Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Mahfud: Kendala Administrasi Membuat Insentif Tim Medis Belum Cair

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Kendala administrasi jadi penyebab insentif tenaga medis yang merawat pasien virus corona (Covid-19) Rumah Sakit Darurat Pulau Galang, Batam, Kepulauan Riau,  belum juga cair.

Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan HAM Mahfud MD. Katanya, administrasi ini memang penting karena itu akan menjelaskan bagaimana sistem kerja dan menghindarkan diri dari korupsi.

"Itu belum semua juga (yang cair, red) karena ternyata perlu administrasi. Jadi gini, harus dicatat dokternya di mana, mulai menangani pasien kapan, pasiennya siapa," ungkapnya melalui konferensi video, Sabtu (8/8/2020).

Insentif ini seharusnya cair pada 5 Juni lalu. Setiap tenaga medis yang menangani kasus Covid-19 diberikan insentif per bulan sesuai profesi dan kompetensinya.

Baca Juga:  Pemerintah Kembalikan Syarat SKT Ormas FPI

Rinciannya, dokter spesialis mendapat Rp15 juta per bulan, dokter umum mendapat Rp10 juta per bulan dan tenaga medis mendapat Rp7,5 juta per bulan.

Namun sebelum insentif diberikan, Mahfud mengatakan rumah sakit perlu mendata lengkap tenaga medisnya. Jika hal ini tidak dilakukan dengan tepat, katanya, bisa jadi permasalahan ketika diaudit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

"Maka pada rapat pekan lalu dicari jalan keluar. Gini saja, dokter dipercepat penyaluran uangnya, disalurkan langsung ke rekening masing-masing," lanjutnya.

Selain insentif, ia mengatakan tenaga medis yang meninggal dunia juga mendapat santunan sebesar Rp300 juta. Santunan ini diberikan langsung ke keluarga tenaga medis. Jumlahnya juga tidak membedakan kompetensi maupun profesi tenaga medis.

Baca Juga:  Joe Biden Unggul Trump Minta Hitung Ulang di Wisconsin

Mahfud mengatakan Kementerian Kesehatan juga tengah membahas perkara insentif untuk mahasiswa kesehatan yang melakukan kegiatan magang di rumah sakit yang menangani corona.

"Itu masih dalam proses pembicaraan karena kami masih membicarakan mahasiswa internship akan dikerahkan dan sebagainya. Sekarang sedang dibahas Kementerian Kesehatan bersama Komite atau Gugas," tambahnya.

Mengutip pemberitaan sejumlah media, insentif bagi tenaga kesehatan yang belum cair tidak hanya terjadi di Rumah Sakit Darurat Pulau Galang, Batam, Kepulauan Riau, tetapi juga beberapa daerah lain.

Misalnya, di Bengkulu, Nusa Tenggara Barat (NTB), RSUD Ploso Jombang, Jawa Timur, RSUD Sulawesi Barat, Kabupaten Tabanan, Bali dan beberapa daerah lainnya.

Sumber: Antara/CNN/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun
 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Kendala administrasi jadi penyebab insentif tenaga medis yang merawat pasien virus corona (Covid-19) Rumah Sakit Darurat Pulau Galang, Batam, Kepulauan Riau,  belum juga cair.

Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan HAM Mahfud MD. Katanya, administrasi ini memang penting karena itu akan menjelaskan bagaimana sistem kerja dan menghindarkan diri dari korupsi.

- Advertisement -

"Itu belum semua juga (yang cair, red) karena ternyata perlu administrasi. Jadi gini, harus dicatat dokternya di mana, mulai menangani pasien kapan, pasiennya siapa," ungkapnya melalui konferensi video, Sabtu (8/8/2020).

Insentif ini seharusnya cair pada 5 Juni lalu. Setiap tenaga medis yang menangani kasus Covid-19 diberikan insentif per bulan sesuai profesi dan kompetensinya.

- Advertisement -
Baca Juga:  19 Nama Menteri yang Hilang dari Kabinet Jokowi

Rinciannya, dokter spesialis mendapat Rp15 juta per bulan, dokter umum mendapat Rp10 juta per bulan dan tenaga medis mendapat Rp7,5 juta per bulan.

Namun sebelum insentif diberikan, Mahfud mengatakan rumah sakit perlu mendata lengkap tenaga medisnya. Jika hal ini tidak dilakukan dengan tepat, katanya, bisa jadi permasalahan ketika diaudit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

"Maka pada rapat pekan lalu dicari jalan keluar. Gini saja, dokter dipercepat penyaluran uangnya, disalurkan langsung ke rekening masing-masing," lanjutnya.

Selain insentif, ia mengatakan tenaga medis yang meninggal dunia juga mendapat santunan sebesar Rp300 juta. Santunan ini diberikan langsung ke keluarga tenaga medis. Jumlahnya juga tidak membedakan kompetensi maupun profesi tenaga medis.

Baca Juga:  Selama Ini Anggap Enteng Pandemi, Presiden Brazil Positif Virus Corona

Mahfud mengatakan Kementerian Kesehatan juga tengah membahas perkara insentif untuk mahasiswa kesehatan yang melakukan kegiatan magang di rumah sakit yang menangani corona.

"Itu masih dalam proses pembicaraan karena kami masih membicarakan mahasiswa internship akan dikerahkan dan sebagainya. Sekarang sedang dibahas Kementerian Kesehatan bersama Komite atau Gugas," tambahnya.

Mengutip pemberitaan sejumlah media, insentif bagi tenaga kesehatan yang belum cair tidak hanya terjadi di Rumah Sakit Darurat Pulau Galang, Batam, Kepulauan Riau, tetapi juga beberapa daerah lain.

Misalnya, di Bengkulu, Nusa Tenggara Barat (NTB), RSUD Ploso Jombang, Jawa Timur, RSUD Sulawesi Barat, Kabupaten Tabanan, Bali dan beberapa daerah lainnya.

Sumber: Antara/CNN/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun
 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari