Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Modus Korupsi Makin Canggih, KPK Harus Lebih Lihai

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Sarwi Chaniago, mengatakan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di bawah kepemimpinan Komisaris Jenderal Firli Bahuri, harus lebih piawai dan mahir lagi memberantas rasuah. Sebab, katanya, modus korupsi makin canggih. Pola korupsi pun selalu berubah.

"KPK harus piawai dan mahir, karena pola tindakan tindak pidana korupsi itu selalu ada inovasinya dan polanya selalu berubah-ubah secara ekstrem," kata Pangi saat dihubungi JPNN.com, Kamis (9/1).

Analis politik yang karib disapa Ipang, itu menyatakan bahwa KPK juga harus inovatif, mampu membaca pergerakan dan pola-pola baru dalam tindak pidana korupsi.

Namun, ia menegaskan, yang lebih penting lagi menjaga semangat dan ritme.

Baca Juga:  Faktor Ideologi hingga Separatisme, Motif Aksi Teror

"Karena nanti perlawanan dan pelemahan terhadap KPK tetap tidak akan mati agenda tersebut," ujarnya.

Ipang meyakini bahwa koruptor pasti akan melakukan cara untuk melumpuhkan lembaga antikorupsi itu. "Bagaimanapun koruptor punya narasi melumpuhkan KPK sampai tidak lagi berdaya," ungkapnya lagi.

Sisi lain, anggota Komisi III DPR Arsul Sani mengingatkan KPK jangan keasyikan operasi tangkap tangan (OTT), sehingga penanganan kasus besar menjadi terlupakan. 

Ia mencontohkan, salah satunya kasus yang pengusutannya menggunakan metode case building, yakni perkara korupsi pemberian fasilitas pendanaan jangka pendek (FPJP), dan penetapan Bank Century sebagai bank gagal yang berdampak sistemik. (boy)

Sumber: Jpnn.com
Editor: Erizal

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Sarwi Chaniago, mengatakan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di bawah kepemimpinan Komisaris Jenderal Firli Bahuri, harus lebih piawai dan mahir lagi memberantas rasuah. Sebab, katanya, modus korupsi makin canggih. Pola korupsi pun selalu berubah.

"KPK harus piawai dan mahir, karena pola tindakan tindak pidana korupsi itu selalu ada inovasinya dan polanya selalu berubah-ubah secara ekstrem," kata Pangi saat dihubungi JPNN.com, Kamis (9/1).

- Advertisement -

Analis politik yang karib disapa Ipang, itu menyatakan bahwa KPK juga harus inovatif, mampu membaca pergerakan dan pola-pola baru dalam tindak pidana korupsi.

Namun, ia menegaskan, yang lebih penting lagi menjaga semangat dan ritme.

- Advertisement -
Baca Juga:  Faktor Ideologi hingga Separatisme, Motif Aksi Teror

"Karena nanti perlawanan dan pelemahan terhadap KPK tetap tidak akan mati agenda tersebut," ujarnya.

Ipang meyakini bahwa koruptor pasti akan melakukan cara untuk melumpuhkan lembaga antikorupsi itu. "Bagaimanapun koruptor punya narasi melumpuhkan KPK sampai tidak lagi berdaya," ungkapnya lagi.

Sisi lain, anggota Komisi III DPR Arsul Sani mengingatkan KPK jangan keasyikan operasi tangkap tangan (OTT), sehingga penanganan kasus besar menjadi terlupakan. 

Ia mencontohkan, salah satunya kasus yang pengusutannya menggunakan metode case building, yakni perkara korupsi pemberian fasilitas pendanaan jangka pendek (FPJP), dan penetapan Bank Century sebagai bank gagal yang berdampak sistemik. (boy)

Sumber: Jpnn.com
Editor: Erizal

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari