Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Cina Sebut Pneumonia Aneh Lebih Mematikan Dari Corona

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Kasus pneumonia aneh ditemukan di Kazakhstan. Bahkan Cina menilai kasus pneumonia itu lebih mematikan dari Covid-19. Karena itu, Cina memperingatkan warganya yang tinggal di Kazakhstan agar waspada atas pneumonia yang tidak diketahui itu.

"Radang paru-paru yang tidak diketahui di Kazakhstan menyebabkan 1.772 kematian dalam enam bulan pertama tahun ini, termasuk 628 orang pada bulan Juni saja," kata Kedutaan Cina di negara Asia Tengah itu dalam sebuah pernyataan di platform WeChat pada Kamis (9/7).

Dilansir dari Times Of India, Jumat (10/7), pernyataan lanjutan menambahkan bahwa kematian juga termasuk dialami warga negara Cina. Jika kematian Covid-19 memiliki persentase 5 persen, maka pneumonia di Kazakhstan disebut jauh lebih mematikan.

Baca Juga:  Resmikan Gedung Paguyuban, Bupati Naik Sesingaan

"Tingkat fatalitas penyakit ini jauh lebih tinggi daripada Covid-19," sebut Global Times mengutip pernyataan Kedutaan Cina di Kazakhstan.

"Banyak organisasi termasuk Departemen Kesehatan Kazakhstan sedang mempelajari virus pneumonia ini," sebut pihak Kedutaan Cina.

Belum ada indikasi apakah penyakit tersebut terkait dengan Covid-19. Beberapa ahli Cina mengatakan bahwa langkah-langkah harus diambil untuk mencegah pneumonia menyebar ke Cina.

Kazakhstan adalah negara yang berbatasan dengan barat laut Cina. Kedutaan mengingatkan warga Cina di Kazakhstan untuk meningkatkan kesadaran mereka tentang langkah-langkah mencegah penyebaran virus.

Hanya saja, pada Jumat (10/7), Kementerian Kesehatan Kazakhstan mencap laporan media Cina berdasarkan pernyataan kedutaan sebagai hoax. "Informasi yang dipublikasikan oleh beberapa media Cina mengenai jenis pneumonia baru di Kazakhstan tidak benar," kata Kementerian Kesehatan Kazakhstan.

Baca Juga:  Ini Alasan Pemerintah Menaikkan Iuran BPJS Kesehatan

Kazakhstan telah melaporkan 51.059 kasus Covid-19, termasuk 264 kematian, menurut Universitas Johns Hopkins. Sedangkan Cina kini masih dihadapkan pada gelombang kedua wabah Covid-19.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Kasus pneumonia aneh ditemukan di Kazakhstan. Bahkan Cina menilai kasus pneumonia itu lebih mematikan dari Covid-19. Karena itu, Cina memperingatkan warganya yang tinggal di Kazakhstan agar waspada atas pneumonia yang tidak diketahui itu.

"Radang paru-paru yang tidak diketahui di Kazakhstan menyebabkan 1.772 kematian dalam enam bulan pertama tahun ini, termasuk 628 orang pada bulan Juni saja," kata Kedutaan Cina di negara Asia Tengah itu dalam sebuah pernyataan di platform WeChat pada Kamis (9/7).

- Advertisement -

Dilansir dari Times Of India, Jumat (10/7), pernyataan lanjutan menambahkan bahwa kematian juga termasuk dialami warga negara Cina. Jika kematian Covid-19 memiliki persentase 5 persen, maka pneumonia di Kazakhstan disebut jauh lebih mematikan.

Baca Juga:  Resmikan Gedung Paguyuban, Bupati Naik Sesingaan

"Tingkat fatalitas penyakit ini jauh lebih tinggi daripada Covid-19," sebut Global Times mengutip pernyataan Kedutaan Cina di Kazakhstan.

- Advertisement -

"Banyak organisasi termasuk Departemen Kesehatan Kazakhstan sedang mempelajari virus pneumonia ini," sebut pihak Kedutaan Cina.

Belum ada indikasi apakah penyakit tersebut terkait dengan Covid-19. Beberapa ahli Cina mengatakan bahwa langkah-langkah harus diambil untuk mencegah pneumonia menyebar ke Cina.

Kazakhstan adalah negara yang berbatasan dengan barat laut Cina. Kedutaan mengingatkan warga Cina di Kazakhstan untuk meningkatkan kesadaran mereka tentang langkah-langkah mencegah penyebaran virus.

Hanya saja, pada Jumat (10/7), Kementerian Kesehatan Kazakhstan mencap laporan media Cina berdasarkan pernyataan kedutaan sebagai hoax. "Informasi yang dipublikasikan oleh beberapa media Cina mengenai jenis pneumonia baru di Kazakhstan tidak benar," kata Kementerian Kesehatan Kazakhstan.

Baca Juga:  Wako Padang Antar Jenazah Pasien Corona ke Pemakaman

Kazakhstan telah melaporkan 51.059 kasus Covid-19, termasuk 264 kematian, menurut Universitas Johns Hopkins. Sedangkan Cina kini masih dihadapkan pada gelombang kedua wabah Covid-19.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari