Selasa, 8 April 2025
spot_img

Cina Ancam Empat Negara yang Memboikot Olimpiade

BEIJING (RIAUPOS.CO) –  Cina melontarkan peringatan keras bagi empat negara yang memboikot secara diplomatik gelaran Olimpiade Musim Dingin di Beijing. Negeri Tirai Bambu menyatakan bahwa keempat negara itu akan menanggung akibat dari keputusan boikot tersebut.

"Amerika Serikat, Australia, Inggris dan Kanada menggunakan olimpiade untuk memanipulasi politik adalah cara yang dibenci dan mengisolasi diri, dan mereka akan membayar harga atas kesalahan yang dibuat," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Wang Wenbin, seperti dikutip AFP, Kamis (9/12/2021).

Wang melontarkan peringatan ini setelah empat negara, yaitu Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Inggris menyatakan memboikot Olimpiade Musim Dingin secara diplomatik.

AS merupakan negara pertama yang mengumumkan boikot itu pada Senin lalu. Negeri Paman Sam menyatakan bahwa mereka memboikot gelaran itu sebagai tanda protes atas dugaan pelanggaran HAM yang dilakukan pemerintah Cina.

Baca Juga:  Pegawai Rutan Dumai Dituntut Berintegritas

Langkah AS itu kemudian diikuti Inggris, Kanada, dan Australia. Kelompok advokasi pemantau hak asasi manusia, termasuk Human Rights Watch, juga mendukung boikot yang dilakukan "musuh" Cina tersebut.

"Langkah penting menentang kejahatan pemerintah Cina terhadap kemanusiaan yang menargetkan Uighur dan komunitas Turki lain," kata Direktur HRW, Sophie Richardson.

Para aktivis mengatakan, setidaknya satu juta orang Uighur dipenjara di "kamp pendidikan" di Xinjiang. Di kamp tersebut, kekerasan seksual, penyiksaan, dan kerja paksa kerap terjadi.

Namun, Beijing terus membantah tudingan itu. Mereka mengklaim kamp tersebut sebagai pusat pelatihan guna mengurangi seruan ekstremisme Islam.

Sementara AS menekankan dugaan pelanggaran HAM di Xinjiang, Inggris menyoroti represi Cina terhadap pergerakan di Hongkong.

Sementara itu, Kanada juga pernah berkonflik dengan Cina. Hubungan kedua negara meregang usai penangkapan eksekutif Huawei, Meng Wanzhou, pada Desember 2018 di Vancouver.

Baca Juga:  Rekapitulasi Penghitungan Suara Pilkada Rohil Dimulai 

Sebagai tanggapan, Beijing menahan dua warga negara Kanada. Namun, ketiganya kini telah dibebaskan dan direpatriasi.

Hubungan Cina dan Australia juga tak hangat usai Canberra melarang Huawei Technologies dari jaringan broadband 5G Australia pada 2018.

Keduanya semakin regang saat Canberra menyerukan penyelidikan independen soal sumber Covid-19, dan terbaru soal kesepakatan trilateral AUKUS.

Meski sejumlah negara memboikot Olimpiade Musim Dingin ini, Prancis dan Rusia menyatakan tak mengambil langkah yang sama.

Rusia mengkritik AS dengan menyatakan bahwa Olimpiade Musim Dingin 2022 itu harus bebas politik. Presiden Vladimir Putin juga mengaku akan hadir ke acara itu.

Sumber: AFP/Reuters/CNN/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

BEIJING (RIAUPOS.CO) –  Cina melontarkan peringatan keras bagi empat negara yang memboikot secara diplomatik gelaran Olimpiade Musim Dingin di Beijing. Negeri Tirai Bambu menyatakan bahwa keempat negara itu akan menanggung akibat dari keputusan boikot tersebut.

"Amerika Serikat, Australia, Inggris dan Kanada menggunakan olimpiade untuk memanipulasi politik adalah cara yang dibenci dan mengisolasi diri, dan mereka akan membayar harga atas kesalahan yang dibuat," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Wang Wenbin, seperti dikutip AFP, Kamis (9/12/2021).

Wang melontarkan peringatan ini setelah empat negara, yaitu Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Inggris menyatakan memboikot Olimpiade Musim Dingin secara diplomatik.

AS merupakan negara pertama yang mengumumkan boikot itu pada Senin lalu. Negeri Paman Sam menyatakan bahwa mereka memboikot gelaran itu sebagai tanda protes atas dugaan pelanggaran HAM yang dilakukan pemerintah Cina.

Baca Juga:  Rapat Daring

Langkah AS itu kemudian diikuti Inggris, Kanada, dan Australia. Kelompok advokasi pemantau hak asasi manusia, termasuk Human Rights Watch, juga mendukung boikot yang dilakukan "musuh" Cina tersebut.

"Langkah penting menentang kejahatan pemerintah Cina terhadap kemanusiaan yang menargetkan Uighur dan komunitas Turki lain," kata Direktur HRW, Sophie Richardson.

Para aktivis mengatakan, setidaknya satu juta orang Uighur dipenjara di "kamp pendidikan" di Xinjiang. Di kamp tersebut, kekerasan seksual, penyiksaan, dan kerja paksa kerap terjadi.

Namun, Beijing terus membantah tudingan itu. Mereka mengklaim kamp tersebut sebagai pusat pelatihan guna mengurangi seruan ekstremisme Islam.

Sementara AS menekankan dugaan pelanggaran HAM di Xinjiang, Inggris menyoroti represi Cina terhadap pergerakan di Hongkong.

Sementara itu, Kanada juga pernah berkonflik dengan Cina. Hubungan kedua negara meregang usai penangkapan eksekutif Huawei, Meng Wanzhou, pada Desember 2018 di Vancouver.

Baca Juga:  Kolaborasi Perkebunan Nusantara-Rumah Sawit Indonesia Wujudkan Asta Cita

Sebagai tanggapan, Beijing menahan dua warga negara Kanada. Namun, ketiganya kini telah dibebaskan dan direpatriasi.

Hubungan Cina dan Australia juga tak hangat usai Canberra melarang Huawei Technologies dari jaringan broadband 5G Australia pada 2018.

Keduanya semakin regang saat Canberra menyerukan penyelidikan independen soal sumber Covid-19, dan terbaru soal kesepakatan trilateral AUKUS.

Meski sejumlah negara memboikot Olimpiade Musim Dingin ini, Prancis dan Rusia menyatakan tak mengambil langkah yang sama.

Rusia mengkritik AS dengan menyatakan bahwa Olimpiade Musim Dingin 2022 itu harus bebas politik. Presiden Vladimir Putin juga mengaku akan hadir ke acara itu.

Sumber: AFP/Reuters/CNN/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos
spot_img

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

Cina Ancam Empat Negara yang Memboikot Olimpiade

BEIJING (RIAUPOS.CO) –  Cina melontarkan peringatan keras bagi empat negara yang memboikot secara diplomatik gelaran Olimpiade Musim Dingin di Beijing. Negeri Tirai Bambu menyatakan bahwa keempat negara itu akan menanggung akibat dari keputusan boikot tersebut.

"Amerika Serikat, Australia, Inggris dan Kanada menggunakan olimpiade untuk memanipulasi politik adalah cara yang dibenci dan mengisolasi diri, dan mereka akan membayar harga atas kesalahan yang dibuat," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Wang Wenbin, seperti dikutip AFP, Kamis (9/12/2021).

Wang melontarkan peringatan ini setelah empat negara, yaitu Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Inggris menyatakan memboikot Olimpiade Musim Dingin secara diplomatik.

AS merupakan negara pertama yang mengumumkan boikot itu pada Senin lalu. Negeri Paman Sam menyatakan bahwa mereka memboikot gelaran itu sebagai tanda protes atas dugaan pelanggaran HAM yang dilakukan pemerintah Cina.

Baca Juga:  Putusan Hakim Kaburkan Fakta Sebenarnya

Langkah AS itu kemudian diikuti Inggris, Kanada, dan Australia. Kelompok advokasi pemantau hak asasi manusia, termasuk Human Rights Watch, juga mendukung boikot yang dilakukan "musuh" Cina tersebut.

"Langkah penting menentang kejahatan pemerintah Cina terhadap kemanusiaan yang menargetkan Uighur dan komunitas Turki lain," kata Direktur HRW, Sophie Richardson.

Para aktivis mengatakan, setidaknya satu juta orang Uighur dipenjara di "kamp pendidikan" di Xinjiang. Di kamp tersebut, kekerasan seksual, penyiksaan, dan kerja paksa kerap terjadi.

Namun, Beijing terus membantah tudingan itu. Mereka mengklaim kamp tersebut sebagai pusat pelatihan guna mengurangi seruan ekstremisme Islam.

Sementara AS menekankan dugaan pelanggaran HAM di Xinjiang, Inggris menyoroti represi Cina terhadap pergerakan di Hongkong.

Sementara itu, Kanada juga pernah berkonflik dengan Cina. Hubungan kedua negara meregang usai penangkapan eksekutif Huawei, Meng Wanzhou, pada Desember 2018 di Vancouver.

Baca Juga:  Setelah 20 Bulan, Amerika Buka Kembali Wilayahnya

Sebagai tanggapan, Beijing menahan dua warga negara Kanada. Namun, ketiganya kini telah dibebaskan dan direpatriasi.

Hubungan Cina dan Australia juga tak hangat usai Canberra melarang Huawei Technologies dari jaringan broadband 5G Australia pada 2018.

Keduanya semakin regang saat Canberra menyerukan penyelidikan independen soal sumber Covid-19, dan terbaru soal kesepakatan trilateral AUKUS.

Meski sejumlah negara memboikot Olimpiade Musim Dingin ini, Prancis dan Rusia menyatakan tak mengambil langkah yang sama.

Rusia mengkritik AS dengan menyatakan bahwa Olimpiade Musim Dingin 2022 itu harus bebas politik. Presiden Vladimir Putin juga mengaku akan hadir ke acara itu.

Sumber: AFP/Reuters/CNN/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

BEIJING (RIAUPOS.CO) –  Cina melontarkan peringatan keras bagi empat negara yang memboikot secara diplomatik gelaran Olimpiade Musim Dingin di Beijing. Negeri Tirai Bambu menyatakan bahwa keempat negara itu akan menanggung akibat dari keputusan boikot tersebut.

"Amerika Serikat, Australia, Inggris dan Kanada menggunakan olimpiade untuk memanipulasi politik adalah cara yang dibenci dan mengisolasi diri, dan mereka akan membayar harga atas kesalahan yang dibuat," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Wang Wenbin, seperti dikutip AFP, Kamis (9/12/2021).

Wang melontarkan peringatan ini setelah empat negara, yaitu Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Inggris menyatakan memboikot Olimpiade Musim Dingin secara diplomatik.

AS merupakan negara pertama yang mengumumkan boikot itu pada Senin lalu. Negeri Paman Sam menyatakan bahwa mereka memboikot gelaran itu sebagai tanda protes atas dugaan pelanggaran HAM yang dilakukan pemerintah Cina.

Baca Juga:  Putusan Hakim Kaburkan Fakta Sebenarnya

Langkah AS itu kemudian diikuti Inggris, Kanada, dan Australia. Kelompok advokasi pemantau hak asasi manusia, termasuk Human Rights Watch, juga mendukung boikot yang dilakukan "musuh" Cina tersebut.

"Langkah penting menentang kejahatan pemerintah Cina terhadap kemanusiaan yang menargetkan Uighur dan komunitas Turki lain," kata Direktur HRW, Sophie Richardson.

Para aktivis mengatakan, setidaknya satu juta orang Uighur dipenjara di "kamp pendidikan" di Xinjiang. Di kamp tersebut, kekerasan seksual, penyiksaan, dan kerja paksa kerap terjadi.

Namun, Beijing terus membantah tudingan itu. Mereka mengklaim kamp tersebut sebagai pusat pelatihan guna mengurangi seruan ekstremisme Islam.

Sementara AS menekankan dugaan pelanggaran HAM di Xinjiang, Inggris menyoroti represi Cina terhadap pergerakan di Hongkong.

Sementara itu, Kanada juga pernah berkonflik dengan Cina. Hubungan kedua negara meregang usai penangkapan eksekutif Huawei, Meng Wanzhou, pada Desember 2018 di Vancouver.

Baca Juga:  Pegawai Rutan Dumai Dituntut Berintegritas

Sebagai tanggapan, Beijing menahan dua warga negara Kanada. Namun, ketiganya kini telah dibebaskan dan direpatriasi.

Hubungan Cina dan Australia juga tak hangat usai Canberra melarang Huawei Technologies dari jaringan broadband 5G Australia pada 2018.

Keduanya semakin regang saat Canberra menyerukan penyelidikan independen soal sumber Covid-19, dan terbaru soal kesepakatan trilateral AUKUS.

Meski sejumlah negara memboikot Olimpiade Musim Dingin ini, Prancis dan Rusia menyatakan tak mengambil langkah yang sama.

Rusia mengkritik AS dengan menyatakan bahwa Olimpiade Musim Dingin 2022 itu harus bebas politik. Presiden Vladimir Putin juga mengaku akan hadir ke acara itu.

Sumber: AFP/Reuters/CNN/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari