Rabu, 9 April 2025

Hati-Hati, Jangan Lihat dengan Mata Telanjang

SIAK (RIAUPOS.CO) — Gerhana Matahari Cincin (GMC) bisa ­dilihat di sebagian wilayah di Indonesia pada 26 Desember 2019. Saat fenomena ini terjadi, 94 persen piringan matahari akan tertutup piringan bulan. Namun, bolehkah melihat Gerhana Matahari Cincin dengan mata telanjang? Peneliti Muda Pusat Sains Antarikasa LAPAN M Zamzam Nurzaman, ­menyampaikan, pengamatan langsung ke arah ­Matahari tanpa alat bantu tidak­ ­boleh ­dilakukan karena hal tersebut dapat ­mengakibatkan ­kerusakan hingga ­kebutaan mata. Untuk ­pengamatan GMC, dapat ­disediakan kacamata khusus matahari untuk mengamati secara aman fenomena alam ini. Seluruh proses gerhana, mulai dari gerhana matahari sebagian hingga puncak GMC dapat diamati jika cuaca mendukung. Bila memungkinkan, dari Kantor Pusat Sains Antariksa LAPAN rencananya akan menyediakan ­teleskop agar para pengunjung dapat turut menikmati ­bersama fenomena langka ini dengan lebih ­menarik.

Baca Juga:  #SumbangSuara Bersama Slank Targetkan Rp15 Miliar bagi Pekerja Terdampak Corona

Untuk menghindari kerusakan mata, ­pengamatan gerhana matahari sebagian dan cincin (termasuk gerhana sebagian yang terjadi sebelum dan sesudah gerhana total) membutuhkan alat pelindung mata atau metode pengamatan tidak langsung. Pelindung mata dilakukan dengan filter yang dirancang khusus untuk menghalangi radiasi berbahaya dari matahari. Kacamata hitam biasa atau alat-alat rumah biasanya tidak cukup untuk tujuan ini.

Cara yang lebih aman untuk mengamati ­gerhana adalah pengamatan tidak langsung. Hal ini dapat dilakukan dengan memproyeksikan citra ­matahari ke sebuah layar, misalnya sebuah kertas putih. Hal ini dapat dilakukan dengan menempatkan sepotong kardus ­dengan lubang kecil ­(berdiameter 1mm) di antara matahari dan layar, alat ini disebut kamera lubang jarum. Selain kamera lubang jarum, dapat digunakan teleskop kecil atau teropong yang dapat memperbesar proyeksi matahari di layar.***

Baca Juga:  Meneliti Asal Muasal Virus Corona Berkembang

SIAK (RIAUPOS.CO) — Gerhana Matahari Cincin (GMC) bisa ­dilihat di sebagian wilayah di Indonesia pada 26 Desember 2019. Saat fenomena ini terjadi, 94 persen piringan matahari akan tertutup piringan bulan. Namun, bolehkah melihat Gerhana Matahari Cincin dengan mata telanjang? Peneliti Muda Pusat Sains Antarikasa LAPAN M Zamzam Nurzaman, ­menyampaikan, pengamatan langsung ke arah ­Matahari tanpa alat bantu tidak­ ­boleh ­dilakukan karena hal tersebut dapat ­mengakibatkan ­kerusakan hingga ­kebutaan mata. Untuk ­pengamatan GMC, dapat ­disediakan kacamata khusus matahari untuk mengamati secara aman fenomena alam ini. Seluruh proses gerhana, mulai dari gerhana matahari sebagian hingga puncak GMC dapat diamati jika cuaca mendukung. Bila memungkinkan, dari Kantor Pusat Sains Antariksa LAPAN rencananya akan menyediakan ­teleskop agar para pengunjung dapat turut menikmati ­bersama fenomena langka ini dengan lebih ­menarik.

Baca Juga:  Penangguhan Umrah oleh Arab Saudi, Kementerian Agama harus Berbenah

Untuk menghindari kerusakan mata, ­pengamatan gerhana matahari sebagian dan cincin (termasuk gerhana sebagian yang terjadi sebelum dan sesudah gerhana total) membutuhkan alat pelindung mata atau metode pengamatan tidak langsung. Pelindung mata dilakukan dengan filter yang dirancang khusus untuk menghalangi radiasi berbahaya dari matahari. Kacamata hitam biasa atau alat-alat rumah biasanya tidak cukup untuk tujuan ini.

Cara yang lebih aman untuk mengamati ­gerhana adalah pengamatan tidak langsung. Hal ini dapat dilakukan dengan memproyeksikan citra ­matahari ke sebuah layar, misalnya sebuah kertas putih. Hal ini dapat dilakukan dengan menempatkan sepotong kardus ­dengan lubang kecil ­(berdiameter 1mm) di antara matahari dan layar, alat ini disebut kamera lubang jarum. Selain kamera lubang jarum, dapat digunakan teleskop kecil atau teropong yang dapat memperbesar proyeksi matahari di layar.***

Baca Juga:  Berkas Belum Lengkap, Sidang PK Zumi Zola Ditunda
Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

Hati-Hati, Jangan Lihat dengan Mata Telanjang

SIAK (RIAUPOS.CO) — Gerhana Matahari Cincin (GMC) bisa ­dilihat di sebagian wilayah di Indonesia pada 26 Desember 2019. Saat fenomena ini terjadi, 94 persen piringan matahari akan tertutup piringan bulan. Namun, bolehkah melihat Gerhana Matahari Cincin dengan mata telanjang? Peneliti Muda Pusat Sains Antarikasa LAPAN M Zamzam Nurzaman, ­menyampaikan, pengamatan langsung ke arah ­Matahari tanpa alat bantu tidak­ ­boleh ­dilakukan karena hal tersebut dapat ­mengakibatkan ­kerusakan hingga ­kebutaan mata. Untuk ­pengamatan GMC, dapat ­disediakan kacamata khusus matahari untuk mengamati secara aman fenomena alam ini. Seluruh proses gerhana, mulai dari gerhana matahari sebagian hingga puncak GMC dapat diamati jika cuaca mendukung. Bila memungkinkan, dari Kantor Pusat Sains Antariksa LAPAN rencananya akan menyediakan ­teleskop agar para pengunjung dapat turut menikmati ­bersama fenomena langka ini dengan lebih ­menarik.

Baca Juga:  Meneliti Asal Muasal Virus Corona Berkembang

Untuk menghindari kerusakan mata, ­pengamatan gerhana matahari sebagian dan cincin (termasuk gerhana sebagian yang terjadi sebelum dan sesudah gerhana total) membutuhkan alat pelindung mata atau metode pengamatan tidak langsung. Pelindung mata dilakukan dengan filter yang dirancang khusus untuk menghalangi radiasi berbahaya dari matahari. Kacamata hitam biasa atau alat-alat rumah biasanya tidak cukup untuk tujuan ini.

Cara yang lebih aman untuk mengamati ­gerhana adalah pengamatan tidak langsung. Hal ini dapat dilakukan dengan memproyeksikan citra ­matahari ke sebuah layar, misalnya sebuah kertas putih. Hal ini dapat dilakukan dengan menempatkan sepotong kardus ­dengan lubang kecil ­(berdiameter 1mm) di antara matahari dan layar, alat ini disebut kamera lubang jarum. Selain kamera lubang jarum, dapat digunakan teleskop kecil atau teropong yang dapat memperbesar proyeksi matahari di layar.***

Baca Juga:  #SumbangSuara Bersama Slank Targetkan Rp15 Miliar bagi Pekerja Terdampak Corona

SIAK (RIAUPOS.CO) — Gerhana Matahari Cincin (GMC) bisa ­dilihat di sebagian wilayah di Indonesia pada 26 Desember 2019. Saat fenomena ini terjadi, 94 persen piringan matahari akan tertutup piringan bulan. Namun, bolehkah melihat Gerhana Matahari Cincin dengan mata telanjang? Peneliti Muda Pusat Sains Antarikasa LAPAN M Zamzam Nurzaman, ­menyampaikan, pengamatan langsung ke arah ­Matahari tanpa alat bantu tidak­ ­boleh ­dilakukan karena hal tersebut dapat ­mengakibatkan ­kerusakan hingga ­kebutaan mata. Untuk ­pengamatan GMC, dapat ­disediakan kacamata khusus matahari untuk mengamati secara aman fenomena alam ini. Seluruh proses gerhana, mulai dari gerhana matahari sebagian hingga puncak GMC dapat diamati jika cuaca mendukung. Bila memungkinkan, dari Kantor Pusat Sains Antariksa LAPAN rencananya akan menyediakan ­teleskop agar para pengunjung dapat turut menikmati ­bersama fenomena langka ini dengan lebih ­menarik.

Baca Juga:  Berkas Belum Lengkap, Sidang PK Zumi Zola Ditunda

Untuk menghindari kerusakan mata, ­pengamatan gerhana matahari sebagian dan cincin (termasuk gerhana sebagian yang terjadi sebelum dan sesudah gerhana total) membutuhkan alat pelindung mata atau metode pengamatan tidak langsung. Pelindung mata dilakukan dengan filter yang dirancang khusus untuk menghalangi radiasi berbahaya dari matahari. Kacamata hitam biasa atau alat-alat rumah biasanya tidak cukup untuk tujuan ini.

Cara yang lebih aman untuk mengamati ­gerhana adalah pengamatan tidak langsung. Hal ini dapat dilakukan dengan memproyeksikan citra ­matahari ke sebuah layar, misalnya sebuah kertas putih. Hal ini dapat dilakukan dengan menempatkan sepotong kardus ­dengan lubang kecil ­(berdiameter 1mm) di antara matahari dan layar, alat ini disebut kamera lubang jarum. Selain kamera lubang jarum, dapat digunakan teleskop kecil atau teropong yang dapat memperbesar proyeksi matahari di layar.***

Baca Juga:  Keluarkan SE untuk Pencegahan Varian Omicron
Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari