JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Olahraga bisa menyehatkan organ tubuh, termasuk jantung. Namun, olahraga berlebihan bisa juga tak sehat untuk jantung. Apalagi bagi mereka yang memang sudah punya penyakit jantung.
Lalu olahraga apa yang ideal untuk jantung lebih sehat?
Dokter spesialis jantung Siloam Hospitals Sriwijaya, dr. Arief Aji Subakti SpJP FIHA Cardiologist menjelaskan olahraga yang bersifat aerobik dan lakukan dengan durasi 30 menit sebanyak 3-5 hari dalam seminggu.
Menurut Arief, belakangan muncul beberapa kasus pada masyarakat terkait seseorang yang mengalami henti jantung saat berolahraga hingga berujung pada kematian. Mengapa bisa demikian?
Menurutnya, berhentinya jantung dimulai dari adanya timbunan lemak atau plak yang menghambat aliran pembuluh darah dan bisa lepas atau ikut terbawa aliran saat pacu jantung bekerja dengan berat, salah satunya melalui olahraga. Pada akhirnya saat plak itu terlepas akan menyumbat sepenuhnya pada aliran pembuluh darah yang mengakibatkan berhentinya pacu jantung.
“Lakukanlah olahraga yang ringan dan santai seperti berlari dan jalan santai atau joging selama diukur sesuai kemampuan dan jangan memaksakan jantung bekerja terlalu berat,” katanya dalam Webinar Health Talk tentang pencegahan dan penanggulangan penyakit jantung koroner (PJK) baru-baru ini.
Arief mengingatkan, usia muda bukan jaminan kita dapat hidup sehat. Maka lakukanlah pola hidup sehat dengan menghindari kebiasaan yang tak sehat seperti makanan tak sehat, stres, dan juga merokok.
“Lakukan pola hidup sehat dengan rajin berolahraga secara rutin dan jaga asupan gizi yang berimbang,” tegasnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman
JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Olahraga bisa menyehatkan organ tubuh, termasuk jantung. Namun, olahraga berlebihan bisa juga tak sehat untuk jantung. Apalagi bagi mereka yang memang sudah punya penyakit jantung.
Lalu olahraga apa yang ideal untuk jantung lebih sehat?
- Advertisement -
Dokter spesialis jantung Siloam Hospitals Sriwijaya, dr. Arief Aji Subakti SpJP FIHA Cardiologist menjelaskan olahraga yang bersifat aerobik dan lakukan dengan durasi 30 menit sebanyak 3-5 hari dalam seminggu.
Menurut Arief, belakangan muncul beberapa kasus pada masyarakat terkait seseorang yang mengalami henti jantung saat berolahraga hingga berujung pada kematian. Mengapa bisa demikian?
- Advertisement -
Menurutnya, berhentinya jantung dimulai dari adanya timbunan lemak atau plak yang menghambat aliran pembuluh darah dan bisa lepas atau ikut terbawa aliran saat pacu jantung bekerja dengan berat, salah satunya melalui olahraga. Pada akhirnya saat plak itu terlepas akan menyumbat sepenuhnya pada aliran pembuluh darah yang mengakibatkan berhentinya pacu jantung.
“Lakukanlah olahraga yang ringan dan santai seperti berlari dan jalan santai atau joging selama diukur sesuai kemampuan dan jangan memaksakan jantung bekerja terlalu berat,” katanya dalam Webinar Health Talk tentang pencegahan dan penanggulangan penyakit jantung koroner (PJK) baru-baru ini.
Arief mengingatkan, usia muda bukan jaminan kita dapat hidup sehat. Maka lakukanlah pola hidup sehat dengan menghindari kebiasaan yang tak sehat seperti makanan tak sehat, stres, dan juga merokok.
“Lakukan pola hidup sehat dengan rajin berolahraga secara rutin dan jaga asupan gizi yang berimbang,” tegasnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman