Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Padat Karya Mangrove KLHK di Bengkalis Libatkan Empat Kelompok Tani

BENGKALIS (RIAUPOS.CO) – Dalam rangka Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melaksanakan program padat karya mangrove di berbagai daerah se Indonesia. Di Kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, empat kelompok tani dilibatkan dalam kegiatan ini dengan sistem pemberdayaan masyarakat.

''Ada empat kelompok pelaksana program padat karya mangrove di Bengkalis, yaitu Kelompok Tani Maju Bersama, Kelompok Tani Mangrove Kampung Nelayan, Kelompok Tani Bangun Bersama, dan Kelompok Tani Paluh Bakau. Keseluruhan kegiatan dengan total luas 53 Ha,'' ungkap Kepala BPDASHL Indragiri Rokan KLHK, Ir Tri Esti Indrarwati MSi, Kamis (12/11/2020) dalam siaran pers yang diterima Riaupos.co.

Total orang petani yang terserap bekerja dalam pembuatan Padat Karya Mangrove di Kecamatan Rupat Kabupaten Bengkalis, yaitu sebanyak 3.366 Hari Orang Kerja (HOK) dengan jumlah anggota 109 orang dan 6 orang pengawas. 

Rinciannya Kelompok Tani Maju Bersama, 156 HOK dengan jumlah anggota 15 orang dan 1 orang pengawas; Kelompok Tani Mangrove Kampung Nelayan, 1.560 HOK dengan jumlah anggota 48 orang dan 3 orang pengawas; Kelompok Tani Bangun Bersama, 610 HOK dengan jumlah anggota 26 orang dan 1 orang pengawas; Kelompok Tani Paluh Bakau, 1.040 HOK dengan jumlah anggota 20 orang dan 1 orang pengawas.

Baca Juga:  Pemkab Terima DIPA Rp1,7 Miliar

''Jenis bibit Padat Karya Mangrove di lokasi ini yaitu propagul atau benih sebanyak 199.000 batang, dan bibit bakau sebanyak 60.000 batang,'' kata Esti.

Rinciannya, untuk kelompok Tani Maju Bersama, Propagul/Benih Bakau sebanyak 9.000 Batang; Kelompok Tani Mangrove Kampung Nelayan, Propagul/Benih Bakau, sebanyak 90.000 Batang; Kelompok Tani Bangun Bersama, Propagul/Benih Bakau, sebanyak 40.000 Batang dan Bibit Bakau sebanyak 60.000 Batang; serta Kelompok Tani Paluh Bakau, Propagul/Benih Bakau sebanyak 60.000 Batang.

''Jumlah ini merupakan bagian dari program padat karya mangrove KLHK di Provinsi Riau, dengan luas mencapai 692 ribu ha. Lokasi kegiatan tersebar di 5 Kabupaten, yakni Kabupaten Rokan Hilir (25 ha), Siak (8 ha), Kabupaten Bengkalis (319 ha),  Kepulauan Meranti (55 ha), dan Inhil (285 ha),'' jelas Esti.

Baca Juga:  Bus Tiga Botol

Dalam rangka program PEN, KLHK telah memperluas cakupan kegiatan Padat Karya Penanaman Mangrove (PKM) seluas 15.000 ha di 34 provinsi. PKM merupakan kegiatan yang benar-benar berorientasi untuk meningkatkan ekonomi masyarakat pesisir, dengan melibatkan Kelompok Tani Hutan (KTH). 

Penanaman mangrove tahun 2020 ini dilaksanakan oleh 863 kelompok masyarakat (Pokmas), dan melibatkan lebih dari 30 ribu orang dalam 50 hari kerja, atau bila dihitungkan dengan jumlah hari orang kerja (HOK) akan mencapai lebih dari 1,5 juta HOK.

Melalui kegiatan Padat Karya Penanaman Mangrove ini diharapkan dapat menjadi stimulus perekonomian bagi masyarakat di sekitar ekosistem mangrove dan sekaligus mempercepat pemulihan ekonomi nasional, melalui pemberian kesempatan untuk berusaha dan melakukan aktivitas yang dapat memperbaiki keadaan ekonomi masyarakat sekitar ekosistem mangrove.

Editor: Hary B Koriun

 

 

BENGKALIS (RIAUPOS.CO) – Dalam rangka Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melaksanakan program padat karya mangrove di berbagai daerah se Indonesia. Di Kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, empat kelompok tani dilibatkan dalam kegiatan ini dengan sistem pemberdayaan masyarakat.

''Ada empat kelompok pelaksana program padat karya mangrove di Bengkalis, yaitu Kelompok Tani Maju Bersama, Kelompok Tani Mangrove Kampung Nelayan, Kelompok Tani Bangun Bersama, dan Kelompok Tani Paluh Bakau. Keseluruhan kegiatan dengan total luas 53 Ha,'' ungkap Kepala BPDASHL Indragiri Rokan KLHK, Ir Tri Esti Indrarwati MSi, Kamis (12/11/2020) dalam siaran pers yang diterima Riaupos.co.

- Advertisement -

Total orang petani yang terserap bekerja dalam pembuatan Padat Karya Mangrove di Kecamatan Rupat Kabupaten Bengkalis, yaitu sebanyak 3.366 Hari Orang Kerja (HOK) dengan jumlah anggota 109 orang dan 6 orang pengawas. 

Rinciannya Kelompok Tani Maju Bersama, 156 HOK dengan jumlah anggota 15 orang dan 1 orang pengawas; Kelompok Tani Mangrove Kampung Nelayan, 1.560 HOK dengan jumlah anggota 48 orang dan 3 orang pengawas; Kelompok Tani Bangun Bersama, 610 HOK dengan jumlah anggota 26 orang dan 1 orang pengawas; Kelompok Tani Paluh Bakau, 1.040 HOK dengan jumlah anggota 20 orang dan 1 orang pengawas.

- Advertisement -
Baca Juga:  Jangan Gunakan Sapu Tangan dan Syal untuk Cegah Cegah Covid-19

''Jenis bibit Padat Karya Mangrove di lokasi ini yaitu propagul atau benih sebanyak 199.000 batang, dan bibit bakau sebanyak 60.000 batang,'' kata Esti.

Rinciannya, untuk kelompok Tani Maju Bersama, Propagul/Benih Bakau sebanyak 9.000 Batang; Kelompok Tani Mangrove Kampung Nelayan, Propagul/Benih Bakau, sebanyak 90.000 Batang; Kelompok Tani Bangun Bersama, Propagul/Benih Bakau, sebanyak 40.000 Batang dan Bibit Bakau sebanyak 60.000 Batang; serta Kelompok Tani Paluh Bakau, Propagul/Benih Bakau sebanyak 60.000 Batang.

''Jumlah ini merupakan bagian dari program padat karya mangrove KLHK di Provinsi Riau, dengan luas mencapai 692 ribu ha. Lokasi kegiatan tersebar di 5 Kabupaten, yakni Kabupaten Rokan Hilir (25 ha), Siak (8 ha), Kabupaten Bengkalis (319 ha),  Kepulauan Meranti (55 ha), dan Inhil (285 ha),'' jelas Esti.

Baca Juga:  Pemkab Terima DIPA Rp1,7 Miliar

Dalam rangka program PEN, KLHK telah memperluas cakupan kegiatan Padat Karya Penanaman Mangrove (PKM) seluas 15.000 ha di 34 provinsi. PKM merupakan kegiatan yang benar-benar berorientasi untuk meningkatkan ekonomi masyarakat pesisir, dengan melibatkan Kelompok Tani Hutan (KTH). 

Penanaman mangrove tahun 2020 ini dilaksanakan oleh 863 kelompok masyarakat (Pokmas), dan melibatkan lebih dari 30 ribu orang dalam 50 hari kerja, atau bila dihitungkan dengan jumlah hari orang kerja (HOK) akan mencapai lebih dari 1,5 juta HOK.

Melalui kegiatan Padat Karya Penanaman Mangrove ini diharapkan dapat menjadi stimulus perekonomian bagi masyarakat di sekitar ekosistem mangrove dan sekaligus mempercepat pemulihan ekonomi nasional, melalui pemberian kesempatan untuk berusaha dan melakukan aktivitas yang dapat memperbaiki keadaan ekonomi masyarakat sekitar ekosistem mangrove.

Editor: Hary B Koriun

 

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari