Jumat, 20 September 2024

Waspada Modus Penipuan Berkedok Galang Dana di Medsos

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Media sosial (medsos) Facebook sedang mengalami gelombang aktivitas kampanye berupa penggalangan dana. Yang menjadi masalah yakni penggalangan dana tersebut sering kali dijadikan modus penipuan. Jumlahnya bahkan tak sedikit.

Polanya cukup sederhana. Pelaku akan membuat sebuah grup kemudian mereka tambahkan beberapa konten untuk di-posting. Mereka akan memberikan rincian cara melakukan transfer bank didukung dengan komentar yang cukup terlihat ramai. Hal ini guna meyakinkan sekaligus memancing rasa iba, sehingga korban mau mentransfer sejumlah uang.

Grup tersebut cenderung akan bersifat klise (mengikuti template). Nama grup berisi permohonan bantuan dan konten posting-an akan menggambarkan sebuah cerita emosional. Biasanya tentang anak-anak yang menderita penyakit parah, kemudian diilustrasikan oleh foto dan video yang di-posting pada laman grup.

Beberapa unggahan biasanya menyalin kata demi kata dari grup penipuan lainnya. Satu-satunya detail yang berbeda di setiap grup adalah nama anak, diagnosa penyakit, dan nama rumah sakit tempat mereka menerima perawatan. Sering kali informasi kontak dan rincian transfer bank tertera persis sama pada beberapa grup. Hal ini menjadi indikator penipuan yang paling dapat diandalkan dan seharusnya mudah untuk diketahui.

- Advertisement -

Grup penipuan baru dapat muncul setiap bulannya. Meski keluhan masyarakat mampu menghentikan aksi nakal tersebut, namun masih terdapat beberapa pengguna sudah terlanjur masuk dan melakukan transfer sejumlah dana kepada para penipu.

Lantas bagaimana cara mengenali pola penipuan berkedok penggalangan dana tersebut? Bagaimana cara untuk membedakan penipuan dan penggalangan dana sebenarnya dari sebuah Yayasan?

- Advertisement -

Tentu saja, bersamaan dengan grup palsu di Facebook, orang-orang yang benar-benar memiliki masalah juga melakukan pengumpulan dana. Oleh karena itu, ini tidak mengajak masyarakat untuk mengabaikan semua permintaan bantuan di internet, namun untuk mengajak pengguna agar lebih cermat dan berhati-hati.

Soal penipuan berkedok penggalangan dana, Kaspersky, perusahaan keamanan siber merangkum daftar petunjuk untuk mempertimbangkan apakah kampanye penggalangan dana tersebut asli atau tidak. Berikut polanya.

Usia Grup dan Isi Kontennya

Apabila grup baru berusia beberapa minggu dan hanya berisi sekitar tiga posting, namun telah dilihat dan di re-posting beberapa ribu kali, kemungkinan besar grup ini dijalankan oleh para pelaku penipuan. Sebuah komunitas yang asli tentu membutuhkan beberapa waktu untuk berkembang dan mengorganisir grup-grup guna memberikan lebih banyak informasi secara signifikan.

Baca Juga:  Cemas, AS Evakuasi Staf Kedubes di Ukraina

Tekanan Bagi yang Melihat untuk Merasa Iba

Penggunaan video emosional, ketersediaan foto-foto berkualitas rendah, ayat-ayat sedih, dan banyaknya teks yang menggunakan huruf kapital serta tanda seru telah dirancang untuk membuat siapa pun yang melihat bertindak secara spontan tanpa berpikir kritis mengenai kebenaran cerita.

Menurut Kaspersky, organisasi yang menghargai diri sendiri biasanya tidak menggunakan tindakan seperti itu. Sebab, bagi mereka lebih penting untuk membangun hubungan saling percaya dengan kesukarelaan dan dapat terus memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan pada masa depan.

Oleh karena itu, komunitas sesungguhnya akan menceritakan kisah pasien mereka dalam bahasa yang sederhana, tanpa daya tarik emosional yang kuat, dan memberikan deskripsi terperinci tentang bagaimana perawatan berjalan serta bagaimana mereka mamanfaatkan uang yang telah diterima. Para penipu di sisi lain, memiliki keinginan untuk memperoleh uang sebanyak mungkin sebelum grupnya ditutup, sehingga mereka menggunakan tekanan emosional yang mendesak.

Misalnya, dalam grup penipu, tujuan penggalangan dana biasanya dituliskan ‘almost reach’ atau hampir tercapai meskipun grup tersebut baru dibuat oleh komunitas. Pada saat yang sama, mereka juga akan mengatakan, ‘urgent bill’ atau tagihan mendesak yang harus segera dibayarkan dan karena itu mereka membutuhkan uang Anda segera. Semakin terburu-buru, semakin kecil kemungkinan Anda memverifikasi apakah kampanye tersebut asli atau tidak.

Jika terdapat permintaan dana yang bersifat seperti itu, berhati-hatilah karena bisa menjadi pertanda yang mencurigakan. “Tentu saja, seorang ibu yang putus asa atas buah hati yang menderita sakit parah dapat menulis posting emosional untuk meminta bantuan, namun tidak berarti ia akan memasukkan puisi sedih. Akan lebih mungkin si ibu akan memberikan deskripsi terperinci mengenai penyakit sang buah hati dan apa yang sedang dilakukan untuk melawannya,” ujar pihak Kaspersky dalam keterangan tertulisnya kepada JawaPos.com.

Oleh karena itu, bijaksanalah dalam memperhatikan semua faktor secara menyeluruh. Bukan hanya gaya presentasi saja.

Tidak Dilengkapi Dokumentasi Pendukung

Pola ketiga, secara umum, grup penipu tidak akan memiliki jejak laporan atau catatan medis lainnya. Bahkan jika tersedia, maka yang melihat harus membacanya dengan saksama dan memastikan bahwa dokumen tersebut cocok dengan rincian permintaan bantuan.

Baca Juga:  Atur Jaminan Sosial Ekonomi Hingga Sanksi

Misalnya, terdapat satu grup pengumpulan dana untuk perawatan seorang anak perempuan yang menderita penyakit jantung, namun pemilik akun justru mem-posting foto-foto laporan medis yang menyatakan bahwa anak tersebut menderita Down Syndrome. Bisa jadi sang anak memiliki kedua diagnosa, tetapi informasi tidak relevan yang hanya membingungkan pengguna merupakan tanda kuat bahwa terdapat sesuatu yang salah dengan grup tersebut.

Tanggapan untuk Pertanyaan Klarifikasi

Menjadi hal biasa bagi orang-orang yang peduli untuk meminta lebih banyak rincian informasi dari pengurus grup. Permintaan pembaruan tentang kondisi anak, informasi tentang penyakit dan perawatannya, bahkan nama-nama dokter serta perawat mereka. Dalam grup penipuan, komentar ini akan dihapus dengan sangat cepat dan pengguna yang mem-posting komentar akan diblokir.

Situs Web Yayasan

Biasanya tautan yang mengarah ke situs web resmi organisasi amal akan ditampilkan pada laman grup penipu. Inilah cara para pelaku penipuan meningkatkan kepercayaan kamu pada mereka dengan menunjukkan bahwa grup tersebut tidak hanya ada di Facebook. Jika kamu mengunjungi situs web tersebut, tidak disarankan untuk memasukkan informasi apapun tanpa adanya kejelasan terlebih dahulu.

Mulailah dengan mencatat tanggal pembaruan paling akhir dan memverifikasi apakah situs web tersebut memuat laporan mengenai pendapatan dan pengeluarannya. Yayasan amal biasanya memublikasikan informasi tersebut. Jika sebuah situs web mengumpulkan uang tetapi tidak melaporkan keuangannya, organisasi tersebut tidak dapat dipercaya.

Menolong namun Tetap Berpikir Kritis

Terakhir, keinginan untuk membantu orang lain adalah dorongan yang sangat luar biasa. Namun, seperti hal lainnya dalam hidup, kamu akan lebih bermanfaat bagi orang lain jika tidak bertindak impulsif dan tetap berpikir secara kritis.

Untuk memastikan bahwa uang kamu benar-benar digunakan dengan tepat dan tidak masuk ke dalam kantong penipu, luangkan sedikit waktu untuk memverifikasi cerita di balik setiap permintaan penggalangan dana yang kamu terima.

Mungkin cara terbaiknya adalah menyumbangkan uang kamu ke yayasan amal yang sudah dikenal dan bukan kepada individu. Dengan begitu, kamu dapat meyakini bahwa dana yang disumbangkan sampai ke tangan yang aman.

Editor : Fadhil Al Birra

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Media sosial (medsos) Facebook sedang mengalami gelombang aktivitas kampanye berupa penggalangan dana. Yang menjadi masalah yakni penggalangan dana tersebut sering kali dijadikan modus penipuan. Jumlahnya bahkan tak sedikit.

Polanya cukup sederhana. Pelaku akan membuat sebuah grup kemudian mereka tambahkan beberapa konten untuk di-posting. Mereka akan memberikan rincian cara melakukan transfer bank didukung dengan komentar yang cukup terlihat ramai. Hal ini guna meyakinkan sekaligus memancing rasa iba, sehingga korban mau mentransfer sejumlah uang.

Grup tersebut cenderung akan bersifat klise (mengikuti template). Nama grup berisi permohonan bantuan dan konten posting-an akan menggambarkan sebuah cerita emosional. Biasanya tentang anak-anak yang menderita penyakit parah, kemudian diilustrasikan oleh foto dan video yang di-posting pada laman grup.

Beberapa unggahan biasanya menyalin kata demi kata dari grup penipuan lainnya. Satu-satunya detail yang berbeda di setiap grup adalah nama anak, diagnosa penyakit, dan nama rumah sakit tempat mereka menerima perawatan. Sering kali informasi kontak dan rincian transfer bank tertera persis sama pada beberapa grup. Hal ini menjadi indikator penipuan yang paling dapat diandalkan dan seharusnya mudah untuk diketahui.

Grup penipuan baru dapat muncul setiap bulannya. Meski keluhan masyarakat mampu menghentikan aksi nakal tersebut, namun masih terdapat beberapa pengguna sudah terlanjur masuk dan melakukan transfer sejumlah dana kepada para penipu.

Lantas bagaimana cara mengenali pola penipuan berkedok penggalangan dana tersebut? Bagaimana cara untuk membedakan penipuan dan penggalangan dana sebenarnya dari sebuah Yayasan?

Tentu saja, bersamaan dengan grup palsu di Facebook, orang-orang yang benar-benar memiliki masalah juga melakukan pengumpulan dana. Oleh karena itu, ini tidak mengajak masyarakat untuk mengabaikan semua permintaan bantuan di internet, namun untuk mengajak pengguna agar lebih cermat dan berhati-hati.

Soal penipuan berkedok penggalangan dana, Kaspersky, perusahaan keamanan siber merangkum daftar petunjuk untuk mempertimbangkan apakah kampanye penggalangan dana tersebut asli atau tidak. Berikut polanya.

Usia Grup dan Isi Kontennya

Apabila grup baru berusia beberapa minggu dan hanya berisi sekitar tiga posting, namun telah dilihat dan di re-posting beberapa ribu kali, kemungkinan besar grup ini dijalankan oleh para pelaku penipuan. Sebuah komunitas yang asli tentu membutuhkan beberapa waktu untuk berkembang dan mengorganisir grup-grup guna memberikan lebih banyak informasi secara signifikan.

Baca Juga:  Atur Jaminan Sosial Ekonomi Hingga Sanksi

Tekanan Bagi yang Melihat untuk Merasa Iba

Penggunaan video emosional, ketersediaan foto-foto berkualitas rendah, ayat-ayat sedih, dan banyaknya teks yang menggunakan huruf kapital serta tanda seru telah dirancang untuk membuat siapa pun yang melihat bertindak secara spontan tanpa berpikir kritis mengenai kebenaran cerita.

Menurut Kaspersky, organisasi yang menghargai diri sendiri biasanya tidak menggunakan tindakan seperti itu. Sebab, bagi mereka lebih penting untuk membangun hubungan saling percaya dengan kesukarelaan dan dapat terus memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan pada masa depan.

Oleh karena itu, komunitas sesungguhnya akan menceritakan kisah pasien mereka dalam bahasa yang sederhana, tanpa daya tarik emosional yang kuat, dan memberikan deskripsi terperinci tentang bagaimana perawatan berjalan serta bagaimana mereka mamanfaatkan uang yang telah diterima. Para penipu di sisi lain, memiliki keinginan untuk memperoleh uang sebanyak mungkin sebelum grupnya ditutup, sehingga mereka menggunakan tekanan emosional yang mendesak.

Misalnya, dalam grup penipu, tujuan penggalangan dana biasanya dituliskan ‘almost reach’ atau hampir tercapai meskipun grup tersebut baru dibuat oleh komunitas. Pada saat yang sama, mereka juga akan mengatakan, ‘urgent bill’ atau tagihan mendesak yang harus segera dibayarkan dan karena itu mereka membutuhkan uang Anda segera. Semakin terburu-buru, semakin kecil kemungkinan Anda memverifikasi apakah kampanye tersebut asli atau tidak.

Jika terdapat permintaan dana yang bersifat seperti itu, berhati-hatilah karena bisa menjadi pertanda yang mencurigakan. “Tentu saja, seorang ibu yang putus asa atas buah hati yang menderita sakit parah dapat menulis posting emosional untuk meminta bantuan, namun tidak berarti ia akan memasukkan puisi sedih. Akan lebih mungkin si ibu akan memberikan deskripsi terperinci mengenai penyakit sang buah hati dan apa yang sedang dilakukan untuk melawannya,” ujar pihak Kaspersky dalam keterangan tertulisnya kepada JawaPos.com.

Oleh karena itu, bijaksanalah dalam memperhatikan semua faktor secara menyeluruh. Bukan hanya gaya presentasi saja.

Tidak Dilengkapi Dokumentasi Pendukung

Pola ketiga, secara umum, grup penipu tidak akan memiliki jejak laporan atau catatan medis lainnya. Bahkan jika tersedia, maka yang melihat harus membacanya dengan saksama dan memastikan bahwa dokumen tersebut cocok dengan rincian permintaan bantuan.

Baca Juga:  Unboxing realme 7 64MP Power Master

Misalnya, terdapat satu grup pengumpulan dana untuk perawatan seorang anak perempuan yang menderita penyakit jantung, namun pemilik akun justru mem-posting foto-foto laporan medis yang menyatakan bahwa anak tersebut menderita Down Syndrome. Bisa jadi sang anak memiliki kedua diagnosa, tetapi informasi tidak relevan yang hanya membingungkan pengguna merupakan tanda kuat bahwa terdapat sesuatu yang salah dengan grup tersebut.

Tanggapan untuk Pertanyaan Klarifikasi

Menjadi hal biasa bagi orang-orang yang peduli untuk meminta lebih banyak rincian informasi dari pengurus grup. Permintaan pembaruan tentang kondisi anak, informasi tentang penyakit dan perawatannya, bahkan nama-nama dokter serta perawat mereka. Dalam grup penipuan, komentar ini akan dihapus dengan sangat cepat dan pengguna yang mem-posting komentar akan diblokir.

Situs Web Yayasan

Biasanya tautan yang mengarah ke situs web resmi organisasi amal akan ditampilkan pada laman grup penipu. Inilah cara para pelaku penipuan meningkatkan kepercayaan kamu pada mereka dengan menunjukkan bahwa grup tersebut tidak hanya ada di Facebook. Jika kamu mengunjungi situs web tersebut, tidak disarankan untuk memasukkan informasi apapun tanpa adanya kejelasan terlebih dahulu.

Mulailah dengan mencatat tanggal pembaruan paling akhir dan memverifikasi apakah situs web tersebut memuat laporan mengenai pendapatan dan pengeluarannya. Yayasan amal biasanya memublikasikan informasi tersebut. Jika sebuah situs web mengumpulkan uang tetapi tidak melaporkan keuangannya, organisasi tersebut tidak dapat dipercaya.

Menolong namun Tetap Berpikir Kritis

Terakhir, keinginan untuk membantu orang lain adalah dorongan yang sangat luar biasa. Namun, seperti hal lainnya dalam hidup, kamu akan lebih bermanfaat bagi orang lain jika tidak bertindak impulsif dan tetap berpikir secara kritis.

Untuk memastikan bahwa uang kamu benar-benar digunakan dengan tepat dan tidak masuk ke dalam kantong penipu, luangkan sedikit waktu untuk memverifikasi cerita di balik setiap permintaan penggalangan dana yang kamu terima.

Mungkin cara terbaiknya adalah menyumbangkan uang kamu ke yayasan amal yang sudah dikenal dan bukan kepada individu. Dengan begitu, kamu dapat meyakini bahwa dana yang disumbangkan sampai ke tangan yang aman.

Editor : Fadhil Al Birra

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari