Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Penularan Melandai, Orang Tanpa Gejala Masih Jadi Ancaman

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Penyebaran dan penularan Covid-19 di Pekanbaru dalam dua pekan terakhir melandai. Namun, penambahan satu pasien terkonfirmasi positif baru-baru ini yang tidak termasuk dalam kategori pasien dalam pengawasan (PDP) menunjukkan ancaman Covid-19 masih ada di tengah masyarakat dalam bentuk orang tanpa gejala (OTG).

Penambahan pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Pekanbaru terjadi Sabtu (6/6) alu. Pasien ini berinisial HW (48), seorang warga Kabupaten Kepulauan Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) yang sedang berkunjung Riau. Kasus ini membuat pasien positif di Riau menjadi 118 dan di Pekanbaru menjadi 41. HW terdeteksi positif Covid-19 setelah melakukan tes swab mandiri untuk keperluan perjalanan kembali ke Kepri.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Pekanbaru dr Mulyadi SpBP mengatakan, HW termasuk OTG karena sebelumnya memang belum pernah menjalani perawatan terkait Covid-19.

"Dia OTG," kata Mulyadi saat dikonfirmasi, Senin (8/6).

Seperti apa latar belakang dan kondisi penularan yang dialami HW, Mulyadi menyebut masih dilakukan pendalaman.

"Tentu kami dalami dulu. Informasi belum dalam, masih informasi sementara. Siapa tahu dia sehari di sini besok di sana. Bisa kami koreksi kalau kami sudah banyak wawancara. Kami selidiki," imbuhnya.

Di Pekanbaru, untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19, sudah diterapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) hingga tiga kali berturut-turut. Selama sebulan setengah sejak pertengahan April, pada dasarnya terjadi penurunan penularan. Bahkan, dalam dua pekan terakhir tidak terjadi penambahan dan dalam empat hari terakhir sebelum HW positif, pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang dirawat sudah tidak ada.

Baca Juga:  Terdapat 1.447 WNI, Dubes RI di Lebanon Sebut Sumber Ledakan Diduga dari Sodium Nitrat

Dirincikan, saat pra PSBB yakni dari 23 Maret hingga 16 April, terdapat 17 kasus positif. Kemudian, pada PSBB tahap I dari 17 sampai 30 April, bertambah empat kasus positif. Lalu, pada PSBB tahap II, 1-14 Mei ada penambahan 18 kasus positif. Dan di PSBB tahap III yang diberlakukan dari 15 hingga 28 Mei, terdapat satu penambahan kasus positif.

Dari data Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru per 8 Juni 2020, di Pekanbaru terdata 5.973 orang dalam pemantauan (ODP). Ini dengan rincian, 244 dalam pemantauan dan 5.729 selesai pemantauan. Sementara itu, ada total 620 PDP. Dengan rincian, 28 masih dirawat, 66 meninggal dan 526 sehat. Terakhir, ada 41 pasien terkonfirmasi positif. Ini satu orang masih dirawat, empat meninggal dan 36 sembuh.

HW sebagai pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang merupakan OTG karena sebelumnya tak termasuk dalam PDP, ditangani sama dengan pasien positif lainnya.

"Kami lakukan kontak tracing, dilacak. Dari kontak ini kita lihat sumber penularan beliau dari mana. Ini juga dilakukan pemeriksaan laboratorium, PCR sampai hasilnya dua kali negatif. Prosedur standar, sama semua pasien positif," terang pria yang juga merupakan Direktur Rumah Sakit Daerah (RSD) Madani Pekanbaru ini.

Baca Juga:  Menpora: Tidak Boleh Ada Kerumunan Suporter

Kondisi HW yang tak menunjukkan gejala namun ternyata positif Covid-19 menunjukkan bahwa di tengah masyarakat potensi masih ada orang yang positif Covid-19 namun belum terlacak. Mulyadi saat ditanyakan hal ini, menyebut dari setiap penambahan kasus positif, dilakukan penelitian epidemiologi (PE).

"Itu kan dalam rangka PE kami lacak dari mana sumbernya. Saya dengar dia ada ke Padang juga, makanya di-tracing. Sekarang sumber (penularan, red) sedang dilacak Dinas Kesehatan," ungkapnya.

Tak ditampiknya, meski penularan Covid-19 di Pekanbaru sudah melandai, OTG masih menjadi ancaman di tengah masyarakat untuk menularkan kasus positif baru.

"Betul, kita kan belum tahu ini apakah OTG impor atau lokal. Kalau saya berpikiran terburuk saja, kita anggap itu lokal," tegasnya.

Ini perlu, kata dia, agar semua masyarakat waspada bahwa ancaman Covid-19 masih ada. "Supaya kita waspada, bahwa masih ada ancaman di sekitar kita yang bisa menularkan penyakit ke masyarakat. Supaya masyarakat juga waspada," tambahnya.

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Penyebaran dan penularan Covid-19 di Pekanbaru dalam dua pekan terakhir melandai. Namun, penambahan satu pasien terkonfirmasi positif baru-baru ini yang tidak termasuk dalam kategori pasien dalam pengawasan (PDP) menunjukkan ancaman Covid-19 masih ada di tengah masyarakat dalam bentuk orang tanpa gejala (OTG).

Penambahan pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Pekanbaru terjadi Sabtu (6/6) alu. Pasien ini berinisial HW (48), seorang warga Kabupaten Kepulauan Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) yang sedang berkunjung Riau. Kasus ini membuat pasien positif di Riau menjadi 118 dan di Pekanbaru menjadi 41. HW terdeteksi positif Covid-19 setelah melakukan tes swab mandiri untuk keperluan perjalanan kembali ke Kepri.

- Advertisement -

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Pekanbaru dr Mulyadi SpBP mengatakan, HW termasuk OTG karena sebelumnya memang belum pernah menjalani perawatan terkait Covid-19.

"Dia OTG," kata Mulyadi saat dikonfirmasi, Senin (8/6).

- Advertisement -

Seperti apa latar belakang dan kondisi penularan yang dialami HW, Mulyadi menyebut masih dilakukan pendalaman.

"Tentu kami dalami dulu. Informasi belum dalam, masih informasi sementara. Siapa tahu dia sehari di sini besok di sana. Bisa kami koreksi kalau kami sudah banyak wawancara. Kami selidiki," imbuhnya.

Di Pekanbaru, untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19, sudah diterapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) hingga tiga kali berturut-turut. Selama sebulan setengah sejak pertengahan April, pada dasarnya terjadi penurunan penularan. Bahkan, dalam dua pekan terakhir tidak terjadi penambahan dan dalam empat hari terakhir sebelum HW positif, pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang dirawat sudah tidak ada.

Baca Juga:  Perlukah Progam Bayi Tabung karena Faktor Suami?

Dirincikan, saat pra PSBB yakni dari 23 Maret hingga 16 April, terdapat 17 kasus positif. Kemudian, pada PSBB tahap I dari 17 sampai 30 April, bertambah empat kasus positif. Lalu, pada PSBB tahap II, 1-14 Mei ada penambahan 18 kasus positif. Dan di PSBB tahap III yang diberlakukan dari 15 hingga 28 Mei, terdapat satu penambahan kasus positif.

Dari data Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru per 8 Juni 2020, di Pekanbaru terdata 5.973 orang dalam pemantauan (ODP). Ini dengan rincian, 244 dalam pemantauan dan 5.729 selesai pemantauan. Sementara itu, ada total 620 PDP. Dengan rincian, 28 masih dirawat, 66 meninggal dan 526 sehat. Terakhir, ada 41 pasien terkonfirmasi positif. Ini satu orang masih dirawat, empat meninggal dan 36 sembuh.

HW sebagai pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang merupakan OTG karena sebelumnya tak termasuk dalam PDP, ditangani sama dengan pasien positif lainnya.

"Kami lakukan kontak tracing, dilacak. Dari kontak ini kita lihat sumber penularan beliau dari mana. Ini juga dilakukan pemeriksaan laboratorium, PCR sampai hasilnya dua kali negatif. Prosedur standar, sama semua pasien positif," terang pria yang juga merupakan Direktur Rumah Sakit Daerah (RSD) Madani Pekanbaru ini.

Baca Juga:  Kapolri Perintahkan Operasi Premanisme

Kondisi HW yang tak menunjukkan gejala namun ternyata positif Covid-19 menunjukkan bahwa di tengah masyarakat potensi masih ada orang yang positif Covid-19 namun belum terlacak. Mulyadi saat ditanyakan hal ini, menyebut dari setiap penambahan kasus positif, dilakukan penelitian epidemiologi (PE).

"Itu kan dalam rangka PE kami lacak dari mana sumbernya. Saya dengar dia ada ke Padang juga, makanya di-tracing. Sekarang sumber (penularan, red) sedang dilacak Dinas Kesehatan," ungkapnya.

Tak ditampiknya, meski penularan Covid-19 di Pekanbaru sudah melandai, OTG masih menjadi ancaman di tengah masyarakat untuk menularkan kasus positif baru.

"Betul, kita kan belum tahu ini apakah OTG impor atau lokal. Kalau saya berpikiran terburuk saja, kita anggap itu lokal," tegasnya.

Ini perlu, kata dia, agar semua masyarakat waspada bahwa ancaman Covid-19 masih ada. "Supaya kita waspada, bahwa masih ada ancaman di sekitar kita yang bisa menularkan penyakit ke masyarakat. Supaya masyarakat juga waspada," tambahnya.

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari