JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Awalnya 1 Oktober. Lalu diundur 1 November. Kini ada peluang jadi 1 Desember, bahkan 1 Januari. Itulah nasib lanjutan Liga 1, strata tertinggi kompetisi sepakbola nasional. Tak jelas, seiring tak keluarnya izin keramaian dari Polri.
"Jika polisi tidak mengizinkan, tentu PSSI akan menghormati dan mematuhinya," jelas Plt Sekjen PSSI Yunus Nusi, Rabu (14/10).
Dalam club meeting di Jogjakarta Selasa lalu (13/10), PSSI, PT Liga Indonesia Baru, dan ke-18 klub Liga 1 menyepakati kompetisi dimulai lagi pada 1 November mendatang. Tapi, beberapa jam kemudian, Kadivhumas Polri Irjen Argo Yuwono memastikan bahwa Polri masih berpegang pada maklumat Kapolri. Yang dirilis akhir bulan lalu yang membuat jadwal kickoff semula Liga 1 per 1 Oktober batal.
Inti maklumat itu, Polri, dengan pertimbangan pandemi Covid-19, tidak akan mengeluarkan izin keramaian untuk Liga 1 dan Liga 2. Dan itu ditegaskan kembali Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Awi Setiyono. "Kan sudah disampaikan Kadivhumas," tuturnya kemarin.
Menurut dia, ada dua pertimbangan utama untuk tidak memberikan izin keramaian tersebut. Pertama, pandemi. Saat ini persebaran Covid-19 masih perlu ditangani.
"Pertimbangan kedua, adanya pilkada serentak (pada 9 Desember nanti)," katanya. Yunus mengungkapkan, dari hasil club meeting tersebut, sejatinya tidak hanya satu opsi yang muncul. Ada setidaknya tiga opsi lain yang juga dibuat bersama klub, khususnya Liga 1.
Opsi pertama tentu saja menggulirkan kembali kompetisi Liga 1 pada 1 November mendatang. Tapi, jika itu gagal, ada dua opsi lain yang sudah disiapkan: memundurkan kickoff Liga 1 menjadi 1 Desember dan 1 Januari.
Untuk 1 Desember, tentu nanti tetap memakai format yang sama seperti saat ini. Tapi, jika 1 Januari kompetisi baru bisa dimulai, PSSI bakal memakai format dua wilayah untuk Liga 1. "Intinya kompetisi tahun 2020 ini tetap dilanjutkan, apakah 1 November, 1 Desember, atau 1 Januari," ucapnya.
Untuk 1 Januari, format dua wilayah dipilih bukan tanpa alasan. PSSI ingin kompetisi berakhir sebelum Mei. Sebab, pada Mei hingga Juni, Indonesia harus berkonsentrasi menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Ketidakjelasan kapan kompetisi dimulai ini tentu saja membingungkan dan memberatkan klub. Apalagi, bisa dibilang, pandemi telah menguras kantong mereka.
Tak ada pertandingan, tapi harus keluar duit untuk persiapan. Bahkan, beberapa tim Liga 1 dari luar Pulau Jawa sudah berada di Jogjakarta yang mereka pilih sebagai kandang di lanjutan kompetisi nanti. Persiraja Banda Aceh, misalnya, mengaku sejak September lalu tiba di Jogjakarta. Total biaya Rp1,5 miliar sudah mereka keluarkan sejauh ini. Dua kali lipat dari subsidi Rp 800 juta yang diberikan PT LIB selaku operator kompetisi.
Sementara itu, Direktur Utama LIB Akhmad Hadian Lukita menuturkan, saat ini pihaknya sedang mempersiapkan semua hal. Terutama jika memang kompetisi tidak bisa dilaksanakan pada November mendatang.
"PSSI sudah meminta LIB untuk merumuskan dahulu berbagai hal, terutama soal format yang kemungkinan jadi dua wilayah itu. Saat ini kami masih mengupayakan dan merumuskannya," ucapnya.
Dirut PT PBMB (Madura United) Ziaul Haq mengaku bisa memahami langkah yang ditempuh PSSI. "PSSI dan LIB sudah bekerja keras untuk mempersiapkan kelanjutan kompetisi Liga 1," katanya.
Klub lain, Persija Jakarta, menyatakan siap bertanding kapan pun kompetisi digulirkan. Presiden Klub Mohamad Prapanca mengungkapkan, walau masih tidak pasti, persiapan timnya tidak akan mengendur sedikit pun. Persija malah akan memanfaatkan waktu yang ada dengan sebaik-baiknya. "Diundurnya liga tentu membuat tim pelatih memutuskan untuk melakukan variasi program latihan," ucapnya.
Adapun Persiraja Banda Aceh menyatakan batal membubarkan tim karena PSSI dan LIB sudah berkomitmen tetap menggulirkan kompetisi pada November mendatang. Bahkan, jika November tetap batal dilaksanakan alias mundur lagi, Persiraja tidak akan keluar dari kompetisi. Tetap akan melakukan persiapan sampai liga digulirkan lagi. "Tentu dengan syarat, yakni subsidi harus ditambah," ucap Presiden Klub Nazaruddin Dek Gam.(rid/idr/jpg)