Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Jemaah Haji Mulai Lontar Jumrah, Hati-Hati Terpisah dari Rombongan

MAKKAH (RIAUPOS.CO) – Jemaah haji Indonesia mulai berada di Mina pada Sabtu (9/7) dini hari untuk melempar jumrah. Proses itu memerlukan fisik yang prima dari para jemaah.

Kepala Satuan Tugas Mina Amin Handoyo menuturkan, jamarat atau tempat melontar jumrah memiliki banyak titik rawan. Salah satunya, kemungkinan jamaah mengalami kebingungan mencari arah kembali ke tenda atau jalan pulang.

Pemantauan Petugas Haji Mashuri Masyhuda yang ditugaskan di Posko Jamarat 2 Mina, pada Sabtu terpantau kepadatan jemaah terjadi sejak dini hari pukul 02.00 waktu Arab Saudi. Jemaah yang sudah menuntaskan mabit di Muzdalifah banyak yang langsung bergerak menuju jamarat setelah meletakkan barang di tenda.

Yang mendominasi adalah jemaah dari negara-negara Timur Tengah dan India. Mereka bergerak di waktu-waktu awal pergantian hari 8 Zulhijjah ke 9 Zulhijjah. Petugas PPIH yang bertugas di Pos Mina bergerak lebih awal atau sekitar pukul 00.00 untuk menempati pos-pos pantau jemaah haji Indonesia. Setidaknya jemaah harus melewati terowongan Mina sepanjang sekitar 3 km menuju jembatan jamarat.

Baca Juga:  Kubu AHY Gugat 10 Orang

”Dengan kondisi berbaur bersama puluhan ribuan jemaah yang memasuki terowongan dari berbagai negara, jika tidak hati-hati dan fokus, potensi jemaah terpisah dari rombongannya cukup tinggi,” terang dia.

Jalur terowongan dibagi dalam empat lajur. Dua lajur di tengah menggunakan eskalator, sementara lajur kiri dan kanan untuk pejalan kaki biasa. Jemaah bisa terpisah jika tidak fokus mengikuti rombongannya memasuki lajur yang berbeda dengan arus rombongannya.

”Sehingga berpotensi tertinggal atau bahkan jalan lebih cepat,” katanya.

Petugas PPIH melihat ada beberapa titik cekungan yang dijadikan emergency exit yang dikawal pihak keamanan Arab Saudi. Peta visual penempatan jemaah haji Indonesia penting untuk dipahami petugas maupun jemaah. Mengingat, di Mina sangat ketat pengaturan mobilisasi jemaah dari petugas keamanan Arab Saudi.

”Jika salah memilih jalur, berpotensi berputar-putar panjang dan melelahkan. Bukan hanya jemaah bahkan petugas pun jika tidak seksama mencermati jalur juga harus mengikuti arahan askar-askar Arab Saudi,” paparnya.

Baca Juga:  Hasil UN Bahasa Indonesia Secara Nasional Rendah

Kasatgas Mina Amin Handoyo menyebutkan, pada umumnya hampir semua jemaah haji Indonesia memasuki terowongan Mina menuju ke lantai 3 jamarat. Jemaah harus mengambil jalur sebelah kanan untuk mengarah kembali ke terowongan jalur pulang. Saat mengarah jalur pulang, jemaah harus mengambil arah paling kanan dengan petunjuk MOAISEM. Jemaah juga harus mengingat nomor maktab dan tenda masing-masing.

Mashuri menyarankan kepada semua jemaah agar berangkat bersama dan mengatur formasi dengan menempatkan jemaah yang lansia di posisi tertentu. Dengan begitu, akan mudah dipantau tim rombongannya.

”Tidak perlu berjalan tergesa-gesa agar tidak menguras energi selama perjalanan dan bawa bekal minum secukupnya,” katanya.

”Jika ada yang terpisah dari rombongan agar tidak panik. Usahakan bawa HP dan menghubungi nomor ketua rombongan yang bisa mengupayakan koordinasi dengan petugas haji yang bisa menuntun kembali ke jalur pulang,” imbuh Wakil Sekretaris MDMC PP Muhammadiyah.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwar Yaman

 

 

 

MAKKAH (RIAUPOS.CO) – Jemaah haji Indonesia mulai berada di Mina pada Sabtu (9/7) dini hari untuk melempar jumrah. Proses itu memerlukan fisik yang prima dari para jemaah.

Kepala Satuan Tugas Mina Amin Handoyo menuturkan, jamarat atau tempat melontar jumrah memiliki banyak titik rawan. Salah satunya, kemungkinan jamaah mengalami kebingungan mencari arah kembali ke tenda atau jalan pulang.

- Advertisement -

Pemantauan Petugas Haji Mashuri Masyhuda yang ditugaskan di Posko Jamarat 2 Mina, pada Sabtu terpantau kepadatan jemaah terjadi sejak dini hari pukul 02.00 waktu Arab Saudi. Jemaah yang sudah menuntaskan mabit di Muzdalifah banyak yang langsung bergerak menuju jamarat setelah meletakkan barang di tenda.

Yang mendominasi adalah jemaah dari negara-negara Timur Tengah dan India. Mereka bergerak di waktu-waktu awal pergantian hari 8 Zulhijjah ke 9 Zulhijjah. Petugas PPIH yang bertugas di Pos Mina bergerak lebih awal atau sekitar pukul 00.00 untuk menempati pos-pos pantau jemaah haji Indonesia. Setidaknya jemaah harus melewati terowongan Mina sepanjang sekitar 3 km menuju jembatan jamarat.

- Advertisement -
Baca Juga:  Kubu AHY Gugat 10 Orang

”Dengan kondisi berbaur bersama puluhan ribuan jemaah yang memasuki terowongan dari berbagai negara, jika tidak hati-hati dan fokus, potensi jemaah terpisah dari rombongannya cukup tinggi,” terang dia.

Jalur terowongan dibagi dalam empat lajur. Dua lajur di tengah menggunakan eskalator, sementara lajur kiri dan kanan untuk pejalan kaki biasa. Jemaah bisa terpisah jika tidak fokus mengikuti rombongannya memasuki lajur yang berbeda dengan arus rombongannya.

”Sehingga berpotensi tertinggal atau bahkan jalan lebih cepat,” katanya.

Petugas PPIH melihat ada beberapa titik cekungan yang dijadikan emergency exit yang dikawal pihak keamanan Arab Saudi. Peta visual penempatan jemaah haji Indonesia penting untuk dipahami petugas maupun jemaah. Mengingat, di Mina sangat ketat pengaturan mobilisasi jemaah dari petugas keamanan Arab Saudi.

”Jika salah memilih jalur, berpotensi berputar-putar panjang dan melelahkan. Bukan hanya jemaah bahkan petugas pun jika tidak seksama mencermati jalur juga harus mengikuti arahan askar-askar Arab Saudi,” paparnya.

Baca Juga:  Teroris Sayap Kanan Rencanakan Pembunuhan Massal di Masjid Jerman 

Kasatgas Mina Amin Handoyo menyebutkan, pada umumnya hampir semua jemaah haji Indonesia memasuki terowongan Mina menuju ke lantai 3 jamarat. Jemaah harus mengambil jalur sebelah kanan untuk mengarah kembali ke terowongan jalur pulang. Saat mengarah jalur pulang, jemaah harus mengambil arah paling kanan dengan petunjuk MOAISEM. Jemaah juga harus mengingat nomor maktab dan tenda masing-masing.

Mashuri menyarankan kepada semua jemaah agar berangkat bersama dan mengatur formasi dengan menempatkan jemaah yang lansia di posisi tertentu. Dengan begitu, akan mudah dipantau tim rombongannya.

”Tidak perlu berjalan tergesa-gesa agar tidak menguras energi selama perjalanan dan bawa bekal minum secukupnya,” katanya.

”Jika ada yang terpisah dari rombongan agar tidak panik. Usahakan bawa HP dan menghubungi nomor ketua rombongan yang bisa mengupayakan koordinasi dengan petugas haji yang bisa menuntun kembali ke jalur pulang,” imbuh Wakil Sekretaris MDMC PP Muhammadiyah.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwar Yaman

 

 

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari