Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Musim Kemarau, Waspadai Penyakit ISPA

RIAUPOS.CO- INFEKSI saluran pernapasan akut (ISPA) menjadi salah satu penyakit yang angkanya cukup tinggi di Surabaya Utara, Jatim. Selama tujuh bulan terakhir, ada 4.549 kunjungan pasien dengan keluhan ISPA yang berobat ke Puskesmas Krembangan Selatan.

Di puskesmas di Jalan Pesapen Selatan itu, tren penderita ISPA cenderung naik. “Karena musim kemarau,” kata Kepala Puskesmas Krembangan Selatan dr Dayanti Dadiningrum.

Menurut dia, Januari, Februari, dan Maret angkanya paling tinggi. Masing-masing 803, 998, dan 899 kunjungan pasien ISPA.

Sementara itu, pada April-Juli tren kunjungannya menurun. “Namun, jumlah pasien sebenarnya meningkat,” kata perempuan kelahiran 10 Juli tersebut. Mayoritas pasien, kata dia, terlambat memeriksa. Gejalanya sudah muncul pada April, tapi baru periksa Juni.

Baca Juga:  Kemenag Umumkan Layanan Akad Nikah di KUA Kembali Dibuka

Dayanti menjelaskan, pasien yang datang umumnya mengalami gejala pegal, bersin, dan batuk-batuk. Namun, dari total keseluruhan, 5 persen sudah dalam kondisi parah. “Bisa sampai batuk darah hingga pingsan,” ujar Dayanti.

Dia menerangkan, cuaca kemarau yang memicu banyak debu dan partikel bebas sebenarnya bisa dicegah. Salah satunya, menggunakan masker.

Jika tidak mampu membeli sendiri, pihaknya pun memberikan masker secara cuma-cuma. Lokasinya berada di dekat pintu masuk puskesmas. (jar/nuf/c12/eko)

Sumber: JPNN.com
Editor: Deslina

RIAUPOS.CO- INFEKSI saluran pernapasan akut (ISPA) menjadi salah satu penyakit yang angkanya cukup tinggi di Surabaya Utara, Jatim. Selama tujuh bulan terakhir, ada 4.549 kunjungan pasien dengan keluhan ISPA yang berobat ke Puskesmas Krembangan Selatan.

Di puskesmas di Jalan Pesapen Selatan itu, tren penderita ISPA cenderung naik. “Karena musim kemarau,” kata Kepala Puskesmas Krembangan Selatan dr Dayanti Dadiningrum.

- Advertisement -

Menurut dia, Januari, Februari, dan Maret angkanya paling tinggi. Masing-masing 803, 998, dan 899 kunjungan pasien ISPA.

Sementara itu, pada April-Juli tren kunjungannya menurun. “Namun, jumlah pasien sebenarnya meningkat,” kata perempuan kelahiran 10 Juli tersebut. Mayoritas pasien, kata dia, terlambat memeriksa. Gejalanya sudah muncul pada April, tapi baru periksa Juni.

- Advertisement -
Baca Juga:  Kemenag Umumkan Layanan Akad Nikah di KUA Kembali Dibuka

Dayanti menjelaskan, pasien yang datang umumnya mengalami gejala pegal, bersin, dan batuk-batuk. Namun, dari total keseluruhan, 5 persen sudah dalam kondisi parah. “Bisa sampai batuk darah hingga pingsan,” ujar Dayanti.

Dia menerangkan, cuaca kemarau yang memicu banyak debu dan partikel bebas sebenarnya bisa dicegah. Salah satunya, menggunakan masker.

Jika tidak mampu membeli sendiri, pihaknya pun memberikan masker secara cuma-cuma. Lokasinya berada di dekat pintu masuk puskesmas. (jar/nuf/c12/eko)

Sumber: JPNN.com
Editor: Deslina

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari