PALEMBANG (RIAUPOS.CO) – Meski sudah beberapa kali turun hujan, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) masih mengganggu aktivitas. Udara di Provinsi Sumatera Selatan dilaporkan mencapai titik berbahaya dengan indeks partikulat (PM2.5) mencapai 921 kemarin (14/10).
Aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang, juga terganggu dengan jarak pandang hanya 1 km. Sebanyak 14 jadwal keberangkatan dan 11 kedatangan mengalami penundaan. Selain itu, ada dua penerbangan, misalnya, AirAsia, dari Kuala Lumpur menuju Palembang yang harus balik. Selain itu, ada Garuda Indonesia yang tak bisa mendarat dan harus balik ke Bandara Soekarno-Hatta.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, aktivitas pendidikan diliburkan di Palembang karena gangguan asap hingga batas yang belum ditentukan. Pantauan BNPB, kualitas udara di wilayah Sumatera Selatan mencapai tingkat berbahaya atau pada angka 921.
”Kualitas udara tersebut seiring dengan jumlah titik panas di wilayah itu hingga mencapai 691 titik atau tertinggi di antara wilayah lain seperti Riau, Jambi, dan beberapa wilayah Kalimantan,” kata Kapusdatin dan Humas BNPB Agus Wibowo kemarin.
Sumber: Jawapos.com
Editod: E Sulaiman
PALEMBANG (RIAUPOS.CO) – Meski sudah beberapa kali turun hujan, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) masih mengganggu aktivitas. Udara di Provinsi Sumatera Selatan dilaporkan mencapai titik berbahaya dengan indeks partikulat (PM2.5) mencapai 921 kemarin (14/10).
Aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang, juga terganggu dengan jarak pandang hanya 1 km. Sebanyak 14 jadwal keberangkatan dan 11 kedatangan mengalami penundaan. Selain itu, ada dua penerbangan, misalnya, AirAsia, dari Kuala Lumpur menuju Palembang yang harus balik. Selain itu, ada Garuda Indonesia yang tak bisa mendarat dan harus balik ke Bandara Soekarno-Hatta.
- Advertisement -
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, aktivitas pendidikan diliburkan di Palembang karena gangguan asap hingga batas yang belum ditentukan. Pantauan BNPB, kualitas udara di wilayah Sumatera Selatan mencapai tingkat berbahaya atau pada angka 921.
”Kualitas udara tersebut seiring dengan jumlah titik panas di wilayah itu hingga mencapai 691 titik atau tertinggi di antara wilayah lain seperti Riau, Jambi, dan beberapa wilayah Kalimantan,” kata Kapusdatin dan Humas BNPB Agus Wibowo kemarin.
- Advertisement -
Sumber: Jawapos.com
Editod: E Sulaiman