DUBAI (RIAUPOS.CO) – Arab Saudi membebaskan aktivis hak-hak perempuan, Loujain Al Hathloul, setelah ditahan selama hampir 3 tahun. Perempuan 31 tahun itu ditahan sejak Mei 2018.
Pada Desember lalu, dia dijatuhi hukuman hampir 6 tahun atas pelanggaran UU anti-terorisme. Para pakar hak asasi manusia (HAM) menyebut dakwaan itu palsu.
Pengadilan menangguhkan tahanannya selama 2 tahun dan 10 bulan, sebagian besar telah dijalaninya. Meski demikian pengadilan tetap melarang Hathloul bepergian ke luar negeri selama 5 tahun. Pengumuman dibebaskannya Hathloul pertama kali disampaikan saudaranya melalui cuitan.
"Loujain sudah berada di rumah," kata adik Hathloul, Lina, dalam cuitan, seperti dilaporkan kembali Reuters, Kamis (11/2/2021).
Kerabat lainnya, Alia, mengatakan, Hathloul berada di rumah orangtua mereka. Dia juga mengunggah foto Hathloul tersenyum di taman.
Organisasi HAM dan keluarga menyebut Hathloul menjadi sasaran pelecehan, termasuk setrum, waterboarding, cambuk, serta perlakuan buruk lainnya. Namun otoritas Saudi membantah tuduhan tersebut. Pengadilan banding Saudi menolak klaim penyiksaan dengan alasan kurangnya bukti.
Sejauh ini Pemerintah Arab Saudi belum memberikan komentar mengenai pembebasan Hathloul. Mengomentari pembebasan Hathloul, Amnesty International mendesak Saudi mengadili mereka yang bertanggung jawab atas tuduhan penyiksaan dan memastikan dia tidak menghadapi hukuman lebih lanjut, termasuk larangan bepergian.
Pembebasan Hathloul juga mendapat sambutan dari Amerika Serikat dan PBB. Gedung Putih menyatakan Presiden Joe Biden berharap Saudi membenahi catatan HAM, termasuk membebaskan tahanan politik lainnya.
"Melepaskannya merupakan langkah yang tepat dilakukan," kata Biden.
Sekjen PBB Antonio Guterres turut menyambut baik pembebasan Hathloul, seperti diungkapkan juru bicaranya, Stephane Dujarric.
"Tapi saya kira penting bahwa orang lain yang berada dalam kondisi yang sama dengannya, yang telah dipenjara karena alasan yang sama, juga dibebaskan serta tuduhan terhadap mereka dicabut," kata Dujarric.
Hathloul ditahan bersama beberapa aktivis hak perempuan lainnya. Mereka dijebloskan ke penjara atas beberapa tuduhan, termasuk berusaha mengubah sistem politik Saudi serta merusak persatuan nasional.
Sumber: Reuters/News/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun