila vaksin diberikan pada usia yang lebih dewasa.

Berbagai studi menemukan, program vaksinasi pada gadis remaja efektif menekan angka kanker serviks. Vaksin HPV yang digunakan dalam program dapat melindungi dari empat tipe HPV (tipe 6, 11, 16, dan 18). Vaksin ini terbukti aman dan efektif, serta telah mendapat sertifikat halal dari IFANCA (Islamic Food and Nutrition Council of America). Sertifikat Halal yang dikeluarkan oleh IFANCA telah diakui oleh LPPOM MUI (Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia). Melanjutkan vaksinasi HPV hingga menjadi program nasional adalah cara paling jitu untuk menurunkan angka kanker serviks.

Sumber : Jawapos.com
Editor : Rinaldi

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari