JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Kursi Wakil Presiden AS yang bakal diduduki Kamala Harris membuat popularitasnya meroket. Belum juga resmi dilantik, Harris sudah dinobatkan sebagai perempuan paling berpengaruh ketiga oleh majalah Forbes.
Ini adalah debut Harris dalam daftar 100 perempuan paling berpengaruh versi Forbes. Menurut redaksi majalah tersebut, Harris bisa mencetak sejarah sebagai jaminan bahwa pengaruhnya di level global akan besar. Harris adalah perempuan, kulit hitam, dan keturunan Asia pertama yang menjadi wakil presiden AS.
"Saat debat, dia dengan tenang menolak interupsi dari Wakil Presiden AS Mike Pence. Perkataan itu kini menjadi meme sekaligus slogan bagi perempuan di berbagai penjuru AS," tulis redaksi Forbes.
Harris hanya kalah oleh Kanselir Jerman Angela Merkel dan Kepala Bank Sentral Eropa Christine Lagarde. Mereka berdua memang bercokol di 10 besar selama satu dekade terakhir. Pada 2019, Ketua Dewan Perwakilan AS Nancy Pelosi menempati posisi ketiga. Kini dia berada di urutan ketujuh.
Forbes menyatakan, faktor penentu sosok perempuan paling berpengaruh tahun ini adalah Covid-19. Menurut mereka, pemimpin perempuan menunjukkan keterampilan dalam menangani pandemi. Mereka bertindak jauh lebih baik daripada pemimpin pria.
Sebut saja Presiden Taiwan Tsai Ing-wen yang berhasil menekan kasus Covid-19 sebanyak 700 jiwa dan 7 kematian. Atau, Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern yang menahan kasus virus corona di angka 2.000.
"Meski berbeda umur, kebangsaan, atau pekerjaan, mereka satu pikiran dalam menjawab tantangan besar pada 2020," jelas Forbes.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi
JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Kursi Wakil Presiden AS yang bakal diduduki Kamala Harris membuat popularitasnya meroket. Belum juga resmi dilantik, Harris sudah dinobatkan sebagai perempuan paling berpengaruh ketiga oleh majalah Forbes.
Ini adalah debut Harris dalam daftar 100 perempuan paling berpengaruh versi Forbes. Menurut redaksi majalah tersebut, Harris bisa mencetak sejarah sebagai jaminan bahwa pengaruhnya di level global akan besar. Harris adalah perempuan, kulit hitam, dan keturunan Asia pertama yang menjadi wakil presiden AS.
- Advertisement -
"Saat debat, dia dengan tenang menolak interupsi dari Wakil Presiden AS Mike Pence. Perkataan itu kini menjadi meme sekaligus slogan bagi perempuan di berbagai penjuru AS," tulis redaksi Forbes.
Harris hanya kalah oleh Kanselir Jerman Angela Merkel dan Kepala Bank Sentral Eropa Christine Lagarde. Mereka berdua memang bercokol di 10 besar selama satu dekade terakhir. Pada 2019, Ketua Dewan Perwakilan AS Nancy Pelosi menempati posisi ketiga. Kini dia berada di urutan ketujuh.
- Advertisement -
Forbes menyatakan, faktor penentu sosok perempuan paling berpengaruh tahun ini adalah Covid-19. Menurut mereka, pemimpin perempuan menunjukkan keterampilan dalam menangani pandemi. Mereka bertindak jauh lebih baik daripada pemimpin pria.
Sebut saja Presiden Taiwan Tsai Ing-wen yang berhasil menekan kasus Covid-19 sebanyak 700 jiwa dan 7 kematian. Atau, Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern yang menahan kasus virus corona di angka 2.000.
"Meski berbeda umur, kebangsaan, atau pekerjaan, mereka satu pikiran dalam menjawab tantangan besar pada 2020," jelas Forbes.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi