RIAUPOS.CO — Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar diam-diam menjemput warga Riau yang sempat diobservasi di Natuna saat tiba di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, Sabtu (15/2). Ada lima warga yang tiba malam tadi. Sementara satu orang lagi masih berada di Jakarta, menunggu dijemput orangtuanya.
Saat penjemputan itu, Gubri Syamsuar juga didampingi Kepala Dinas Kesehatan Riau Mimi Yuliani Nazir. Begitu keluar di pintu kedatangan bandara, Gubri Syamsuar langsung menyalami satu persatu sembari menanyakan kondisi serta kabar mereka.
“Bagaimana kabarnya,” sapa Gubri sembari bersalaman.
Dalam kesempatan itu, Gubri juga mengucapkan selamat kepada mereka karena bisa kembali berkumpul bersama keluarga. Dan jika kondisinya sudah kembali aman bisa melanjutkan studinya.
“Mudah-mudahan virus ini segera berakhir, dan adik-adik mahasiswa ini bisa kembali belajar,” harapnya.
Sementara itu, sembari memperlihatkan sepucuk kertas, Alep (salah seorang mahasiswa Riau dari Wuhan) tampak bersemangat ketika diwawancara. Wajahnya berseri dan tak henti menyunggingkan senyuman. Surat dimaksud adalah pernyataan resmi dari pemerintah pusat yang menyatakan WNI pascaobservasi di Natuna selama dua pekan dalam keadaan sehat.
“Alhamdulillah, kami semua sehat. Alhamdulillah, lima warga Pekanbaru sudah sampai di Pekanbaru,” kata Alep, Sabtu (15/2) malam.
Disampaikannya, setibanya di Bandara SSK II Pekanbaru bersama empat warga Pekanbaru lainnya dari Bandara Halim Perdanakusuma sekitar pukul 22.10 WIB, disambut langsung Gubernur Riau H Syamsuar didampingi Kadiskes Riau Hj Mimi Yuliani Nazir. Rasa syukur dan wujud terima kasih kepada pemerintah disampaikan Alep mewakili rekan-rekannya. Mulai dari pemerintah pusat dan jajaran, kemudian kepada Pemprov Riau sebagai yang pertama dan langsung menghubungi warganya di Wuhan.
“Kami bangga, karena provinsi yang pertama menghubungi warganya adalah Riau. Jadi kawan-kawan menyatakan Riau canggih, terima kasih kepada Pak Gubernur dan jajarannya, semua alhamdulillah kami sehat,” sambungnya sembari memperlihatkan surat keterangan bebas virus corona.
Disinggung pengalaman dan pesan yang ingin disampaikan, Alep yang mewakili warga lainnya mengungkapkan lewat sebuah kalimat. “Kami sangat merasakan kehadiran pemerintah di tengah kami, seluruhnya, mulai dari paling bawah sampai atas,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan, memang awalnya hanya ia dan beberapa petugas yang akan menyambut warga Riau tersebut. Saat proses penyambutan, sesuai arahan Menteri Kesehatan tidak boleh diketahui banyak orang termasuk media. Hal tersebut untuk menjaga kondisi psikologis warga Riau tersebut.
“Kami diam-diam saja karena takut masih ada warga Riau yang khawatir tertular corona, itu juga merupakan perintah Menteri Kesehatan. Tapi tiba-tiba Pak Gubernur ingin ikut menyambut,” sebutnya.
Dengan sudah kembalinya warga Riau tersebut, pihak Dinas Kesehatan juga memastikan bahwa mereka dalam kondisi sehat. Untuk itu, pihaknya, mengaku tidak akan memberikan perlakuan khusus kepada warga Riau saat kembali ke Riau usai menjalani observasi selama 14 hari di Natuna. Hal tersebut dilakukan, karena mereka sudah menjalani observasi dan ketika diperbolehkan pulang ke daerah, berarti dalam kondisi sehat.
Memang, hanya enam warga Riau yang menjalani observasi di Natuna Kepulauan Riau pascadievakuasi dari Wuhan, Cina sudah dipulang-kan ke keluarga masing-masing di Pekanbaru. Total ada enam orang warga Riau yang ikut dalam 238 peserta observasi. Empat laki-laki dan dua orang perempuan.
Mereka langsung dipulang-kan menggunakan pesawat rute Bandara Halim Perdanakusuma-Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru dengan jadwal penerbangan terakhir, yakni pukul 20.20 WIB.
“Satu orang memilih stay sementara di Jakarta menunggu dijemput orang tuanya,” kata salah satu pejabat Pemprov Riau yang diutus Gubernur Riau, Syamsuar untuk menjemput sekaligus mengurus kepulangan ke enam warga Riau di Halim Perdanakusuma Jakarta, Sabtu (15/3) malam.
Pemerintah sudah menyerahkan seluruh peserta observasi ke pemerintah daerah masing-masing setelah menjalani masa observasi selama dua pekan di Natuna dan seluruhnya sudah dinyatakan sehat dan bebas dari penyakit apa pun.
Proses pemulangan WNI menggunakan tiga pesawat milik TNI masing-masing dua pesawat jenis Boeing dan 1 jenis Hercules yang diberangkatkan dari Lanud Raden Sadjad Ranai Natuna, Kepulauan Riau menuju Lanud Halim Perdanakusuma di Jakarta.
Ketiga pesawat tersebut bertolak dari Natuna pada pukul 13.15 WIB dan pesawat terakhir pada pukul 14.00 WIB kemudian mendarat di Jakarta pada sekitar pukul 15.46 WIB. Sedianya, setiba di Bandara Halim Perdanakusuma, mereka dijemput oleh perwakilan pemerintah provinsi masing-masing untuk kemudian didampingi sampai ke kampung halaman. Namun langkah itu batal dengan alasan menjaga privasi mereka.
“Iya. Sebelumnya memang seperti itu, tapi tadi pagi (Sabtu, red) setelah rapat koordinasi dengan Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial dan Kementerian Luar Negeri bahwa mereka tidak boleh diekspose dan tidak boleh berstatemen selain Kemenkes,” ujar petugas yang enggan namanya disebut.
‘’Ini menjaga privasi mereka. Masyarakat kita tahu sendiri masih percaya hoaks. Nanti ada diskrimanasi di tengah masyarakat. Selain itu kita sembunyikan sepulangnya ka-rena menggunakan pesawat komersial. Kita tidak mau hal-hal yang tidak kita inginkan dengan penumpang pesawat lainnya itu,’’ jelasnya.(adv)