JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Pandemi Covid-19 membuat aktivitas terhambat, bukan hanya ekonomi, tapi juga proses belajar mengajar di sekolah. Di mana saat ini, untuk mengurangi adanya penyebaran virus, pihak sekolah dan murid menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim, sebenarnya pihaknya pun enggan untuk menerapkan sistem tersebut. Namun, kembali lagi, karena mengutamakan kesehatan, maka hal itu pun harus dilakukan.
"Saya mau jelaskan satu hal, dari Kemendikbud kita tidak mau melakukan PJJ, kita terpaksa melakukan PJJ karena opsinya adalah kita nggak belajar sama sekali atau kita coba biar masih ada kegiatan belajar mengajar," ujar dia melalui webinar, Sabtu (11/7).
Ia pun menyatakan, banyak yang mengkritik PJJ tidak optimal dalam belajar, di mana Nadiem pun setuju atas hal tersebut. Maka dari itu, agar bisa optimal, pihaknya meminta kepada sekolah untuk menentukan opsi mana yang cocok untuk memberikan pengajaran kepada para muridnya.
"Kita harus mencari jalan masing-masing, karena tidak ada satu platform yang cocok untuk satu skeolah, ada yang hanya menggunakan WhatsApp, Google Classroom, pake konten video seperti Zenius atau RuangGuru, video call, yang membuat sukses itu adalah mana yang paling cocok untuk sekolah," tutur dia.
Kemudian, partisipasi orang tua juga dibutuhkan. Berdasekan survei yang dilakukan, orang tua yang aktif dan berpartisipasi belajar dari rumah, efektivitas pembelajarannya meningkat.
"Kita lakukan adalah memberikan layanan seperti channel TVRI, agar orang tua juga bisa melihat itu, bukan hanya kurilkulum anak tapi juga untuk orang tua. Jadi walaupun ini tidak ideal dan optimal, kita sekarang ini menggunakan apapun yang ada di dalam kreativitas semua pihak untuk memastikan ini (PJJ) berjalan dengan baik," ujarnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi