Sabtu, 23 November 2024
spot_img

PCR Bisa Diwajibkan Lagi

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Pemerintah mempertimbangkan untuk mewajibkan kembali tes RT-PCR untuk menskrining mobilitas penduduk pada periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) pada akhir tahun 2021 ini. Hal tersebut terlontar dari Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam podcast kanal Youtube milik Deddy Corbuzier yang diunggah kemarin (10/11). 

Luhut mengatakan, ada beberapa kekhawatiran tentang perilaku varian baru delta yang disebut AY.4.2 yang kini dilaporkan telah ditemukan di Malaysia. Luhut menuturkan, bahwa ia telah melapor pada Presiden Joko Widodo tentang perkembangan ini. Kemudian menyarankan kepala negara untuk ekstra hati-hati. 

"Pak, menjelang natal dan tahur baru perlu kita pertimbangkan (untuk mewajibkan PCR kembali, red)," tuturnya. 

Pertimbangannya kata Luhut adalah pergerakan masyarakat yang terlalu besar tanpa pemeriksaan dan pengendalian.  Sama aja penyakit berpindah lebih cepat. 

"Kita mau super hati-hati, atau mau kembali lagi PPKM. Itu satu hari dalam satu minggu PPKM kita rugi Rp5,2 triliun. Lapangan kerja hilang orang tidak kerja. Itu harga yang sangat mahal," jelasnya. 

Sementara itu, sehari sebelumnya, Jubir Satgas Covid-19  Wiku Adisasmito tidak menjawab secara langsung pertanyaan tentang pewajiban PCR sebagai syarat perjalanan. 

"Kami mengimbau agar rekan-rekan (media, red) menunggu aturan yang akan diumumkan," jelas Wiku. 

Duta Adaptasi Kebiasaan Baru, Reisa Broto Asmoro menyampaikan, memasuki bulan ke-21 mengungkapkan bahwa per selasa, 9 November 2021, dari 4,24 juta orang Indonesia yang terinfeksi Covid-19, lebih dari 4,09 juta atau 96,3 persen dinyatakan sembuh dan sebanyak 9.602 atau 0,2 persen masih dirawat atau dalam masa isolasi," paparnya. 

Dalam hal vaksinasi, Jubir Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi menyebut Indonesia masuk dalam peringkat ke-5 untuk jumlah orang yang mendapatkan vaksinasi minimal 1 dosis dan juga dari jumlah dosis yang diberikan. 

Selain itu, Indonesia juga dapat memastikan ketersediaan vaksin untuk dalam negeri di tengah keterbatasan ketersediaan vaksin di level global. Sedangkan mengenai capaian vaksinasi, ia mengatakan, "Saat ini ada 21 ibukota provinsi sudah mencapai target lebih dari 70 persen di bulan November," jelas Nadia. 

Baca Juga:  Wali Kota Dumai Ajak Umat Islam Makmurkan Masjid

Sementara untuk vaksinasi anak dapat diawali oleh Pemerintah  Kabupaten/kota yang telah mencapai target dosis 1 lebih dari 70 persen dari total sasaran dan lebih dari 60 persen populasi lansia. Vaksinasi anak direncanakan dimulai pada 2022. 

Mengingat ada 26,4 juta anak usia 6-11 tahun di Indonesia, maka dibutuhkan 58,7 juta dosis untuk dua kali suntikan. Sementara untuk vaksin booster, Nadia menyebut juga akan dimulai pada Januari 2022. "Sesuai rekomendasi ITAGI,saat ini indonesia perlu memprioritaskan pemenuhan cakupan vaksinasi lengkap Covid-19 pada populasi umum," katanya.

Nadia menambahkan, booster dapat dilakukan setelah lebih dari 50 persen sasaran tervaksinasi lengkap (terbentuk herd protection).  Dimulai dengan prioritisasi pada orang lanjut usia. Pemberian booster dimulai pada kelompok lansia berdasarkan pertimbangan faktor risiko dan diharapkan dapat dimulai di Januari 2022 saat 50 persen sasaran nasional sudah divaksinasi lengkap.

Tracing Kontak Ditingkatkan per Pasien Positif Covid-19
Saat ini kasus Covid-19 di Riau terus menurun. Namun testing dan tracing kontak pasien yang terkonfirmasi positif tidak diturunkan, justru ditingkatkan.

Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar mengatakan, pihaknya sudah meminta kepada dinas kesehatan baik provinsi maupun kabupaten/kota untuk tetap meningkatkan testing dan tracing kontak Covid-19. Hal itu disampaikan Gubri usai memimpin rapat bersama Forkopimda Riau dan kabupaten/kota terkait penanganan perkembangan Covid-19 serta persiapan Natal dan Tahun Baru 2022 di Gedung Daerah Riau, Rabu (10/11).

"Meskipun kasus Covid-19 saat ini terus menurun, tapi testing dan tracing Covid-19 tidak boleh diturunkan," kata Gubri.

Lebih lanjut dikatakannya, jika selama ini tracing kontak per satu pasien positif dilakukan kepada 15 orang, dengan kasus yang terus menurun hendaknya bisa ditingkatkan menjadi 30 tracing kontak.

Baca Juga:  151 WNI Jamaah Tablig Masih Ditahan di India

"Kalau bisa 50 tracing kontak juga lebih bagus, hal tersebut untuk mengetahui sejauh mana penularan Covid-19 yang terjadi," ujarnya.

Dengan langkah-langkah yang dilakukan tersebut, pihaknya berharap angka penularan Covid-19 yang saat ini terus menurun bisa dikendalikan. Hingga akhirnya tidak lagi ditemukan kasus positif Covid-19 di Riau.

"Mudah-mudahan dengan begitu, kasus Covid-19 di Riau nantinya bisa nol," harapnya. 

Semenatara itu Kepala Dinas Kesehatan Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan, untuk update Covid-19, per Rabu (10/11) di Riau bertambah dua pasien. Dengan penambahan lima pasien positif Covid-19 tersebut, maka total penderita Covid-19 di Riau sebanyak 128.149 orang.

"Sementara itu, untuk pasien yang sembuh bertambah empat orang, sehingga total 123.970 orang yang sudah sembuh," katanya.

Untuk kabar dukanya, terdapat satu pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia. Sehingga total pasien yang meninggal akibat Covid-19 di Riau sebanyak 4.115 orang. 

Dari total pasien positif Covid-19 Riau, yang masih menjalani perawatan di rumah sakit sebanyak 16 orang. Sementara yang menjalani isolasi mandiri 48 orang. "Sehingga saat ini jumlah pasien yang masih menjalani perawatan baik di rumah sakit maupun isolasi mandiri sebanyak 64 orang," ujarnya. 

Sementara itu, untuk suspect yang menjalani isolasi mandiri 3.435 orang dan yang isolasi di rumah sakit 35 orang. Total suspek yang selesai menjalani isolasi 116.241 dan yang meninggal dunia 492 orang.

Mimi juga berpesan, dengan masih adanya pasien positif Covid-19 di Riau agar masyarakat terus menerapkan protokol kesehatan. Terutama saat beraktivitas di luar rumah. "Mari kita sama-sama menjaga diri dan orang sekitar kita dengan terus menerapkan protokol kesehatan. Mencuci tangan, jaga jarak dan menggunakan masker," ajaknya.(tau/jpg/sol/ted)  

 

Laporan JPG, Jakarta

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Pemerintah mempertimbangkan untuk mewajibkan kembali tes RT-PCR untuk menskrining mobilitas penduduk pada periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) pada akhir tahun 2021 ini. Hal tersebut terlontar dari Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam podcast kanal Youtube milik Deddy Corbuzier yang diunggah kemarin (10/11). 

Luhut mengatakan, ada beberapa kekhawatiran tentang perilaku varian baru delta yang disebut AY.4.2 yang kini dilaporkan telah ditemukan di Malaysia. Luhut menuturkan, bahwa ia telah melapor pada Presiden Joko Widodo tentang perkembangan ini. Kemudian menyarankan kepala negara untuk ekstra hati-hati. 

- Advertisement -

"Pak, menjelang natal dan tahur baru perlu kita pertimbangkan (untuk mewajibkan PCR kembali, red)," tuturnya. 

Pertimbangannya kata Luhut adalah pergerakan masyarakat yang terlalu besar tanpa pemeriksaan dan pengendalian.  Sama aja penyakit berpindah lebih cepat. 

- Advertisement -

"Kita mau super hati-hati, atau mau kembali lagi PPKM. Itu satu hari dalam satu minggu PPKM kita rugi Rp5,2 triliun. Lapangan kerja hilang orang tidak kerja. Itu harga yang sangat mahal," jelasnya. 

Sementara itu, sehari sebelumnya, Jubir Satgas Covid-19  Wiku Adisasmito tidak menjawab secara langsung pertanyaan tentang pewajiban PCR sebagai syarat perjalanan. 

"Kami mengimbau agar rekan-rekan (media, red) menunggu aturan yang akan diumumkan," jelas Wiku. 

Duta Adaptasi Kebiasaan Baru, Reisa Broto Asmoro menyampaikan, memasuki bulan ke-21 mengungkapkan bahwa per selasa, 9 November 2021, dari 4,24 juta orang Indonesia yang terinfeksi Covid-19, lebih dari 4,09 juta atau 96,3 persen dinyatakan sembuh dan sebanyak 9.602 atau 0,2 persen masih dirawat atau dalam masa isolasi," paparnya. 

Dalam hal vaksinasi, Jubir Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi menyebut Indonesia masuk dalam peringkat ke-5 untuk jumlah orang yang mendapatkan vaksinasi minimal 1 dosis dan juga dari jumlah dosis yang diberikan. 

Selain itu, Indonesia juga dapat memastikan ketersediaan vaksin untuk dalam negeri di tengah keterbatasan ketersediaan vaksin di level global. Sedangkan mengenai capaian vaksinasi, ia mengatakan, "Saat ini ada 21 ibukota provinsi sudah mencapai target lebih dari 70 persen di bulan November," jelas Nadia. 

Baca Juga:  151 WNI Jamaah Tablig Masih Ditahan di India

Sementara untuk vaksinasi anak dapat diawali oleh Pemerintah  Kabupaten/kota yang telah mencapai target dosis 1 lebih dari 70 persen dari total sasaran dan lebih dari 60 persen populasi lansia. Vaksinasi anak direncanakan dimulai pada 2022. 

Mengingat ada 26,4 juta anak usia 6-11 tahun di Indonesia, maka dibutuhkan 58,7 juta dosis untuk dua kali suntikan. Sementara untuk vaksin booster, Nadia menyebut juga akan dimulai pada Januari 2022. "Sesuai rekomendasi ITAGI,saat ini indonesia perlu memprioritaskan pemenuhan cakupan vaksinasi lengkap Covid-19 pada populasi umum," katanya.

Nadia menambahkan, booster dapat dilakukan setelah lebih dari 50 persen sasaran tervaksinasi lengkap (terbentuk herd protection).  Dimulai dengan prioritisasi pada orang lanjut usia. Pemberian booster dimulai pada kelompok lansia berdasarkan pertimbangan faktor risiko dan diharapkan dapat dimulai di Januari 2022 saat 50 persen sasaran nasional sudah divaksinasi lengkap.

Tracing Kontak Ditingkatkan per Pasien Positif Covid-19
Saat ini kasus Covid-19 di Riau terus menurun. Namun testing dan tracing kontak pasien yang terkonfirmasi positif tidak diturunkan, justru ditingkatkan.

Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar mengatakan, pihaknya sudah meminta kepada dinas kesehatan baik provinsi maupun kabupaten/kota untuk tetap meningkatkan testing dan tracing kontak Covid-19. Hal itu disampaikan Gubri usai memimpin rapat bersama Forkopimda Riau dan kabupaten/kota terkait penanganan perkembangan Covid-19 serta persiapan Natal dan Tahun Baru 2022 di Gedung Daerah Riau, Rabu (10/11).

"Meskipun kasus Covid-19 saat ini terus menurun, tapi testing dan tracing Covid-19 tidak boleh diturunkan," kata Gubri.

Lebih lanjut dikatakannya, jika selama ini tracing kontak per satu pasien positif dilakukan kepada 15 orang, dengan kasus yang terus menurun hendaknya bisa ditingkatkan menjadi 30 tracing kontak.

Baca Juga:  Polisi Ikut Goro Timbun Jalan Berlubang di Tambusai Utara

"Kalau bisa 50 tracing kontak juga lebih bagus, hal tersebut untuk mengetahui sejauh mana penularan Covid-19 yang terjadi," ujarnya.

Dengan langkah-langkah yang dilakukan tersebut, pihaknya berharap angka penularan Covid-19 yang saat ini terus menurun bisa dikendalikan. Hingga akhirnya tidak lagi ditemukan kasus positif Covid-19 di Riau.

"Mudah-mudahan dengan begitu, kasus Covid-19 di Riau nantinya bisa nol," harapnya. 

Semenatara itu Kepala Dinas Kesehatan Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan, untuk update Covid-19, per Rabu (10/11) di Riau bertambah dua pasien. Dengan penambahan lima pasien positif Covid-19 tersebut, maka total penderita Covid-19 di Riau sebanyak 128.149 orang.

"Sementara itu, untuk pasien yang sembuh bertambah empat orang, sehingga total 123.970 orang yang sudah sembuh," katanya.

Untuk kabar dukanya, terdapat satu pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia. Sehingga total pasien yang meninggal akibat Covid-19 di Riau sebanyak 4.115 orang. 

Dari total pasien positif Covid-19 Riau, yang masih menjalani perawatan di rumah sakit sebanyak 16 orang. Sementara yang menjalani isolasi mandiri 48 orang. "Sehingga saat ini jumlah pasien yang masih menjalani perawatan baik di rumah sakit maupun isolasi mandiri sebanyak 64 orang," ujarnya. 

Sementara itu, untuk suspect yang menjalani isolasi mandiri 3.435 orang dan yang isolasi di rumah sakit 35 orang. Total suspek yang selesai menjalani isolasi 116.241 dan yang meninggal dunia 492 orang.

Mimi juga berpesan, dengan masih adanya pasien positif Covid-19 di Riau agar masyarakat terus menerapkan protokol kesehatan. Terutama saat beraktivitas di luar rumah. "Mari kita sama-sama menjaga diri dan orang sekitar kita dengan terus menerapkan protokol kesehatan. Mencuci tangan, jaga jarak dan menggunakan masker," ajaknya.(tau/jpg/sol/ted)  

 

Laporan JPG, Jakarta

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari