JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Anggota Komisi II DPR dari Fraksi PAN Guspardi Gaus menilai kebijakan pemerintah yang membolehkan transportasi umum kembali beroperasi di tengah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), amburadul dan kacau. Buktinya, di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Kamis (14/5), terjadi antrean penumpang yang penuh sesak.
"Hal ini tentu saja berpotensi menambah klaster baru kasus Covid-19. Apakah ini yang dimaksud berdamai dengan virus corona," ujar Guspardi kepada wartawan, Jumat (15/5).
Lebih lanjut Guspardi mengatakan, dirinya pernah mewanti-wanti agar pemerintah mengkaji ulang relaksasi PSBB dan kebijakan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi untuk mengizinkan kembali transportasi umum beroperasi normal.
Karena, aturan mendasar PSBB melarang adanya kerumuman lebih dari lima orang, namun kini kerumuman parah terjadi seperti di Bandara Soetta karena aturan yang dibuat oleh pemerintah sendiri. Itu sama halnya mempercepat penyebaran virus corona.
"Ini baru hari pertama, besok hingga menjelang puncak hari Idul Fitri, diperkirakan tetap terjadi antrean penumpang. Kondisi ini tak bisa dibiarkan. Pemerintah maupun petugas di bandara, harus memperhitungkan akibatnya," tegasnya.
"Pemerintah harus mencabutnya kembali relaksasi transportasi ini," pungkasnya.
Sebagaimana diberitakan, pada Kamis (14/5) pagi, publik dikejutkan dengan beredarnya foto antrean yang mengular tanpa memerhatikan social distancing yang terjadi di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hata.
Foto antrean tersebut beberapa kali diunggah ke media sosial oleh para penumpang yang hendak berangkat. Pihak Angkasa Pura II Kantor Cabang Bandara Soekarno-Hatta lantas mengonfirmasi hal ini.
Senior Manager Branch Communication and Legal Bandara Soekarno-Hatta Febri Toga Simatupang mengatakan, peristiwa yang terjadi sekitar pukul 04.00 WIB tersebut merupakan antrean pemeriksaan dokumen perjalanan yang dipersiapkan.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi