PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Festival Ruang Kita II 2019 yang ditaja Dinas Pariwisata Provinsi Riau di Bandar Seni Raja Ali Haji (Bandar Serai), berakhir Sabtu (7/12) malam. Selain laporan Plt Kepala Dinas Pariwisata Riau Yoserizal Zen, orasi kreatif Datuk Seri Al azhar, pembacaan puisi sastrawan Taufik Ikram Jamil dan Dheni Kurnia, serta lantunan lagu-lagu islami dari Not 7 Anisa Rahman, penampilan Wakil Gubernur Riau (Wagubri) Edy Natar Nasution menghibur penonton dengan tiga lagu lawas.
Wagubri yang turut bernyanyi betul-betul sangat menghibur penonton. Tiga lagu yang dibawakannya mampu membuat penonton bergoyang sembari bertepuktangan.
Terutama ketika Wagubri menyanyikan lagu Timor Leste berjudul “Abia”. Sementara itu, Datuk Seri Al azhar selain menjelaskan perkembangan musik yang berangkat dari kearifan lokal, juga menceritakan bagaimana sejarah berdirinya kawasan pusat kesenian bernama Bandar Serai.
"Kawasan Bandar serai merupakan ruang bagi seniman yang dalam prosesnya mendapat banyak tantangan. Di sini juga ada AKMR yang banyak melahirkan pelaku seni di Riau. Sekarang nasibnya mengkhawatirkan. Saya memohon kepada pemda untuk ikut memikirkannya. Sekali ini saya bermohon," harap budayawan Al azhar.
Wagubri saat menutup Festival Ruang Kita II mengatakan, Pemda Riau sangat mendukung setiap program yang berhubungan dengan seni budaya.
"Kami menyambut baik kegiatan ini, dan berharap festival ini menjadi ikon dinas pariwisata. Festival ini ke depannya harus lebih berkembang," ujarnya.
Dijelaskan Wagubri, serangkaian kegiatan dari Ruang Kita Festival II 2019 yang telah usai sepekan lamanya, berbagai genre musik karya anak negeri disuguhkan, ragam seni islami dipergelarkan, aneka aroma dan citarasa juadah dihidangkan. Hingga hiasan bunga bonsai dipajangkan, lukisan dan karikatur diperlihatkan. Bahkan pengambilan gambar dari Trans 7 untuk kepentingan publikasi yang lebih luas atas nama negeri Riau ini pun telah diselenggarakan.
Lalu, kesemuanya disepakati merupakan produk-produk pariwisata dan kebudayaan yang menjadi kebanggaan bersama. Namun demikian, tidak berarti pula, usai helat yang diberi tajuk Ruang Kita Festival 2019 ini, menandakan pekerjaan telah selesai. Karena kegiatan yang digelar setahun sekali ini, sudah seharusnya menjadi ruang bagi kita bersama untuk mengidentifikasi banyak hal.
Sebut saja misalnya, mengidentifikasi potensi dan khazanah kepariwisataan dan kebudayaan yang kita miliki, menandai peluang pengembangan semua produk kepariwisataan yang ada, bahkan mempelajari kekuatan, kelemahan dan kekurangan sehingga ke depannya, potensi-potensi yang ada, dapat diakomodir dengan cara yang lebih baik, dapat dicarikan solusi dan upaya-upaya yang nyata untuk kemajuan kepariwisataan di Provinsi yang kita cintai ini.
Kemudian masih dijelaskan Wagubri dalam pidato penutupannya, hal lain yang dapat dijumpai dalam hajatan selama sepekan ini, tentu saja menjadi tempat berhimpun segala kehendak dan harapan bersama.
"Kami yakini, segala kehendak dan harapan itu tentu saja merujuk kepada hal-hal yang lebih baik yang dapat memajukan negeri kita ini. Inilah ruang yang kita sediakan untuk mempertemukan, menjembatani antara kreatifitas para pelaku pariwisata dan budaya dengan masyarakat luas baik yang berada di Riau maupun di luar Riau," bebernya.
Wagubri mengimbau agar kiranya segala bentuk kreativitas yang positif di berbagai bidang, teruslah digalakkan, jangan pernah berhenti karena kreativitas adalah daya gerak dalam kehidupan untuk menuju pada apa yang kita impikan. Kepada masyarakat, dia mengajak agar lebih menghargai dan mencintai produk-produk anak negeri. Produk-produk yang dapat mewakili jatidiri sebagai bagian dari NKRI. Sebagai produk-produk yang memang lahir dari rahim bumi kita dengan kekuatan dan kekhasan nilai-nilai yang dimiliki.
Festival Ruang Kita II dilaksanakan sejak 2-7 Desember di Bandarserai, Pekanbaru. Selama festival yang dibuka oleh Gubernur Riau H Syamsuar, dilaksanakan Kenduri Musik, Riau Art Islami, Parade Lagu Daerah, bazar, pameran lukisan, fotografi dan bonsai. Bahkan pada pagi hari anak-anak TK mengikuti lomba mewarnai. Pada 6 Desember, di tempat yang sama istri Gubernur Riau Hj Misnarni Syamsuar melakukan demo memasak yang disaksikan langsung oleh masyarakat Riau yang memadati kawasan Bandar Serai, petang kemarin. Demo memasak dan pembinaan kuliner khas Riau yang diikuti 12 kabupaten/kota di Riau. Kuliner 12 kabupaten/kota juga dilombakan dengan mendapat penilaian langsung dari Hj Misnarni Syamsuar.
Plt Kepala Dispar Riau Raja Yoserizal kepada Riau Pos usai penutupan mengapresiasi dukungan seluruh pihak yang telah menyukseskan event sepekan digelar instansi yang dipimpinnya. Ia berharap kegiatan ini dapat menjadi ikon kegiatan pariwisata, sebagai kegiatan dari dinas pariwisata itu sendiri.
"Alhamdulillah kegiatan berjalan sukses secara keseluruhan, masyarakat antusias dan juga melibatkan seluruh masyarakat," ujarnya.
Diakui Raja Yose, sebuah kegiatan yang dilaksanakan tentu ada evaluasi. Sesuai arahan Gubri pada pembukaan acara dan Wagubri pada penutupan kegiatan. Pihaknya akan menyiapkan iven yang lebih melibatkan banyak pihak ke depan.
"Perlu keterlibatan komunitas-komunitas lebih luas dengan jangkauan lebih luas. Misal kedepan mengundang dari provinsi tetangga, negara tetangga dalam satu rumpun juga bisa berhimpun, harapan kita bersama demi kemajuan seni tradisi dan kreativitas anak negeri dalam mendongkrak pariwisata daerah," ujarnya.(dof/egp/adv)