Senin, 7 April 2025
spot_img

Duterte hanya Ingin Pakai Sinovac

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Presiden Filipina Rodrigo Duterte meminta utusan Cina untuk mengirimkan vaksin Covid-19 Sinovac, bukan Sinopharm. Duterte bahkan menolak vaksin Sinopharm.

Filipina pada pekan ini menerima 1.000 dosis Sinopharm dari Cina. Namun, menurut Duterte, para ahli Filipina mengatakan vaksin Sinopharm tersebut belum dipelajari di Filipina.

Dia mengatakan kepada Duta Besar Cina untuk Filipina Huang Xilian membatalkan semua vaksin Sinopharm. Sedikitnya seribuan dosis vaksin Sinopharm sudah diminta untuk dibatalkan.

"Jangan kirimi kami Sinopharm lagi, jadi tidak akan ada masalah. Saya bilang berikan saja vaksin Sinovac yang digunakan di mana-mana," ujar Duterte seperti dilansir dari ABS-CBN, Sabtu (8/5).

"Sebanyak 1.000 dosis Sinopharm yang ditetapkan agar ditarik kembali, maka tidak akan mengurangi pasokan vaksin," tambah Duterte.

Baca Juga:  Mendikbud Kirim Tim Investigasi Kasus Atap Sekolah Runtuh

Regulator obat Filipina belum mencabut vaksin Sinopharm untuk penggunaan darurat. Pada Februari, Food and Drug Administration mengeluarkan izin penggunaan darurat untuk penggunaan 10 ribu dosis vaksin Sinopharm.

Sinovac, juga memiliki izin penggunaan darurat di Filipina. Menanggapi kritik atas pilihan vaksinnya, Duterte menegaskan akan bertanggung jawab. "Kami menyesal telah melakukan hal-hal yang Anda kritik kepada kami. Kami siap tanggung jawab," katanya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menberikan izin penggunaan darurat untuk vaksin Sinopharm. Sementara, vaksin Sinovac masih menunggu. Daftar darurat dari WHO merupakan indikasi bagi regulator nasional tentang keamanan dan kemanjuran suntikan, dan akan memungkinkan vaksin Cina dimasukkan dalam COVAX, program global untuk menyediakan vaksin terutama untuk negara-negara miskin.

Baca Juga:  Anji Mobilnya Dimaling

Sinovac menyumbang sebagian besar dari 4,04 juta dosis Covid-19 yang telah diterima Filipina sejauh ini. Pihak berwenang telah memberikan 2.065 juta dari dosis tersebut. Filipina menargetkan untuk memvaksinasi hingga 70 juta orang atau dua pertiga dari populasinya tahun ini.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Presiden Filipina Rodrigo Duterte meminta utusan Cina untuk mengirimkan vaksin Covid-19 Sinovac, bukan Sinopharm. Duterte bahkan menolak vaksin Sinopharm.

Filipina pada pekan ini menerima 1.000 dosis Sinopharm dari Cina. Namun, menurut Duterte, para ahli Filipina mengatakan vaksin Sinopharm tersebut belum dipelajari di Filipina.

Dia mengatakan kepada Duta Besar Cina untuk Filipina Huang Xilian membatalkan semua vaksin Sinopharm. Sedikitnya seribuan dosis vaksin Sinopharm sudah diminta untuk dibatalkan.

"Jangan kirimi kami Sinopharm lagi, jadi tidak akan ada masalah. Saya bilang berikan saja vaksin Sinovac yang digunakan di mana-mana," ujar Duterte seperti dilansir dari ABS-CBN, Sabtu (8/5).

"Sebanyak 1.000 dosis Sinopharm yang ditetapkan agar ditarik kembali, maka tidak akan mengurangi pasokan vaksin," tambah Duterte.

Baca Juga:  Mulai Geser Tren Trisula

Regulator obat Filipina belum mencabut vaksin Sinopharm untuk penggunaan darurat. Pada Februari, Food and Drug Administration mengeluarkan izin penggunaan darurat untuk penggunaan 10 ribu dosis vaksin Sinopharm.

Sinovac, juga memiliki izin penggunaan darurat di Filipina. Menanggapi kritik atas pilihan vaksinnya, Duterte menegaskan akan bertanggung jawab. "Kami menyesal telah melakukan hal-hal yang Anda kritik kepada kami. Kami siap tanggung jawab," katanya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menberikan izin penggunaan darurat untuk vaksin Sinopharm. Sementara, vaksin Sinovac masih menunggu. Daftar darurat dari WHO merupakan indikasi bagi regulator nasional tentang keamanan dan kemanjuran suntikan, dan akan memungkinkan vaksin Cina dimasukkan dalam COVAX, program global untuk menyediakan vaksin terutama untuk negara-negara miskin.

Baca Juga:  Kemenag Salurkan 3,6 Juta Paket Data Internet

Sinovac menyumbang sebagian besar dari 4,04 juta dosis Covid-19 yang telah diterima Filipina sejauh ini. Pihak berwenang telah memberikan 2.065 juta dari dosis tersebut. Filipina menargetkan untuk memvaksinasi hingga 70 juta orang atau dua pertiga dari populasinya tahun ini.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos
spot_img

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

Duterte hanya Ingin Pakai Sinovac

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Presiden Filipina Rodrigo Duterte meminta utusan Cina untuk mengirimkan vaksin Covid-19 Sinovac, bukan Sinopharm. Duterte bahkan menolak vaksin Sinopharm.

Filipina pada pekan ini menerima 1.000 dosis Sinopharm dari Cina. Namun, menurut Duterte, para ahli Filipina mengatakan vaksin Sinopharm tersebut belum dipelajari di Filipina.

Dia mengatakan kepada Duta Besar Cina untuk Filipina Huang Xilian membatalkan semua vaksin Sinopharm. Sedikitnya seribuan dosis vaksin Sinopharm sudah diminta untuk dibatalkan.

"Jangan kirimi kami Sinopharm lagi, jadi tidak akan ada masalah. Saya bilang berikan saja vaksin Sinovac yang digunakan di mana-mana," ujar Duterte seperti dilansir dari ABS-CBN, Sabtu (8/5).

"Sebanyak 1.000 dosis Sinopharm yang ditetapkan agar ditarik kembali, maka tidak akan mengurangi pasokan vaksin," tambah Duterte.

Baca Juga:  Anji Mobilnya Dimaling

Regulator obat Filipina belum mencabut vaksin Sinopharm untuk penggunaan darurat. Pada Februari, Food and Drug Administration mengeluarkan izin penggunaan darurat untuk penggunaan 10 ribu dosis vaksin Sinopharm.

Sinovac, juga memiliki izin penggunaan darurat di Filipina. Menanggapi kritik atas pilihan vaksinnya, Duterte menegaskan akan bertanggung jawab. "Kami menyesal telah melakukan hal-hal yang Anda kritik kepada kami. Kami siap tanggung jawab," katanya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menberikan izin penggunaan darurat untuk vaksin Sinopharm. Sementara, vaksin Sinovac masih menunggu. Daftar darurat dari WHO merupakan indikasi bagi regulator nasional tentang keamanan dan kemanjuran suntikan, dan akan memungkinkan vaksin Cina dimasukkan dalam COVAX, program global untuk menyediakan vaksin terutama untuk negara-negara miskin.

Baca Juga:  Boneka Arwah Dianggap Anak, Tanda Seseorang Alami Gangguan Mental

Sinovac menyumbang sebagian besar dari 4,04 juta dosis Covid-19 yang telah diterima Filipina sejauh ini. Pihak berwenang telah memberikan 2.065 juta dari dosis tersebut. Filipina menargetkan untuk memvaksinasi hingga 70 juta orang atau dua pertiga dari populasinya tahun ini.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Presiden Filipina Rodrigo Duterte meminta utusan Cina untuk mengirimkan vaksin Covid-19 Sinovac, bukan Sinopharm. Duterte bahkan menolak vaksin Sinopharm.

Filipina pada pekan ini menerima 1.000 dosis Sinopharm dari Cina. Namun, menurut Duterte, para ahli Filipina mengatakan vaksin Sinopharm tersebut belum dipelajari di Filipina.

Dia mengatakan kepada Duta Besar Cina untuk Filipina Huang Xilian membatalkan semua vaksin Sinopharm. Sedikitnya seribuan dosis vaksin Sinopharm sudah diminta untuk dibatalkan.

"Jangan kirimi kami Sinopharm lagi, jadi tidak akan ada masalah. Saya bilang berikan saja vaksin Sinovac yang digunakan di mana-mana," ujar Duterte seperti dilansir dari ABS-CBN, Sabtu (8/5).

"Sebanyak 1.000 dosis Sinopharm yang ditetapkan agar ditarik kembali, maka tidak akan mengurangi pasokan vaksin," tambah Duterte.

Baca Juga:  Pemkab Rokan Hulu Siap Sukseskan Tahapan Pemilu Serentak 2024

Regulator obat Filipina belum mencabut vaksin Sinopharm untuk penggunaan darurat. Pada Februari, Food and Drug Administration mengeluarkan izin penggunaan darurat untuk penggunaan 10 ribu dosis vaksin Sinopharm.

Sinovac, juga memiliki izin penggunaan darurat di Filipina. Menanggapi kritik atas pilihan vaksinnya, Duterte menegaskan akan bertanggung jawab. "Kami menyesal telah melakukan hal-hal yang Anda kritik kepada kami. Kami siap tanggung jawab," katanya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menberikan izin penggunaan darurat untuk vaksin Sinopharm. Sementara, vaksin Sinovac masih menunggu. Daftar darurat dari WHO merupakan indikasi bagi regulator nasional tentang keamanan dan kemanjuran suntikan, dan akan memungkinkan vaksin Cina dimasukkan dalam COVAX, program global untuk menyediakan vaksin terutama untuk negara-negara miskin.

Baca Juga:  Pelaku Penyerangan Novel Baswedan Polisi Aktif

Sinovac menyumbang sebagian besar dari 4,04 juta dosis Covid-19 yang telah diterima Filipina sejauh ini. Pihak berwenang telah memberikan 2.065 juta dari dosis tersebut. Filipina menargetkan untuk memvaksinasi hingga 70 juta orang atau dua pertiga dari populasinya tahun ini.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari