JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Nasi sagu rempah yang ditampilkan pada ajang Festival Sagu Nusantara di Desa Sungai Tohor, Tebing Tinggi Timur, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau dipercaya memiliki kadar antioksidan tinggi. Kandungan gizinya dipercaya juga mampu untuk menangkal corona atau Covid-19.
"Produk sagu Meranti diolah menjadi nasi rempah asli Indonesia. Rempah-rempah yang digunakan selain mempengaruhi aroma, rasa juga sebagai sumber antioksidan untuk tubuh kita yang akan menangkal corona," kata Akademisi Universitas Trisakti Dr Saptaring Wulan di Kepulauan Meranti, Riau, Minggu (15/3).
Menurut Wulan, sagu memiliki begitu banyak potensi untuk bisa diolah menjadi makanan lezat. Saat ini, sedikitnya terdapat 300 olahan makanan yang berhasil dikembangkan bersumber dari tanaman endemik di Kabupaten Kepulauan Meranti itu.
Selain mi sagu yang kini tengah naik daun sebagai makanan populer di Indonesia, dia mengatakan ternyata sagu bisa diolah menjadi butiran beras serta diolah menjadi nasi. Upaya pengembangan dan penelitian sagu menjadi butiran beras itu berlangsung sejak 2017 silam dengan melibatkan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Kini, Wulan mengatakan beras sagu telah dipasarkan di Jakarta. Untuk satu kilogram beras sagu dipasarkan Rp 50 ribu. Dia menjelaskan bahwa inovasi nasi sagu rempah yang lebih mirip dengan nasi briyani itu sejatinya bertujuan untuk mengurangi aroma asam sagu.
Namun, seiring waktu berjalan hasil riset yang dia lakukan ternyata nasi sagu rempah kaya akan bahan antioksidan. Hal itu karena bumbu rempah yang digunakan terdiri dari cengkeh, kapulaga, kayu manis, serai, jahe dan bermacam rempah lainnya.
"Nah rempah-rempah itu yang mengandung antioksidan tinggi," ujarnya.
Selain itu, dia juga mengaku bahwa nasi sagu sangat baik untuk pengganti beras padi bagi pada penderita diabetes karena kandungan glukosa yang lebih rendah. Untuk itu, dia mengatakan akan terus berupaya mendorong sagu sebagai bahan makanan utama dan diterima masyarakat Indonesia dengan baik.
Sementara itu, Deputi IV Bidang Penelitian dan Pengembangan Badan Restorasi Gambut (BRG) Haris Gunawan mengatakan, inovasi-inovasi yang dilakukan oleh Wulan tersebut akan memberikan beragam manfaat dalam upaya pelestarian gambut, terutama dari sisi sosial ekonomi masyarakat atau revitalisasi ekonomi.
Haris juga mengatakan, sagu ibarat mutiara di Kabupaten Kepulauan Meranti. Sagu juga merupakan sahabat sejati bagi gambut. Habitat sagu yang harus hidup di tanah basah menjadi paduan sempurna menjaga gambut tetap sehat.
"Dulu nenek moyang kita menjadikan sagu sebagai bahan makanan sebelum ada beras. Mengapa BRG perlu hadir di sini, karena salah satu lokasi penting restorasi kita di sini, diawali pembangunan dekat kanal oleh Presiden Joko Widodo 2014 lalu," ujarnya.
Festival Sagu Nusantara dilaksanakan di Desa Sungai Tohor selama dua hari sejak Sabtu kemarin (14/3). Kegiatan itu berlangsung berkat kolaborasi antara Pemerintah Desa setempat, Sekolah Ekologi Indonesia dan BRG.
"Ada tiga hal besar yang ingin kami capai melalui Festival Sagu Nusantara 2020 ini," imbuh Haris.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal