Rabu, 18 September 2024

Protokol Kesehatan setelah Berolahraga

ANTUSIASME masyarakat berolahraga seolah tak terpengaruh oleh adanya pandemi Covid-19. Ini terlihat dari banyaknya warga berolahraga di pelataran Stadion Utama Riau di Jalan Nagasakti, Panam. Sejak usai subuh hingga menjelang tengah hari, stadion bekas penyelenggaraan PON XVIII tahun 2012 itu terlihat ramai dengan aktivitas masyarakat berolahraga.

Masyarakat berbagai usia kebanyakan berolahraga joging. Mereka berlari mengitari stadion, baik sendiri-sendiri, hingga berkelompok, baik usia anak-anak, remaja hingga kelompok keluarga. Selain joging, banyak juga masyarakat yang berolahraga sepeda mengitari jalan atau lintasan yang mengelilingi Stadion Utama. Sepeda ini kebanyakan berasal dari penyewaan sepeda yang ada di dekat stadion. Biayanya cukup murah. Dapat dipakai sepuasnya pada hari itu.

Demikian juga dengan aktivitas lain seperti badminton. Masyarakat tak perlu repot-repot membawa raket dari rumah. Di sini banyak penyewaan raket. Satu raket dan bola cuma Rp10 ribu. Demikian juga dengan bola voli, dapat disewa dengan harga murah.

Pantauan Riau Pos, tidak semua masyarakat yang berolahraga ini menggunakan masker. Banyak di antaranya yang tidak menerapkan protokol kesehatan, di antaranya memakai masker dan menjaga jarak. Misalnya saat joging, banyak juga di antara mereka tidak bermasker dan berlari secara bergerombol.

- Advertisement -

Fikri (19) misalnya. Ia dan kelompoknya berlatih bermain bola voli tidak menggunakan masker. Alasannya saat berolahraga masker mengganggu pernapasan.

"Sulit bernapas, makanya tidak dipakai," sebut alumni 2020 SMA Olahraga Rumbai itu, Ahad (28/3).

- Advertisement -
Baca Juga:  Karena sedang Ditahan, Ulang Tahun Ahmad Dhani Sehari Lebih Awal

Ia mengaku hampir setiap Ahad pagi berlatih bersama klub bola voli Dishub Kota Pekanbaru itu di Stadion Utama Riau. Di sini, sebutnya, suasananya cukup nyaman. Mereka berlatih hingga menjelang tengah hari.

"Kami semua pakai masker, tapi setelah berolahraga," sebut Fikri yang saat ini masih tinggal di asrama SMA Olahraga karena menjabat sebagai asisten pelatih guru di sekolah itu.

Selain Fikri, terlihat seorang ibu bernama Irawati (39) membawa anaknya yang masih berusia tiga tahun yang terlihat antusias berlari mengelilingi stadion. Ia mengaku tidak khawatir anaknya tidak menggunakan masker.

"Setelah ini (olahraga, red)  langsung pulang," sebutnya.

Hal nyaris sama terjadi di CFD Sudirman. Tidak ada penutupan jalan. Tidak ada juga pedagang yang ramai pagi Ahad di seputaran Jalan Cut Nyak Dhien yang melayani masyarakat berolahraga pagi. Tapi beberapa warga masih terlihat berolahraga. Kebanyakan bersepeda, sekadar mengisi waktu.

Terkait banyaknya warga saat berolahraga tidak menggunakan masker, Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Riau dr Indra Yovi mengatakan, di masa pandemi, olahraga harus tetap dilakukan karena dengan olahraga akan memperkuat imun tubuh. Syaratnya harus dilakukan secara teratur.

"Yang jelas, kalau melakukan kegiatan olahraga baik indoor maupun outdoor selama kegiatan olahraga, memang dilarang memakai masker. Misalnya lari, badminton, bersepeda tidak boleh menggunakan masker, karena akan merusak kondisi parunya selama kegiatan olahraga," paparnya.

Baca Juga:  Sinergikan Program Pembangunan

Kemudian yang menjadi masalah adalah kegiatan setelah berolahraga. Yang terjadi, setelah lari atau bersepeda mereka kumpul-kumpul.

"Nah, itu yang sebetulnya harus ditertibkan oleh pihak yang berwenang," ujarnya.

Ia menegaskan, kegiatan berkumpul itu yang tidak boleh. Kegiatan 5 M itu salah satunya menghindari kerumunan. Sehabis berolahraga, sebaiknya langsung pulang. Jangan makan sama-sama, selfie sama-sama. Hal itu yang tak boleh. Ditanya apakah ini sudah disosialisasikan ke masyarakat, menurutnya di awal-awal pandemi sudah disampaikan.

"Cuma kan orang abai lagi dengan protokol kesehatan usai berolahraga," sebutnya.

Hindari Kontak Fisik
Terkait batasan olahraga di masa pandemi, Indra Yopi mengatakan olahraga yang dilarang itu olahraga berkontak fisik misalnya sepakbola, bola voli, basket. Kalau kemudian ada pertanyaan mengapa masih ada pertandingan olahraga digelar, dia menyebut mereka ini sebelum kegiatan sudah di-swab. Dipastikan tidak ada Covid-19 baru dibolehkan bertanding. Mereka adalah olahragawan profesional. Sedangkan kalau di masyarakatkan tidak tahu.

"Makanya olahraga yang dianjurkan itu olahraga per orangan atau olahraga yang bersifat individual dan berhadap-hadapan, tidak menimbulkan kerumunan," ujarnya.

Untuk itu, ia menyarankan kegiatan olahraga yang bersifat bersama-sama seperti main sepakbola, basket sebaiknya dihindari dulu. Lakukan olahraga individual seperti lari, renang, atau bersepeda.

"Bulutangkis sih masih oke. Tapi masalahnya habis main kan berkumpul, itu yang berisiko. Jadi olahraga tidak dilarang selama setelah berolahraga itu menerapkan protokol kesehatan," ujarnya.(ade)  

 

ANTUSIASME masyarakat berolahraga seolah tak terpengaruh oleh adanya pandemi Covid-19. Ini terlihat dari banyaknya warga berolahraga di pelataran Stadion Utama Riau di Jalan Nagasakti, Panam. Sejak usai subuh hingga menjelang tengah hari, stadion bekas penyelenggaraan PON XVIII tahun 2012 itu terlihat ramai dengan aktivitas masyarakat berolahraga.

Masyarakat berbagai usia kebanyakan berolahraga joging. Mereka berlari mengitari stadion, baik sendiri-sendiri, hingga berkelompok, baik usia anak-anak, remaja hingga kelompok keluarga. Selain joging, banyak juga masyarakat yang berolahraga sepeda mengitari jalan atau lintasan yang mengelilingi Stadion Utama. Sepeda ini kebanyakan berasal dari penyewaan sepeda yang ada di dekat stadion. Biayanya cukup murah. Dapat dipakai sepuasnya pada hari itu.

Demikian juga dengan aktivitas lain seperti badminton. Masyarakat tak perlu repot-repot membawa raket dari rumah. Di sini banyak penyewaan raket. Satu raket dan bola cuma Rp10 ribu. Demikian juga dengan bola voli, dapat disewa dengan harga murah.

Pantauan Riau Pos, tidak semua masyarakat yang berolahraga ini menggunakan masker. Banyak di antaranya yang tidak menerapkan protokol kesehatan, di antaranya memakai masker dan menjaga jarak. Misalnya saat joging, banyak juga di antara mereka tidak bermasker dan berlari secara bergerombol.

Fikri (19) misalnya. Ia dan kelompoknya berlatih bermain bola voli tidak menggunakan masker. Alasannya saat berolahraga masker mengganggu pernapasan.

"Sulit bernapas, makanya tidak dipakai," sebut alumni 2020 SMA Olahraga Rumbai itu, Ahad (28/3).

Baca Juga:  Trailer "No Time To Die" Dirilis, James Bond versi Craig Terakhir

Ia mengaku hampir setiap Ahad pagi berlatih bersama klub bola voli Dishub Kota Pekanbaru itu di Stadion Utama Riau. Di sini, sebutnya, suasananya cukup nyaman. Mereka berlatih hingga menjelang tengah hari.

"Kami semua pakai masker, tapi setelah berolahraga," sebut Fikri yang saat ini masih tinggal di asrama SMA Olahraga karena menjabat sebagai asisten pelatih guru di sekolah itu.

Selain Fikri, terlihat seorang ibu bernama Irawati (39) membawa anaknya yang masih berusia tiga tahun yang terlihat antusias berlari mengelilingi stadion. Ia mengaku tidak khawatir anaknya tidak menggunakan masker.

"Setelah ini (olahraga, red)  langsung pulang," sebutnya.

Hal nyaris sama terjadi di CFD Sudirman. Tidak ada penutupan jalan. Tidak ada juga pedagang yang ramai pagi Ahad di seputaran Jalan Cut Nyak Dhien yang melayani masyarakat berolahraga pagi. Tapi beberapa warga masih terlihat berolahraga. Kebanyakan bersepeda, sekadar mengisi waktu.

Terkait banyaknya warga saat berolahraga tidak menggunakan masker, Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Riau dr Indra Yovi mengatakan, di masa pandemi, olahraga harus tetap dilakukan karena dengan olahraga akan memperkuat imun tubuh. Syaratnya harus dilakukan secara teratur.

"Yang jelas, kalau melakukan kegiatan olahraga baik indoor maupun outdoor selama kegiatan olahraga, memang dilarang memakai masker. Misalnya lari, badminton, bersepeda tidak boleh menggunakan masker, karena akan merusak kondisi parunya selama kegiatan olahraga," paparnya.

Baca Juga:  Karena sedang Ditahan, Ulang Tahun Ahmad Dhani Sehari Lebih Awal

Kemudian yang menjadi masalah adalah kegiatan setelah berolahraga. Yang terjadi, setelah lari atau bersepeda mereka kumpul-kumpul.

"Nah, itu yang sebetulnya harus ditertibkan oleh pihak yang berwenang," ujarnya.

Ia menegaskan, kegiatan berkumpul itu yang tidak boleh. Kegiatan 5 M itu salah satunya menghindari kerumunan. Sehabis berolahraga, sebaiknya langsung pulang. Jangan makan sama-sama, selfie sama-sama. Hal itu yang tak boleh. Ditanya apakah ini sudah disosialisasikan ke masyarakat, menurutnya di awal-awal pandemi sudah disampaikan.

"Cuma kan orang abai lagi dengan protokol kesehatan usai berolahraga," sebutnya.

Hindari Kontak Fisik
Terkait batasan olahraga di masa pandemi, Indra Yopi mengatakan olahraga yang dilarang itu olahraga berkontak fisik misalnya sepakbola, bola voli, basket. Kalau kemudian ada pertanyaan mengapa masih ada pertandingan olahraga digelar, dia menyebut mereka ini sebelum kegiatan sudah di-swab. Dipastikan tidak ada Covid-19 baru dibolehkan bertanding. Mereka adalah olahragawan profesional. Sedangkan kalau di masyarakatkan tidak tahu.

"Makanya olahraga yang dianjurkan itu olahraga per orangan atau olahraga yang bersifat individual dan berhadap-hadapan, tidak menimbulkan kerumunan," ujarnya.

Untuk itu, ia menyarankan kegiatan olahraga yang bersifat bersama-sama seperti main sepakbola, basket sebaiknya dihindari dulu. Lakukan olahraga individual seperti lari, renang, atau bersepeda.

"Bulutangkis sih masih oke. Tapi masalahnya habis main kan berkumpul, itu yang berisiko. Jadi olahraga tidak dilarang selama setelah berolahraga itu menerapkan protokol kesehatan," ujarnya.(ade)  

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari