- Advertisement -
JAKARTA (RIAUPOS.CO)—PT KAI mengintensifkan pengamanan jalur rel kereta api dalam masa hujan lebat disertai bencana hidrometeorologis yang bertubi-tubi beberapa hari terakhir. Seperti diketahui, bahwa pada musim hujan awal tahun 2021 lalu, dua jalur rel penting yakni di Petak Lemah Abang, Karawang dan Alas Tua Semarang terendam banjir sehingga mengganggu perjalanan kereta api.
Kahumas PT KAI Daop 1 Jakarta Eva Chairunisa mengungkapkan pihaknya menyiapkan Alat Material Untuk Siaga (AMUS) dan pemantauan ekstra di sejumlah titik rawan.
- Advertisement -
"Pemantauan dan pengecekan yang lebih ekstra juga dilakukan oleh petugas pemeriksa jalur di sejumlah lokasi rawan banjir dan longsor untuk meminimalisir risiko dan mempercepat penanganan jika sewaktu-waktu terdapat dampak dari cuaca ekstrim pada operasional KA," jelas Eva, kemarin (9/11).
Catatan BNPB, selama sepanjang pekan pertama November 2021 wilayah Indonesia dihajar bencana hidrometeorologi. Sejak Senin (8/11), BNPB kembali meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) provinsi di seluruh Indonesia untuk mengantisipasi dampak banjir dan tanah longsor di bulan November ini. BNPB mencatat 32 kejadian banjir dengan total jumlah korban meninggal 9 jiwa dan hilang 2 jiwa, sedangkan rumah warga rusak dengan kategori sedang hingga berat mencapai 295 unit. Deputi Bidang Pencegahan Prasinta Dewi juga meminta BPBD untuk meningkatkan kegiatan sosialisasi, edukasi dan mitigasi terkait upaya pencegahan dengan menggunakan media elektronik atau media sosial.(tau/mia/jpg)
JAKARTA (RIAUPOS.CO)—PT KAI mengintensifkan pengamanan jalur rel kereta api dalam masa hujan lebat disertai bencana hidrometeorologis yang bertubi-tubi beberapa hari terakhir. Seperti diketahui, bahwa pada musim hujan awal tahun 2021 lalu, dua jalur rel penting yakni di Petak Lemah Abang, Karawang dan Alas Tua Semarang terendam banjir sehingga mengganggu perjalanan kereta api.
Kahumas PT KAI Daop 1 Jakarta Eva Chairunisa mengungkapkan pihaknya menyiapkan Alat Material Untuk Siaga (AMUS) dan pemantauan ekstra di sejumlah titik rawan.
- Advertisement -
"Pemantauan dan pengecekan yang lebih ekstra juga dilakukan oleh petugas pemeriksa jalur di sejumlah lokasi rawan banjir dan longsor untuk meminimalisir risiko dan mempercepat penanganan jika sewaktu-waktu terdapat dampak dari cuaca ekstrim pada operasional KA," jelas Eva, kemarin (9/11).
Catatan BNPB, selama sepanjang pekan pertama November 2021 wilayah Indonesia dihajar bencana hidrometeorologi. Sejak Senin (8/11), BNPB kembali meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) provinsi di seluruh Indonesia untuk mengantisipasi dampak banjir dan tanah longsor di bulan November ini. BNPB mencatat 32 kejadian banjir dengan total jumlah korban meninggal 9 jiwa dan hilang 2 jiwa, sedangkan rumah warga rusak dengan kategori sedang hingga berat mencapai 295 unit. Deputi Bidang Pencegahan Prasinta Dewi juga meminta BPBD untuk meningkatkan kegiatan sosialisasi, edukasi dan mitigasi terkait upaya pencegahan dengan menggunakan media elektronik atau media sosial.(tau/mia/jpg)