Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Tak Semua Benjolan Pasti Gejala Kanker Limfoma Hodgkin

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Setiap orang umumnya punya persepsi dan ketakutan tersendiri ketika menemukan benjolan pada tubuhnya, terutama di daerah leher. Sebagian sudah paranoid dan memvonis diri mengidap kanker. Padahal tak semua benjolan adalah tanda-tanda kanker.

Saat membahas seputar penyakit kanker Limfoma Hodgkin yang umum menyerang kelenjar getah bening di leher dan kepala, Rabu (13/11), Ketua Perhimpunan Hematologi dan Transfusi Darah Indonesia (PHTDI) dr Tubagus Djumhana A SpPD-KHOM, FINASIM, menegaskan benjolan atau tumor tidak selalu kanker.

"Beda-beda ya. Benjolan itu banyak jenisnya. Ada tumor, tumor itu getah bening, letaknya ada di permukaan tubuh kita dan dan di dalam tubuh," jelasnya.

Benjolan bisa dideteksi sendiri dengan meraba area leher. Benjolan kelenjar getah bening ada di depan dan belakang otot leher kanan dan kiri. Kemudian bisa juga di bawah dagu dan di bawah rahang.

"Ada juga yang dekat tulang mengarah ke arah dada. Kalau mau periksa, miringkan lehernya ke kiri dan kanan. Awalnya kalau kecil diraba misalnya di belakang telinga bisa terasa. Tapi kalau benjolannya besar nggak usah diraba, sudah terlihat," tuturnya.

Baca Juga:  Persiapan Perkuliahan Praktikum Luring, Semua Pegawai PCR Ikuti Swab Antigen

Benjolan kelenjar getah bening atau Limfoma Hodgkin juga bisa muncul pada ketiak di bagian depan, belakang, dan atas area ketiak. Kemudian raba juga di area selangkangan yang mungkin saja bisa muncul.

"Getah bening adalah kelenjar hubungan sistem limfatik satu sama lain. Kaitannya dengan imun sistem tubuh kita. Beda dengan tiroid itu letaknya di tengah-tengah leher persis. Kalau kelenjar di atas bisa hubungannya dari area nasofaring. Bisa karena infeksi atau bisa juga kanker nasofaring," jelasnya.

Tubagus melanjutkan, umumnya benjolan karena disebabkan oleh infeksi atau radang akut akan membuat efek rasa nyeri pada benjolan tersebut. "Kalau infeksi biasanya terasa nyeri. Kalau kanker ditemukan benjolan, umumnya nggak nyeri," tuturnya.

Biasanya ketika dokter menemukan adanya kelenjar di area tersebut, pasien disarankan untuk konsultasi terlebih dahulu ke dokter spesialis Telinga Hidung Tenggorokan (THT) sebelum dilakukan biopsi. Pemeriksaan lain juga bisa dilakukan seperti pemeriksaan darah dan paru-paru.

Baca Juga:  Bupati Hadiri Rakor Karhutla Tingkat Riau

"Maka tak semua benjolan atau tumor di leher adalah limfoma (kanker). Namun memang paling banyak tumor di leher adalah limfoma," ujarnya.

Adapun gejala-gejala kanker Limfoma Hodgkin adalah: Pembesaran kelenjar getah bening. Demam (yang bisa datang dan pergi selama beberapa pekan) tanpa infeksi. Berkeringat di malam hari. Penurunan berat badan 10% dari berat tubuh selama lebih dari 6 bulan. Kulit gatal. Merasa lelah (fatigue). Kehilangan selera makan. Batuk, susah bernapas, nyeri dada.

Beberapa pemeriksaan yang umumnya dilakukan untuk mendapatkan diagnosis Limfoma Hodgkin adalah: Pemeriksaan fisik. Tes pencitraan, seperti X-ray, CT scan, MRI scan, dan PET scan. Tes darah. Biopsi (untuk mengambil sebagian atau keseluruhan kelenjar getah bening).

Sumber : Jawapos.com
Editor : Rinaldi

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Setiap orang umumnya punya persepsi dan ketakutan tersendiri ketika menemukan benjolan pada tubuhnya, terutama di daerah leher. Sebagian sudah paranoid dan memvonis diri mengidap kanker. Padahal tak semua benjolan adalah tanda-tanda kanker.

Saat membahas seputar penyakit kanker Limfoma Hodgkin yang umum menyerang kelenjar getah bening di leher dan kepala, Rabu (13/11), Ketua Perhimpunan Hematologi dan Transfusi Darah Indonesia (PHTDI) dr Tubagus Djumhana A SpPD-KHOM, FINASIM, menegaskan benjolan atau tumor tidak selalu kanker.

- Advertisement -

"Beda-beda ya. Benjolan itu banyak jenisnya. Ada tumor, tumor itu getah bening, letaknya ada di permukaan tubuh kita dan dan di dalam tubuh," jelasnya.

Benjolan bisa dideteksi sendiri dengan meraba area leher. Benjolan kelenjar getah bening ada di depan dan belakang otot leher kanan dan kiri. Kemudian bisa juga di bawah dagu dan di bawah rahang.

- Advertisement -

"Ada juga yang dekat tulang mengarah ke arah dada. Kalau mau periksa, miringkan lehernya ke kiri dan kanan. Awalnya kalau kecil diraba misalnya di belakang telinga bisa terasa. Tapi kalau benjolannya besar nggak usah diraba, sudah terlihat," tuturnya.

Baca Juga:  Rizieq Ungkap ’Deal’ Bersama Wiranto, BG dan Tito Karnavian

Benjolan kelenjar getah bening atau Limfoma Hodgkin juga bisa muncul pada ketiak di bagian depan, belakang, dan atas area ketiak. Kemudian raba juga di area selangkangan yang mungkin saja bisa muncul.

"Getah bening adalah kelenjar hubungan sistem limfatik satu sama lain. Kaitannya dengan imun sistem tubuh kita. Beda dengan tiroid itu letaknya di tengah-tengah leher persis. Kalau kelenjar di atas bisa hubungannya dari area nasofaring. Bisa karena infeksi atau bisa juga kanker nasofaring," jelasnya.

Tubagus melanjutkan, umumnya benjolan karena disebabkan oleh infeksi atau radang akut akan membuat efek rasa nyeri pada benjolan tersebut. "Kalau infeksi biasanya terasa nyeri. Kalau kanker ditemukan benjolan, umumnya nggak nyeri," tuturnya.

Biasanya ketika dokter menemukan adanya kelenjar di area tersebut, pasien disarankan untuk konsultasi terlebih dahulu ke dokter spesialis Telinga Hidung Tenggorokan (THT) sebelum dilakukan biopsi. Pemeriksaan lain juga bisa dilakukan seperti pemeriksaan darah dan paru-paru.

Baca Juga:  Turun ke Wilayah Pinggiran Serap Aspirasi

"Maka tak semua benjolan atau tumor di leher adalah limfoma (kanker). Namun memang paling banyak tumor di leher adalah limfoma," ujarnya.

Adapun gejala-gejala kanker Limfoma Hodgkin adalah: Pembesaran kelenjar getah bening. Demam (yang bisa datang dan pergi selama beberapa pekan) tanpa infeksi. Berkeringat di malam hari. Penurunan berat badan 10% dari berat tubuh selama lebih dari 6 bulan. Kulit gatal. Merasa lelah (fatigue). Kehilangan selera makan. Batuk, susah bernapas, nyeri dada.

Beberapa pemeriksaan yang umumnya dilakukan untuk mendapatkan diagnosis Limfoma Hodgkin adalah: Pemeriksaan fisik. Tes pencitraan, seperti X-ray, CT scan, MRI scan, dan PET scan. Tes darah. Biopsi (untuk mengambil sebagian atau keseluruhan kelenjar getah bening).

Sumber : Jawapos.com
Editor : Rinaldi

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari