Kamis, 19 September 2024

Perbaikan Darurat Tanggul Bendungan Glapan 3 Hari

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengintruksikan agar perbaikan darurat tanggul Bendung Glapan, Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah yang jebol akibat hujan lebat pada Rabu (8/1) malam selesai dalam tiga hari ke depan.

Basuki mengatakan, hal tersebut untuk mengantisipasi perkiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang menyatakan potensi curah hujan tinggi masih akan berlangsung hingga Februari 2020.

"Ini harus segera diselesaikan dalam waktu dua sampai tiga hari ini, kita tutup dulu sementara. Nanti permanennya akan kita lanjutkan. Untuk bantuan penanganan, saya akan tunjuk langsung BUMN Karya untuk mengerjakannya, karena ini merupakan kondisi darurat," kata Menteri Basuki dalam keterangan resminya, Sabtu (11/2).

Setelah perbaikan sementara selesai, kata Basuki, akan segera melanjutkan perbaikan permanen tanggul bendung tersebut pada tahun 2020 ini.

- Advertisement -

"Untuk perbaikan permanennya sudah kami siapkan desainnya, saat ini dalam proses lelang. Keduanya sedang kami kerjakan dan harus cepat diselesaikan," ujarnya.

Baca Juga:  Alokasi Anggaran Penanganan Covid-19 Menjadi Perhatian

Menurutnya, secara umum kondisi banjir di Kota Semarang sudah jauh berkurang dari tahun-tahun sebelumnya setelah Kementerian PUPR secara bertahap dan terpadu melakukan penanganan banjir Kota Semarang, mulai dari hulu seperti pembangunan Bendungan Jatibarang hingga ke hilir, seperti pembangunan kanal banjir, normalisasi sungai, tanggul rob, stasiun pompa, kolam retensi, termasuk bendung gerak di Kanal Banjir Barat (KBB).

- Advertisement -

Sementara Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana dan Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR Ruhban Ruzziyatno mengatakan, jebolan di Bendung Glapan tepatnya pada tanggul sebelah kiri disebabkan meluapnya aliran air Sungai Tuntang yang berasal dari hujan di hulu, dengan curah hujan yang tercatat mencapai 57 mm per jam.

Menurutnya untuk penanganan kontruksi yg dilaksanakan yakni tanggul darurat sepanjang kurang lebih 30 meter menggunakan pancang bambu dan diisi geobag.

"Saat ini penanganan darurat lapangan sedang dilaksanakan oleh tenaga kerja sebanyak 50 orang dan akan ditambah lagi sebanyak 100 orang. Sedangkan untuk alat berat yang dikerahkan sebanyak 3 excavator," kata Ruhban.

Baca Juga:  Bridgestone Indonesia Bikin Sepatu dari Ban Bekas

Sedangkan untuk perbaikan permanen, akan dilakukan perbaikan kembali ke kondisi semula ditambah dengan peninggian parapet agar saat curah hujan tinggi, air tidak kembali melimpas.

Ditargetkan konstruksi dapat dimulai sekitar April 2020 dengan perhitungan kebutuhan biaya semula untuk rehab intake dan jaringan irigasi di sisi kiri Bendung Glapan sebesar Rp34 miliar dan dan sisi kanan sebesar Rp77 miliar. Dengan adanya tanggul yang jebol, maka biaya konstruksi akan dihitung ulang sesuai kebutuhan.

Bendung Glapan merupakan bendung peninggalan Belanda tahun 1852 untuk mengairi saluran irigasi. Bendung tersebut memiliki lebar 90 meter dengan kapasitas debit untuk DI Glapan Barat sebesar 13,57 m3 per detik dan DI Glapan Timur sebesar 11,71 m3 per detik untuk mengairi irigasi seluas 8.672 ha.

Sumber : Jawapos.com
Editor : Rinaldi

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengintruksikan agar perbaikan darurat tanggul Bendung Glapan, Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah yang jebol akibat hujan lebat pada Rabu (8/1) malam selesai dalam tiga hari ke depan.

Basuki mengatakan, hal tersebut untuk mengantisipasi perkiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang menyatakan potensi curah hujan tinggi masih akan berlangsung hingga Februari 2020.

"Ini harus segera diselesaikan dalam waktu dua sampai tiga hari ini, kita tutup dulu sementara. Nanti permanennya akan kita lanjutkan. Untuk bantuan penanganan, saya akan tunjuk langsung BUMN Karya untuk mengerjakannya, karena ini merupakan kondisi darurat," kata Menteri Basuki dalam keterangan resminya, Sabtu (11/2).

Setelah perbaikan sementara selesai, kata Basuki, akan segera melanjutkan perbaikan permanen tanggul bendung tersebut pada tahun 2020 ini.

"Untuk perbaikan permanennya sudah kami siapkan desainnya, saat ini dalam proses lelang. Keduanya sedang kami kerjakan dan harus cepat diselesaikan," ujarnya.

Baca Juga:  Temuan Kerugian Negara di Dumai Sudah Dikembalikan

Menurutnya, secara umum kondisi banjir di Kota Semarang sudah jauh berkurang dari tahun-tahun sebelumnya setelah Kementerian PUPR secara bertahap dan terpadu melakukan penanganan banjir Kota Semarang, mulai dari hulu seperti pembangunan Bendungan Jatibarang hingga ke hilir, seperti pembangunan kanal banjir, normalisasi sungai, tanggul rob, stasiun pompa, kolam retensi, termasuk bendung gerak di Kanal Banjir Barat (KBB).

Sementara Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana dan Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR Ruhban Ruzziyatno mengatakan, jebolan di Bendung Glapan tepatnya pada tanggul sebelah kiri disebabkan meluapnya aliran air Sungai Tuntang yang berasal dari hujan di hulu, dengan curah hujan yang tercatat mencapai 57 mm per jam.

Menurutnya untuk penanganan kontruksi yg dilaksanakan yakni tanggul darurat sepanjang kurang lebih 30 meter menggunakan pancang bambu dan diisi geobag.

"Saat ini penanganan darurat lapangan sedang dilaksanakan oleh tenaga kerja sebanyak 50 orang dan akan ditambah lagi sebanyak 100 orang. Sedangkan untuk alat berat yang dikerahkan sebanyak 3 excavator," kata Ruhban.

Baca Juga:  Dendam Ilmiah

Sedangkan untuk perbaikan permanen, akan dilakukan perbaikan kembali ke kondisi semula ditambah dengan peninggian parapet agar saat curah hujan tinggi, air tidak kembali melimpas.

Ditargetkan konstruksi dapat dimulai sekitar April 2020 dengan perhitungan kebutuhan biaya semula untuk rehab intake dan jaringan irigasi di sisi kiri Bendung Glapan sebesar Rp34 miliar dan dan sisi kanan sebesar Rp77 miliar. Dengan adanya tanggul yang jebol, maka biaya konstruksi akan dihitung ulang sesuai kebutuhan.

Bendung Glapan merupakan bendung peninggalan Belanda tahun 1852 untuk mengairi saluran irigasi. Bendung tersebut memiliki lebar 90 meter dengan kapasitas debit untuk DI Glapan Barat sebesar 13,57 m3 per detik dan DI Glapan Timur sebesar 11,71 m3 per detik untuk mengairi irigasi seluas 8.672 ha.

Sumber : Jawapos.com
Editor : Rinaldi

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari