Senin, 23 Juni 2025

BBR Gelar Revitalisasi Tradisi Lisan di Siak

SIAK (RIAUPOS.CO) -Revitalisasi tadisi lisan nyayian pengantar tidur anak adalah suatu proses, cara, dan perbuatan untuk menghidupkan kembali tradisi yang sebelumnya terbedaya. Upaya revitalisasi diperlukan sebagai kesadaran untuk menghidupkan kembali tradisi yang kaya akan nilai-nilai kearifan lokal. 

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Siak, H Lukman SSos MPd menjelaskan hal itu saat membuka acara “Revitalisasi Nyanyian Pengantar Tidur Anak di Kabupaten Siak”, di salah satu hotel Siak Sriindrapura, Selasa (6/8). 

Menurut Kadis, dirinya sangat mengapresiasi kegiatan revitalisasi yang dilakukan Balai Bahasa Riau, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud)  yang bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Siak dari tanggal 5-7 Agustus 2019. 

Dalam acara yang diikuti 50 peserta  dari 10 sekolah setingkat SMP/MTs se Kabupaten Siak ini,  Lukman menyadari pentingnya tradisi lisan untuk dihidupkan kembali. Sebab, kebudayaan merupakan insfrastruktur lunak yang melekat pada diri bangsa. 

Baca Juga:  Asyiknya Berskuter

“Selama ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Siak sudah melakukan sejumlah upaya untuk menghidupkan kebudayaan. Salah satunya dengan mengadakan lomba-lomba bersayair, zapin, musik, dan senandung menidurkan anak beberapa waktu lalu. Saat ini kita juga menyiapkan pengadaan alat musik untuk 14 kecamatan di Kabupaten Siak,” kata Lukman.

Untuk itu, dia mengajak setiap sekolah mengidupkan tradisi lisan atau hal-hal yang terkait dengan kebudayaan yang ada di Kabupaten Siak.

Sementara itu Kepala Balai Bahasa Riau Drs Songgo A  Siruah MPd, menjelaskan, revitaliisasi Nyanyian Pengantar Tidur Anak merupakan bagian dari sastra. Revitalisasi itu penting dilakukan,  kata Songgi,  sebab, sastra memiliki fungsi menghibur, mendidik dan menginspirasi. Jadi sangat diperlukan apaya untuk menghidupkan kembali tradisi. Contonya, syair yang punya pesan dan nilai. 

Untuk itu Songgo menekankan pentingnya upaya revitalisasi sebagai upaya pelestrian tradisi. 

Baca Juga:  KLHK Beri 47 Penghargaan Terkait Penanganan Konflik Harimau Sumatera di Riau

“Ini adalah kekayaan lokal milik masyarakat Siak. Balai Bahasa Riau mengajak semua pihak untuk peduli dalam kegiatan tersebut. Sekolah bisa saja menjadikan kegiatan pelestarian tradisi lisan dalam kegiatan ekstra di sekolah,” kata Songo yang juga menyebutkan bahwa tradisi ini daya hidupnya sudah mulai lemah. Ini hasil penelitian Balai Bahasa Riau tahun 2017 lalu. 

Kegiatan diikuti oleh 50  dari 10 sekolah yang ada di Siak. Masing-masing sekolah mengirimkan 4 orang siswa dan satu orang guru. Kegatan yang berlangsung selama 3 hari berbentuk pelatihan Nyanyian Pengantar Tidur Anak  melatih siswa dan guru untuk bisa menjadi pelaku penyanyian dan pada akhir kegiatan setiap sekolah diberikan kesempatan tampil di depan narasumber dan pembimbing. 

Hadir sebagai narasumber adalah Winda Harniati MPd, Erni MPd, dan Drs Songgo A.Siruah MPd. 

Laporan: Hary B Koriun
Editor: Firman Agus

SIAK (RIAUPOS.CO) -Revitalisasi tadisi lisan nyayian pengantar tidur anak adalah suatu proses, cara, dan perbuatan untuk menghidupkan kembali tradisi yang sebelumnya terbedaya. Upaya revitalisasi diperlukan sebagai kesadaran untuk menghidupkan kembali tradisi yang kaya akan nilai-nilai kearifan lokal. 

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Siak, H Lukman SSos MPd menjelaskan hal itu saat membuka acara “Revitalisasi Nyanyian Pengantar Tidur Anak di Kabupaten Siak”, di salah satu hotel Siak Sriindrapura, Selasa (6/8). 

Menurut Kadis, dirinya sangat mengapresiasi kegiatan revitalisasi yang dilakukan Balai Bahasa Riau, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud)  yang bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Siak dari tanggal 5-7 Agustus 2019. 

Dalam acara yang diikuti 50 peserta  dari 10 sekolah setingkat SMP/MTs se Kabupaten Siak ini,  Lukman menyadari pentingnya tradisi lisan untuk dihidupkan kembali. Sebab, kebudayaan merupakan insfrastruktur lunak yang melekat pada diri bangsa. 

Baca Juga:  Ketua Umum Harley Davidson Club Indonesia Jadi Kapolda Sumbar

“Selama ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Siak sudah melakukan sejumlah upaya untuk menghidupkan kebudayaan. Salah satunya dengan mengadakan lomba-lomba bersayair, zapin, musik, dan senandung menidurkan anak beberapa waktu lalu. Saat ini kita juga menyiapkan pengadaan alat musik untuk 14 kecamatan di Kabupaten Siak,” kata Lukman.

- Advertisement -

Untuk itu, dia mengajak setiap sekolah mengidupkan tradisi lisan atau hal-hal yang terkait dengan kebudayaan yang ada di Kabupaten Siak.

Sementara itu Kepala Balai Bahasa Riau Drs Songgo A  Siruah MPd, menjelaskan, revitaliisasi Nyanyian Pengantar Tidur Anak merupakan bagian dari sastra. Revitalisasi itu penting dilakukan,  kata Songgi,  sebab, sastra memiliki fungsi menghibur, mendidik dan menginspirasi. Jadi sangat diperlukan apaya untuk menghidupkan kembali tradisi. Contonya, syair yang punya pesan dan nilai. 

- Advertisement -

Untuk itu Songgo menekankan pentingnya upaya revitalisasi sebagai upaya pelestrian tradisi. 

Baca Juga:  KPK Sesalkan Kemenkumham Belum Terapkan Tata Kelola Lapas Sepenuhnya

“Ini adalah kekayaan lokal milik masyarakat Siak. Balai Bahasa Riau mengajak semua pihak untuk peduli dalam kegiatan tersebut. Sekolah bisa saja menjadikan kegiatan pelestarian tradisi lisan dalam kegiatan ekstra di sekolah,” kata Songo yang juga menyebutkan bahwa tradisi ini daya hidupnya sudah mulai lemah. Ini hasil penelitian Balai Bahasa Riau tahun 2017 lalu. 

Kegiatan diikuti oleh 50  dari 10 sekolah yang ada di Siak. Masing-masing sekolah mengirimkan 4 orang siswa dan satu orang guru. Kegatan yang berlangsung selama 3 hari berbentuk pelatihan Nyanyian Pengantar Tidur Anak  melatih siswa dan guru untuk bisa menjadi pelaku penyanyian dan pada akhir kegiatan setiap sekolah diberikan kesempatan tampil di depan narasumber dan pembimbing. 

Hadir sebagai narasumber adalah Winda Harniati MPd, Erni MPd, dan Drs Songgo A.Siruah MPd. 

Laporan: Hary B Koriun
Editor: Firman Agus

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

SIAK (RIAUPOS.CO) -Revitalisasi tadisi lisan nyayian pengantar tidur anak adalah suatu proses, cara, dan perbuatan untuk menghidupkan kembali tradisi yang sebelumnya terbedaya. Upaya revitalisasi diperlukan sebagai kesadaran untuk menghidupkan kembali tradisi yang kaya akan nilai-nilai kearifan lokal. 

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Siak, H Lukman SSos MPd menjelaskan hal itu saat membuka acara “Revitalisasi Nyanyian Pengantar Tidur Anak di Kabupaten Siak”, di salah satu hotel Siak Sriindrapura, Selasa (6/8). 

Menurut Kadis, dirinya sangat mengapresiasi kegiatan revitalisasi yang dilakukan Balai Bahasa Riau, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud)  yang bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Siak dari tanggal 5-7 Agustus 2019. 

Dalam acara yang diikuti 50 peserta  dari 10 sekolah setingkat SMP/MTs se Kabupaten Siak ini,  Lukman menyadari pentingnya tradisi lisan untuk dihidupkan kembali. Sebab, kebudayaan merupakan insfrastruktur lunak yang melekat pada diri bangsa. 

Baca Juga:  KLHK Beri 47 Penghargaan Terkait Penanganan Konflik Harimau Sumatera di Riau

“Selama ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Siak sudah melakukan sejumlah upaya untuk menghidupkan kebudayaan. Salah satunya dengan mengadakan lomba-lomba bersayair, zapin, musik, dan senandung menidurkan anak beberapa waktu lalu. Saat ini kita juga menyiapkan pengadaan alat musik untuk 14 kecamatan di Kabupaten Siak,” kata Lukman.

Untuk itu, dia mengajak setiap sekolah mengidupkan tradisi lisan atau hal-hal yang terkait dengan kebudayaan yang ada di Kabupaten Siak.

Sementara itu Kepala Balai Bahasa Riau Drs Songgo A  Siruah MPd, menjelaskan, revitaliisasi Nyanyian Pengantar Tidur Anak merupakan bagian dari sastra. Revitalisasi itu penting dilakukan,  kata Songgi,  sebab, sastra memiliki fungsi menghibur, mendidik dan menginspirasi. Jadi sangat diperlukan apaya untuk menghidupkan kembali tradisi. Contonya, syair yang punya pesan dan nilai. 

Untuk itu Songgo menekankan pentingnya upaya revitalisasi sebagai upaya pelestrian tradisi. 

Baca Juga:  Penanganan Karhutla Kian Komprehensif

“Ini adalah kekayaan lokal milik masyarakat Siak. Balai Bahasa Riau mengajak semua pihak untuk peduli dalam kegiatan tersebut. Sekolah bisa saja menjadikan kegiatan pelestarian tradisi lisan dalam kegiatan ekstra di sekolah,” kata Songo yang juga menyebutkan bahwa tradisi ini daya hidupnya sudah mulai lemah. Ini hasil penelitian Balai Bahasa Riau tahun 2017 lalu. 

Kegiatan diikuti oleh 50  dari 10 sekolah yang ada di Siak. Masing-masing sekolah mengirimkan 4 orang siswa dan satu orang guru. Kegatan yang berlangsung selama 3 hari berbentuk pelatihan Nyanyian Pengantar Tidur Anak  melatih siswa dan guru untuk bisa menjadi pelaku penyanyian dan pada akhir kegiatan setiap sekolah diberikan kesempatan tampil di depan narasumber dan pembimbing. 

Hadir sebagai narasumber adalah Winda Harniati MPd, Erni MPd, dan Drs Songgo A.Siruah MPd. 

Laporan: Hary B Koriun
Editor: Firman Agus

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari