Minggu, 10 November 2024

Maju Calon Ketua PWNU DKI, Gus Jazil: Ini Ladang Pengabdian

- Advertisement -

JAKARTA (RIAUPOS.CO) –  Wakil Ketua MPR RI Dr H Jazilul Fawaid SQ MA berniat untuk maju sebagai calon ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PW NU) DKI Jakarta pada Konferensi Wilayah (Konferwil) yang akan digelar pada 2 April 2021 mendatang. 
 
Mantan Ketua Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jakarta Selatan ini mengatakan,  niatnya untuk maju sebagai calon Ketua PWNU didasarkan atas rasa keterpanggilan untuk melakukan pembenahan NU di DKI Jakarta yang selama ini gaungnya jauh masih tertinggal dibandingkan NU di wilayah lain seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, dan beberapa wilayah lain. 

"Saya bilang NU DKI ini tempat pengabdian, bukan ladang berpolitik. Kalau berpolitik jangan gunakan NU karena ini sesuatu yang dilahirkan oleh para alim ulama, jadi sangat mulia," ujarnya saat bersilaturahim dengan jajaran Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PC NU) Jakarta Timur.
 
Dikatakan Ketua Ikatan Keluarga Alumni Institut Perguruan Tinggi Ilmu Alquran (PTIQ) Jakarta ini, sebagai kader NU yang sejak muda aktif berkiprah baik di PMII, Ansor, maupun PB NU, dirinya sudah mendapatkan banyak berkah dari NU. 

- Advertisement -
Baca Juga:  KPK Usut Aliran Dana Pekerjaan Fiktif di 14 Proyek Waskita Karya

"Saya ada keterpanggilan untuk ikut mengurus NU di DKI karena kalau di politik, saya sudah, dan itu berkah dari NU. Saya jadi DPR tiga periode, pernah di pimpinan Badan Anggaran DPR, sekarang Wakil Ketua MPR," katanya.

Dirinya mengaku bersyukur karena selama ini bisa ikut aktif di NU. 

"Saya di NU ini bukan sesuatu yang baru. Di DKI saya dulu menjadi aktivis PMII, habis itu ke Ansor, dan di NU saya juga masuk kepengurusan PBNU sejak periode Pak Hasyim Muzadi," tutur Gus Jazil yang juga pernah menjadi dosen di STAINU, PTIQ, IIQ, dan sekarang dosen di S3 UNJ.

- Advertisement -

Ditambahkannya,  LP Ma'arif, dia pernah menjadi Ketua Jurusan STAINU Jakarta sebelum menjadi DPR. 

"Saya ikut membangun, dulu kampusnya di PBNU, sekarang di Parung, Unusia. Saat itu saya ketua panitia pembangunan," jelasnya lagi.

Tokoh asal Pulau Bawean, Gresik, Jawa Timur ini mengatakan, hidup adalah tantangan. Selama ini, dirinya tidak pernah merasa gentar dalam menghadapi setiap tantangan.

Baca Juga:  Komisi IV DPRD Bengkalis Rapat Kerja dengan Mitra

"Semakin besar ombak, saya semakin senang," ungkapnya.

Dikatakan Gus Jazil, sepanjang dirinya menjadi aktivis, pimpinan NU DKI tidak pernah dipimpin aktivis. Banyaknya nama yang maju sebagai calon Ketua PWNU DKI, kata Gus Jazil, menunjukkan bahwa NU di DKI sedang bergairah.

Menurutnya, dirinya memang aktif bersilaturahim ke sejumlah jajaran PCNU dan para ulama untuk menyerap aspirasi, menyampaikan niat sekaligus memohon doa dan restu untuk ikut membenahi NU DKI.

"Setelah itu biar disimpulkan teman-teman yang memiliki suara karena kedaulatan di Konferwil itu ada di cabang-cabang. Karena ini organisasi ijtimaiyah diniyah islamiyah, saya melihat yang terpenting adalah seorang figur minimal itu open, bisa melayani, handphone aktif 24 jam," ungkapnya lagi. 

Menurutnya, di DKI seharusnya NU itu siang-malam karena DKI itu kalau siang warganya ada 12 juta, kalau malam 8 juta. 

"Tetapi kelihatannya NU di DKI itu tidak siang malam, bahkan katanya dihubungi susah," ujarnya mengakhiri.

Laporan: Yusnir (Jakarta)
Editor: Hary B Koriun

JAKARTA (RIAUPOS.CO) –  Wakil Ketua MPR RI Dr H Jazilul Fawaid SQ MA berniat untuk maju sebagai calon ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PW NU) DKI Jakarta pada Konferensi Wilayah (Konferwil) yang akan digelar pada 2 April 2021 mendatang. 
 
Mantan Ketua Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jakarta Selatan ini mengatakan,  niatnya untuk maju sebagai calon Ketua PWNU didasarkan atas rasa keterpanggilan untuk melakukan pembenahan NU di DKI Jakarta yang selama ini gaungnya jauh masih tertinggal dibandingkan NU di wilayah lain seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, dan beberapa wilayah lain. 

"Saya bilang NU DKI ini tempat pengabdian, bukan ladang berpolitik. Kalau berpolitik jangan gunakan NU karena ini sesuatu yang dilahirkan oleh para alim ulama, jadi sangat mulia," ujarnya saat bersilaturahim dengan jajaran Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PC NU) Jakarta Timur.
 
Dikatakan Ketua Ikatan Keluarga Alumni Institut Perguruan Tinggi Ilmu Alquran (PTIQ) Jakarta ini, sebagai kader NU yang sejak muda aktif berkiprah baik di PMII, Ansor, maupun PB NU, dirinya sudah mendapatkan banyak berkah dari NU. 

- Advertisement -
Baca Juga:  Secara Bertahap BPKH Kurangi Subsidi Biaya Haji

"Saya ada keterpanggilan untuk ikut mengurus NU di DKI karena kalau di politik, saya sudah, dan itu berkah dari NU. Saya jadi DPR tiga periode, pernah di pimpinan Badan Anggaran DPR, sekarang Wakil Ketua MPR," katanya.

Dirinya mengaku bersyukur karena selama ini bisa ikut aktif di NU. 

- Advertisement -

"Saya di NU ini bukan sesuatu yang baru. Di DKI saya dulu menjadi aktivis PMII, habis itu ke Ansor, dan di NU saya juga masuk kepengurusan PBNU sejak periode Pak Hasyim Muzadi," tutur Gus Jazil yang juga pernah menjadi dosen di STAINU, PTIQ, IIQ, dan sekarang dosen di S3 UNJ.

Ditambahkannya,  LP Ma'arif, dia pernah menjadi Ketua Jurusan STAINU Jakarta sebelum menjadi DPR. 

"Saya ikut membangun, dulu kampusnya di PBNU, sekarang di Parung, Unusia. Saat itu saya ketua panitia pembangunan," jelasnya lagi.

Tokoh asal Pulau Bawean, Gresik, Jawa Timur ini mengatakan, hidup adalah tantangan. Selama ini, dirinya tidak pernah merasa gentar dalam menghadapi setiap tantangan.

Baca Juga:  Banjir Makin Tinggi di 2 Desa

"Semakin besar ombak, saya semakin senang," ungkapnya.

Dikatakan Gus Jazil, sepanjang dirinya menjadi aktivis, pimpinan NU DKI tidak pernah dipimpin aktivis. Banyaknya nama yang maju sebagai calon Ketua PWNU DKI, kata Gus Jazil, menunjukkan bahwa NU di DKI sedang bergairah.

Menurutnya, dirinya memang aktif bersilaturahim ke sejumlah jajaran PCNU dan para ulama untuk menyerap aspirasi, menyampaikan niat sekaligus memohon doa dan restu untuk ikut membenahi NU DKI.

"Setelah itu biar disimpulkan teman-teman yang memiliki suara karena kedaulatan di Konferwil itu ada di cabang-cabang. Karena ini organisasi ijtimaiyah diniyah islamiyah, saya melihat yang terpenting adalah seorang figur minimal itu open, bisa melayani, handphone aktif 24 jam," ungkapnya lagi. 

Menurutnya, di DKI seharusnya NU itu siang-malam karena DKI itu kalau siang warganya ada 12 juta, kalau malam 8 juta. 

"Tetapi kelihatannya NU di DKI itu tidak siang malam, bahkan katanya dihubungi susah," ujarnya mengakhiri.

Laporan: Yusnir (Jakarta)
Editor: Hary B Koriun

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari