(RIAUPOS.CO) — Simpan dulu patah hati karena kisah Milea dan Dilan yang berakhir pahit. Kini, saatnya mendengarkan curahan hati Dilan lewat film ketiga, Milea: Suara dari Dilan.
Dilan (Iqbaal Ramadhan), anak ketiga dari empat bersaudara, sempat hidup berpindah-pindah. Mulai Solo, Ambon, hingga Timor Timur (sekarang Timor Leste). Maklum, ayah Dilan adalah tentara. Keluarga mereka baru menetap di Bandung karena sang bunda menjadi kepala sekolah di sana. Ada satu cita-cita Dilan ketika kecil, yaitu menikah.
Sejak kecil, Dilan nyaris tidak berubah. Jahil, jenaka, dan supel. Saat SMA, dia tergabung dalam geng motor. Bahkan, dia menjadi panglima tempur alias pimpinan gengnya. Lalu, Milea hadir. Murid baru pindahan dari Jakarta itu langsung menyita perhatian sekaligus waktu Dilan.
Kisah cinta tersebut banyak mengubah Dilan. Dia menjauh dari geng motor. Saat Dilan berusaha kembali ke gengnya, Milea justru melarang. Bahkan, ibu Dilan turun tangan. Ketika Dilan berada di persimpangan antara dua pilihan, sahabat baiknya, Akew, meninggal. Tragedi itu benar-benar memukul Dilan. Di sisi lain, kepercayaan Milea dan keluarganya runtuh.
Sama seperti novelnya, Milea: Suara dari Dilan menjadi penutup trilogi kisah cinta Dilan dan Milea. Banyak bagian yang dicuplik dari dua film Dilan, tetapi dibawakan dengan sudut pandang Dilan. Jadi, ’’lingkungan” ceritanya berbeda.
Ada konflik tambahan yang melibatkan Dilan, geng motor, sang ayah, hingga pihak kepolisian. Namun, bagian cerita Dilan dan Anchika, kekasih barunya, tidak dibahas dalam film. Milea: Suara dari Dilan berfokus pada akhir cerita cinta Dilan-Milea yang rumit dan pahit.
Bagi sutradara Fajar Bustomi, mengulang kembali cerita masa SMA Dilan adalah PR besar.
’’Paling susah film ini. Ada beberapa cerita yang sama, tapi gimana cerita yang sama ini disampaikan dari sudut pandang berbeda dan tetap menarik,” paparnya saat ditemui dalam iven promosi Milea: Suara dari Dilan di Bandung, Jumat (13/2).
Penulisan skenario dan penyuntingan benar-benar digarap dengan matang. ’’Diharapkan, Milea bisa melengkapi film sebelumnya dan bisa dinikmati mereka yang belum nonton Dilan,” imbuh Fajar.
Di sisi lain, Iqbaal menilai perannya di film ketiga sebagai Dilan itu relatif sama. Namun, porsi action sebagai anggota geng motor lebih banyak. ’’Cukup menarik buat gue. Gue mungkin nggak berani kebut-kebutan di dunia nyata, karena pernah jatuh juga. Tapi, ketakutan itu enggak dimiliki Dilan,” ungkapnya dalam cuplikan behind the scene.
Iqbaal juga ’’memoles” perannya agar lebih mewakili sosok panglima tempur. Chemistry Iqbaal dengan anak-anak geng motor lebih menyatu. ’’Gue enggak pengin kedekatan geng Dilan ini jadi sesuatu yang dangkal, dibikin-bikin,” ucapnya. Personel Band Svmmerdose itu meluangkan waktu buat main bareng cast di luar jadwal syuting.
Hasilnya, penonton bisa ikut merasakan bagaimana Dilan melalui masa putus hingga menyembuhkan patah hati. Meski, well, akhirnya Dilan dan Milea tetap batal jadi relationship goal.(fam/sam/c18/jan/kom/jpg)