PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Terhitung sejak 3 Maret hingga 7 April, tujuh orang yang masih menyandang status pasien dalam pengawasan (PDP) di Riau meninggal dunia. Empat orang di antaranya di Pekanbaru, sisanya di Dumai 2 orang dan Kuantan Singingi 1 orang. Dari ketujuh PDP itu belum diketahui apakah karena virus corona atau tidak.
Juru Bicara Tim Penanggulangan Corona Riau dr Indra Yopi mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan hasil uji sampel swab tujuh pasien tersebut.
"Karena statusnya masih PDP, jadi kami belum dapat hasil swab-nya positif atau negatif corona. Kalau hasil swab negatif berarti selesai. Artinya meninggalnya bukan karena corona," katanya.
Namun jika hasil swab positif, lanjut Yopi, maka PDP tersebut ada kemungkinan meninggal dunia karena virus corona. Dengan begitu, maka perlu dilakukan tindakan lanjutan. Seperti melakukan swab kepada orang-orang yang pernah melakukan kontak dengan pasien. Terutama keluarga yang ada di rumahnya. Dalam kesempatan tersebut, Yopi juga menjelaskan, perlakuan pemakaman pasien positif dan PDP berlaku sama. Bahkan SOP sudah ada, dan setiap rumah sakit sudah punya SOP tersebut. Untuk itu, diharapkan masyarakat dapat mematuhinya.
"Ini yang perlu menjadi perhatian bersama. Kami tidak bisa menyebutkan data pasien secara lengkap. Ini agar tidak terjadi gesekan-gesekan di tengah masyarakat. Kami harap masyarakat memahami," ujarnya.
Untuk ketujuh PDP yang meninggal tersebut, di antaranya yakni Nyonya BNA (25) meninggal 6 April 2020 di rumah sakit swasta di Pekanbaru. Kemudian Tuan AS (66) meninggal 27 Maret di Dumai. Nyonya I (53) meninggal di salah satu rumah sakit swasta di Pekanbaru pada 2 April 2020. Kemudian keempat nyonya NEH (51) meninggal di rumah sakit swasta Pekanbaru pada 1 April 2020. Kelima Tuan SBW (55) meninggal 4 April 2020 di ——–Rumah Sakit Bina Kasih——. Keenam Tuan RA (18) meninggal di rumah sakit Tembilahan pada 5 April 2020. Ketujuh Tuan RA (25) meninggal di Rumah Sakit Kuansing pada 5 April 2020.
"Dari beberapa PDP tersebut, sebelumnya juga ada yang menderita penyakit seperti pasien AS di Dumai masuknya dengan gejala stroke. Kemudian pasien di Tembilahan memiliki gejala DBD. Pasien BNA yang meninggal di rumah sakit swasta Pekanbaru memiliki gejala tipus," jelasnya.
Dari data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Pekanbaru, pasien positif Covid-19 di Kota Pekanbaru masih lima orang. Ini empat di antaranya masih dirawat dan satu orang dinyatakan sembuh.
Sementara itu Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Pekanbaru dr Mulyadi SpBB membenarkan empat PDP di Pekanbaru yang meninggal sejak 3 Maret lalu. PDP yang terakhir meninggal adalah BNH, seorang perempuan berusia 25 tahun warga Kelurahan Simpang Tiga Kecamatan Bukitraya.
"Dirawat sejak 30 Maret lalu dan meninggal 6 April kemarin. Pasien tidak ada riwayat perjalanan. Namun hasil swab PCR belum keluar," ujar Mulyadi.
1.359 ODP Selesai Dipantau
Sementara itu, sebanyak 1.359 orang telah selesai menjalani proses pemantauan selama 14 hari setelah menyandang status sebagai orang dalam pemantauan (ODP). Seribuan orang lebih tersebut dinyatakan bebas dari infeksi virus corona.
"Selama 14 hari berstatus ODP, mereka dilakukan pengecekan kondisi kesehatan secara berkala oleh tim kesehatan. Karena tidak menunjukkan gejala apa-apa selama 14 hari tersebut, maka mereka dinyatakan bebas dari virus corona," ujar Kepala Dinas Kesehatan Riau Mimi Yuliani Nazir.
Sedangkan untuk yang masih menyandang status ODP, lanjut Mimi, hingga saat ini berjumlah 19.104 orang. Sehingga total ODP di Riau terhitung sejak 3 Maret hingga saat ini berjumlah 20.463 orang.
"Untuk kategori pasien dalam pengawasan (PDP) yang masih dirawat saat ini berjumlah 87 orang. Dan yang sudah dinyatakan negatif corona sebanyak 80 orang. Untuk pasien positif corona ada 12 orang, satu orang sudah sembuh," jelasnya.
Pada Selasa (7/4), Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau, menerima bantuan berupa 8.500 alat pelindung diri (APD) dan 4.800 rapid test dari tim gugus tugas percepatan penanganan virus corona nasional. APD dan rapid test tersebut nantinya akan didistribusikan ke rumah sakit di Riau.
"Bantuan berupa APD dan rapid test ini sangat membantu tim medis yang selama ini menangani pasien suspect atau positif corona di Riau. Karena alat tersebut belakangan ini jumlahnya mulai terbatas," ujar Gubernur Riau (Gubri) H Syamsuar.
Dijelaskan Gubri, APD dan rapid test tersebut dikirim tim gugus tugas percepatan penanganan virus corona pusat menggunakan pesawat Hercules ke Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru. Dengan begitu, maka alat-alat tersebut cepat sampai ke Riau.
"Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak TNI yang telah membantu mengirimkan APD tersebut ke Riau. Karena kalau menggunakan jalur darat, tentunya akan memakan waktu," ujarnya.
Terdata 2.000 Penerima Kartu Prakerja Pekanbaru
Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru mulai melakukan pendataan terhadap calon penerima kartu prakerja. Sejauh ini, terdata ada 2.000 orang calon penerima. Untuk Riau ada 92.000 penerima dialokasikan. Hal ini jadi pembahasan dalam video conference yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru dengan beberapa Kementerian. Yakni, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Perindustrian, KKP, BKPM, Apindo, Kadin dan Bupati serta Gubernur se-Indonesia. Para kepala daerah mendapatkan berbagai arahan untuk penanganan dampak Covid-19.
Wakil Wali Kota (Wawako) Pekanbaru H Ayat Cahyadi SSi yang mengikuti video conference, Selasa (7/4) mengatakan, Mendagri menekankan agar kesehatan publik dan ekonomi agar tak jatuh terlalu dalam wajib dijaga.
"Menjaga kesehatan publik ini pertama bagaimana setiap daerah berupaya membendung penyebaran Covid-19. Kemudian dalam membendung ini tetap harus mengikuti regulasi, instruksi yang sudah diberikan pemerintah pusat," katanya.
Kemudian, juga mengenai kesiapan alat kesehatan yang akan digunakan dalam penanganan Covid-19.
"Ini kami sudah melaporkan. Kemendagri menurunkan dua tim. Ada tim untuk mengecek kesiapan alkes apakah itu masker dan baju APD dan sarana prasarana rumah sakit. Juga kesiapan pangan. Ini Pak Wali sudah mengirimkan tertanggal 3 April," imbuhnya.
Ditegaskannya, daerah mendapatkan arahan agar dalam upaya menjaga ekonomi tidak jatuh terlalu jauh, UMKM perlu dijaga untuk tetap eksis.
"Karena di Pekanbaru hotel saja delapan tutup. Itu 300 orang lebih karyawan dirumahkan selama masa Covid-19. Arahan Menaker bagaimana BLK memaksimalkan pembuatan APD. Kan sederhana ini, bisa dibuat sendiri diberdayakan masyarakat," paparnya.
Yang penting juga mengenai kartu prakerja, disebut Ayat, Wako Pekanbaru Firdaus sudah memberikan perintah pada Disnaker.
"Sekarang masih pendataan. Data awal baru 2.000-an. Di Riau jatahnya itu 92 ribu lebih. Makanya Kadisnaker saya perintahkan mendata lagi. Karena menurut saya di Pekanbaru yang banyak," jelasnya.(sol/ali)